Birdy

Birdy

Plot

Film tahun 1984, Birdy, yang disutradarai oleh Alan Parker, adalah eksplorasi yang pedih dan kuat tentang trauma psikologis yang diakibatkan oleh perang pada dua pemuda. Film ini diadaptasi dari novel dengan nama yang sama karya William Wharton, dan menyelami tema-tema kompleks tentang identitas, persahabatan, dan efek kekerasan pada jiwa manusia. Ceritanya berpusat pada dua sahabat masa kecil, Al (Matthew Modine) dan Birdy (Nicolas Cage), yang tumbuh bersama di sebuah kota kecil di New Jersey. Al adalah seorang pemuda yang praktis dan membumi, sementara Birdy adalah seorang penggemar burung yang selalu terpesona oleh keindahan dan kebebasan burung. Seiring bertambahnya usia, kehidupan mereka mengambil jalan yang berbeda, dengan Al mengejar jalur yang lebih tradisional, kuliah dan mengembangkan karir sebagai pengusaha. Birdy, di sisi lain, mendaftar di ketentaraan dan dikirim ke Vietnam, di mana ia sangat trauma oleh kengerian perang. Sekembalinya ke Amerika Serikat, Birdy dirawat di rumah sakit jiwa, di mana ia didiagnosis menderita skizofrenia. Kondisinya diperburuk oleh keyakinan obsesifnya bahwa dia adalah seekor burung, dan bahwa dia telah dikirim ke rumah sakit dari langit. Al mengunjungi Birdy di rumah sakit jiwa, di mana ia menemukan bahwa temannya telah kehilangan semua kontak dengan kenyataan. Birdy percaya bahwa dia adalah seekor burung yang telah terluka dan dikirim ke rumah sakit, dan bahwa tubuh manusianya hanyalah cangkang yang harus ia bebaskan. Al terkejut dan patah hati dengan kondisi Birdy, dan ia mencoba menjangkau temannya, tetapi tidak berhasil. Seiring berjalannya cerita, Al belajar lebih banyak tentang pengalaman Birdy di Vietnam, dan kekejaman yang ia saksikan dan lakukan selama perang. Dia mulai memahami bahwa kondisi Birdy adalah mekanisme koping, cara bagi temannya untuk mengatasi trauma dan rasa bersalah yang ia rasakan karena selamat dari perang sementara banyak orang lain tidak. Kunjungan Al ke Birdy menjadi lebih sering, dan ia mulai melihat perspektif temannya, untuk memahami mengapa ia percaya bahwa ia adalah seekor burung. Dia mulai mengidentifikasi diri dengan rasa sakit dan penderitaan Birdy, dan dia mulai mempertanyakan tempatnya sendiri di dunia, rasa tujuan dan identitasnya sendiri. Al menyadari bahwa dia juga telah terpengaruh oleh perang, bahwa dia juga telah kehilangan kontak dengan kemanusiaannya sendiri. Melalui interaksinya dengan Birdy, Al mulai menghargai keindahan dan kebebasan burung, seperti yang selalu dilakukan Birdy. Dia belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda, untuk menghargai kerapuhan dan keindahan hidup. Al mulai mempertanyakan nilai dan prioritasnya sendiri, dan dia mulai melihat bahwa ada lebih banyak hal dalam hidup daripada sekadar harta benda dan status sosial. Film ini mengambil perubahan dramatis ketika teman Al dan istrinya memiliki anak. Namun, dia mulai kehilangan cengkeramannya pada kenyataan dan percaya dia adalah seekor burung dan akan terbang, jadi dia memotong jarinya untuk menjauh dari kerumunan orang. Ini adalah salah satu momen ketika obsesi Birdy digambarkan sebagai teriakan minta tolong – upaya putus asa untuk melarikan diri dari trauma dan rasa sakit perang. Pada akhirnya, Al menyadari bahwa dia tidak dapat menyelamatkan Birdy dari ilusinya, tetapi dia bisa berada di sana untuknya, mendukung dan menghiburnya saat dia berjuang untuk mendapatkan kembali kewarasannya. Film ini berakhir dengan Al dan Birdy berbagi momen koneksi, momen pengertian dan empati. Birdy mulai mengerti bahwa Al ada untuknya, dan bahwa dia tidak sendirian dalam rasa sakit dan penderitaannya. Adegan terakhir memperlihatkan Al dan Birdy duduk bersama di bangku, memegang sarang burung. Birdy akhirnya mulai kembali ke kenyataan, dan Al ada di sana untuk mendukungnya di setiap langkah. Film ini berakhir dengan nada harapan, perasaan bahwa Birdy akhirnya dapat membebaskan diri dari ilusinya dan kembali ke dunia orang hidup. Temukan lebih lanjut tentang Birdy (1984) di sini.

Birdy screenshot 1
Birdy screenshot 2
Birdy screenshot 3

Ulasan