Anak-Anak Surga

Anak-Anak Surga

Plot

Berlatar di jalanan Tehran yang miskin, "Anak-Anak Surga" adalah kisah yang mengharukan dan abadi tentang kepolosan, ketahanan seorang anak laki-laki, dan ikatan yang tak terpatahkan antara saudara kandung. Film yang disutradarai oleh Majid Majidi ini adalah eksplorasi yang terampil tentang jiwa manusia, menjalin narasi yang menyayat hati dan membangkitkan semangat. Ceritanya berkisar pada Ali, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal bersama adik perempuannya yang berusia 6 tahun, Zohre, di sebuah apartemen sederhana. Kehidupan mereka adalah perjuangan yang konstan, di mana setiap sen yang tersisa sangat berarti. Kakak beradik ini berbagi satu kamar dengan ibu mereka yang janda, yang bekerja tanpa lelah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perjuangan keuangan keluarga diperburuk oleh sifat riang Ali, yang sering menyebabkan kesalahan yang mahal, seperti kehilangan sepatunya. Pada hari ini, Ali sangat ceroboh, meninggalkan sepatu Zohre karena terburu-buru mengejar bus sekolah. Bus pergi tanpa mereka, dan kedua saudara kandung itu ditinggalkan dengan tangan kosong. Zohre sangat terpukul, karena sepatunya adalah satu-satunya yang dia miliki, dan dia tidak bisa bersekolah tanpanya. Ibu dari kedua saudara kandung itu bingung, mengetahui bahwa Zohre tidak bisa pergi ke sekolah tanpa alas kaki, tetapi mereka juga tidak mampu membeli sepatu baru. Seiring berjalannya hari, Ali dan Zohre membuat rencana cerdik untuk berbagi sepasang sepatu. Ali bergiliran memakai sepatu ke sekolah, sementara Zohre memakainya pada hari berikutnya. Pengaturan ini berjalan untuk sementara waktu, tetapi segera menjadi jelas bahwa solusi ini hanya sementara. Kaki Ali mulai sakit karena memakai sepatu sepanjang hari, dan mata Zohre terpaku pada sepasang sepatu baru yang indah yang dihadiahkan oleh kepala sekolah - yang sangat mengecewakan mereka. Kecerdikan dan kreativitas kedua saudara kandung itu diuji saat mereka menavigasi suka dan duka kehidupan sehari-hari mereka. Di sekolah, guru Ali, Bu Badiyi, menyadari kesulitan yang dialaminya dan menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan anak-anak muda ini. Kasih sayang dan kebaikannya memiliki dampak besar pada Ali dan Zohre, yang belajar menghargai nilai empati dan kebaikan. Melalui perjuangan mereka, kedua saudara kandung itu menemukan makna sejati dari pengorbanan dan tanggung jawab. Mereka belajar untuk saling mengandalkan, dan ikatan mereka semakin kuat. Ali menjadi lebih bertanggung jawab, sangat berhati-hati untuk mengembalikan sepatu Zohre kepadanya di malam hari. Sebagai imbalannya, Zohre menjadi lebih pengertian, menawarkan kata-kata penyemangat kepada Ali ketika dia sedang berjuang. Sementara itu, sifat riang Ali terus membuatnya mendapat masalah. Dia berkelahi dengan teman sekelas, yang menyebabkan kemunduran keuangan lain bagi keluarga. Namun, guru Ali, Bu Badiyi, melihat potensi dalam anak muda ini dan memutuskan untuk campur tangan. Dia mengidentifikasi bakat catur pada Ali dan mulai melatihnya secara diam-diam, menyadari bahwa keterampilan anak laki-laki itu bisa menjadi tiketnya keluar dari kemiskinan. Seiring berjalannya cerita, keterampilan catur Ali meningkat pesat, dan dia menjadi juara catur lokal. Namun, perjalanan ke turnamen catur penuh dengan rintangan, dan kedua saudara kandung itu menghadapi banyak kemunduran. Kesehatan ibu mereka mulai menurun, dan situasi keuangan keluarga menjadi semakin putus asa. Dalam peristiwa klimaks, Ali memenangkan turnamen catur, mendapatkan hadiah uang yang akan mengubah nasib keluarga. Namun, kemenangan itu datang dengan kejutan - Ali terlalu lelah untuk naik bus yang akan membawanya ke upacara penghargaan, dan dia ketinggalan. Hancur, Ali merasa bahwa semua kerja kerasnya sia-sia. Namun, film ini mengambil giliran yang mengharukan ketika Ali menyadari bahwa tindakannya telah menginspirasi gurunya, Bu Badiyi, untuk membuat beasiswa bagi anak-anak yang membutuhkan. Beasiswa tersebut akan didanai melalui hadiah uang yang dimenangkan Ali, dan dia sangat senang mengetahui bahwa usahanya akan berdampak abadi pada kehidupan orang lain. Film ini berakhir dengan catatan yang penuh harapan, saat Ali dan Zohre berbagi momen yang lembut, melambangkan ikatan mereka yang tak terpatahkan. Ali telah belajar nilai tanggung jawab dan empati, sementara Zohre telah mengembangkan rasa kasih sayang dan pengertian. Kehidupan kedua saudara kandung itu mungkin tidak berubah dalam semalam, tetapi pengalaman mereka telah mengajarkan pelajaran berharga yang akan tetap bersama mereka selama sisa hidup mereka.

Anak-Anak Surga screenshot 1
Anak-Anak Surga screenshot 2
Anak-Anak Surga screenshot 3

Ulasan