Buck Rogers in the 25th Century
Plot
Pada tahun 1987, Kapten William "Buck" Rogers, seorang koboi antariksa yang karismatik, sedang dalam misi ketika pesawat luar angkasanya, Ranger 3, mengalami kerusakan fatal. Saat ia berjuang untuk mendapatkan kembali kendali, pesawat itu disambar petir, dan Buck terlempar ke dalam pusaran yang mengirimnya melaju melintasi waktu dan ruang. Ketika Buck terbangun, ia menemukan dirinya di tahun 2491, di tengah reruntuhan planet yang porak-poranda oleh perang. Bumi yang dulunya makmur telah dihancurkan oleh perang nuklir, dan umat manusia kini terlibat dalam konflik antarplanet melawan Kekaisaran Draconia yang jahat. Kedatangan Buck memicu keheranan sekaligus kecurigaan di kalangan penduduk dunia baru ini. Prajurit tangguh ini, mengenakan jaket merah ikoniknya dan menunjukkan sikap yang penuh lelucon, segera terlibat dalam jaringan intrik dan petualangan yang rumit. Ia bekerja sama dengan Kolonel Wilma Deering, seorang pilot cerdas dan tangguh yang memimpin skuadron elit Direktorat Pertahanan Bumi, yaitu Wing People. Saat Buck menavigasi dunia baru yang berani ini, ia bertemu dengan berbagai karakter menarik, termasuk Pangeran Bennedict, pemimpin Draconia yang karismatik; Kane, seorang panglima perang alien yang licik; dan Dr. Huer, seorang ilmuwan brilian yang memiliki koneksi dengan kedua belah pihak. Dengan pistol laser andalannya di sampingnya, Buck harus menggunakan keterampilan terbangnya, kecerdikannya, dan pesona koboi kuno untuk bertahan hidup di dunia baru yang penuh bahaya ini. Sepanjang film, Buck merasa terpecah antara tugasnya untuk melindungi umat manusia dan rasa memiliki yang semakin besar di perbatasan yang aneh dan asing ini. Saat ia berhadapan dengan musuh-musuh tangguh dan mengakali lawan-lawan licik, Kapten William "Buck" Rogers membuktikan bahwa bahkan seorang pria dari era lain pun bisa menjadi pahlawan di abad ke-25.
Ulasan
Fiona
A thrilling ride through time and space, Buck Rogers in the 25th Century explores the chaos of a fractured Earth and humanity's struggle to survive interplanetary conflicts. The film's campy charm lies in its ability to blend retro-futuristic visuals with a gripping narrative, leaving viewers pondering the resilience of hope amidst apocalyptic scenarios.