Black Is King

Black Is King

Plot

Black Is King, sebuah album visual yang diciptakan oleh Queen Bey, adalah perayaan luar biasa dari penemuan jati diri, budaya, dan semangat tak tergoyahkan dari orang-orang diaspora Afrika. Proyek yang memukau secara visual dan sangat pribadi ini adalah penggambaran ulang pelajaran abadi dari Disney's The Lion King (2019) untuk generasi baru raja dan ratu muda dalam mengejar mahkota mereka sendiri. Narasi Black Is King bukanlah penceritaan ulang langsung dari kisah The Lion King, melainkan respons spiritual dan puitis terhadap tema-temanya. Album ini terdiri dari 17 lagu, termasuk "Spirit," yang ditampilkan dalam remake live-action The Lion King. Setiap lagu berfungsi sebagai bab dalam cerita yang lebih besar, menjalin permadani mitos, legenda, dan pengalaman pribadi. Kisah dimulai dengan seorang pangeran muda, yang melambangkan seorang pria kulit hitam muda, yang berjuang untuk menerima identitasnya dan rasa tujuan di dunia. Dia terpecah antara keinginan untuk menyenangkan orang tuanya dan mempertahankan status quo, dan kerinduan untuk melepaskan diri dari tradisi dan menempa jalannya sendiri. Seiring berjalannya album, perjalanan sang pangeran mencerminkan perjalanan pahlawan saat ia menghadapi serangkaian cobaan dan tantangan yang menguji keberanian, kecerdasan, dan tekadnya. Sepanjang jalan, ia bertemu dengan sejumlah karakter yang mewujudkan berbagai aspek budaya Afrika dan identitas diaspora. Ada Mama Odie, matriark yang bijaksana dan penuh teka-teki yang bertindak sebagai pemandu dan mentor spiritual bagi sang pangeran. Kehadirannya merupakan pengingat akan pentingnya kebijaksanaan para tetua, warisan budaya, dan hubungan dengan tanah dan leluhur. Kemudian ada Dora Milaje, sekelompok prajurit dari Wakanda yang mewujudkan kekuatan, ketahanan, dan perlindungan sengit wanita Afrika. Para wanita ini adalah penjaga tradisi, budaya, dan identitas, dan mereka mengajarkan sang pangeran nilai cinta diri, harga diri, dan penentuan nasib sendiri. Album ini juga menampilkan penampilan dari Kendrick Lamar, Wizkid, Yemi Alade, dan Burna Boy, di antara yang lainnya. Para artisIni memberikan perspektif dan gaya unik mereka ke dalam narasi, menanamkan album dengan kepekaan modern dan koneksi mendalam ke pengalaman diaspora Afrika. Di seluruh album, Beyoncé menggunakan berbagai gaya visual dan musikal untuk menghidupkan cerita. Sinematografinya memukau, dengan lanskap yang rimbun, warna-warna cerah, dan perhatian yang tajam terhadap detail yang membenamkan pemirsa dalam dunia narasi. Musik juga merupakan karakter dalam cerita, dengan setiap lagu berfungsi sebagai bab dalam perjalanan sang pangeran. Dari "My Power" yang anthemic hingga "Don't Jealous Me" yang introspektif, setiap lagu adalah mahakarya dalam produksi, penulisan lagu, dan penampilan vokal. Pada akhirnya, Black Is King adalah kemenangan, sebuah karya seni yang sangat pribadi dan secara universal berhubungan. Ini adalah perayaan keindahan, keragaman, dan ketahanan budaya diaspora Afrika, dan bukti kekuatan musik dan seni untuk menginspirasi, mendidik, dan membangkitkan semangat. Pada akhirnya, perjalanan sang pangeran bukan hanya tentang menemukan mahkotanya sendiri, tetapi tentang merangkul identitas aslinya dan menjadi pemimpin yang seharusnya. Dia belajar untuk mencintai dirinya sendiri, menghormati warisannya, dan menggunakan karunia dan bakatnya untuk memberikan dampak positif pada dunia. Black Is King adalah tontonan wajib bagi siapa saja yang pernah berjuang dengan identitas, budaya, dan tempat mereka di dunia. Ini adalah pengingat bahwa cerita kita layak untuk diceritakan, dan bahwa suara kita layak didengarkan. Ini adalah panggilan untuk bertindak, seruan untuk generasi baru raja dan ratu muda untuk berdiri, bangga, dan mengklaim tempat mereka yang selayaknya di dunia.

Black Is King screenshot 1
Black Is King screenshot 2
Black Is King screenshot 3

Ulasan