Devdas

Plot
Berlatar belakang permadani kaya India awal abad ke-20, epik Bollywood klasik, Devdas, adalah kisah cinta pedih tentang hasrat tak berbalas dan tragedi yang memilukan. Berdasarkan novel tahun 1917 dengan judul yang sama karya Sarat Chandra Chattopadhyay, kisah abadi ini membawa penonton ke kota Kalkuta yang semarak di awal tahun 1900-an. Kisah ini berkisar pada zamindar yang karismatik dan kaya raya, Devdas Mukherjee, yang diperankan oleh Shah Rukh Khan yang tak ada bandingannya. Seorang pria muda yang bangga dan sensitif, Devdas adalah keturunan keluarga Bengali yang terhormat. Dengan pikiran yang tajam, kecerdasan yang cepat, dan kehadiran yang mengesankan, ia menjadi buah hati semua orang. Namun, Devdas dihantui oleh rasa tidak aman dan tidak mampu yang mendalam, yang berasal dari ketidakmampuannya untuk menikahi cinta dalam hidupnya. Parno Mittra hadir sebagai Parvati, putri cantik dan menawan dari seorang pemilik tanah kaya. Devdas dan Parvati tumbuh bersama, bertukar surat cinta, dan ikatan mereka semakin dalam seiring waktu. Namun, perbedaan sosial mereka dan pertentangan keluarga mereka membuat cinta mereka mustahil. Devdas, menyadari norma dan konvensi sosial yang mengatur kehidupan mereka, dengan enggan menerima situasi tersebut, tetapi hatinya tetap berat dengan beban cinta tak berbalas. Seiring berjalannya waktu, Devdas menjadi semakin menarik diri dan terisolasi. Rasa sakit dan penderitaannya meluap, dan dia beralih ke botol sebagai sarana untuk melarikan diri dari kesengsaraannya. Dia mulai minum banyak, perlahan kehilangan kendali atas hidupnya dan hubungannya. Keluarga, teman, dan bahkan Parvati mencoba untuk campur tangan, tetapi Devdas terlalu bangga untuk menerima bantuan mereka. Ketergantungannya pada alkohol tumbuh, dan dia menjadi semakin bergantung padanya untuk menumpulkan sakitnya cinta yang hilang. Aishwarya Rai Bachchan hadir sebagai Chandramukhi, seorang wanita penghibur yang mempesona dengan kecantikan dan kecerdasan yang tak tertandingi. Seorang penari, penyanyi, dan penggoda yang terampil, Chandramukhi adalah lambang daya pikat dan kecanggihan. Devdas tertarik pada kehadirannya yang magnetis, dan saat persahabatan mereka berkembang, Chandramukhi menjadi kepercayaannya, teman, dan akhirnya, pendampingnya. Namun, Chandramukhi tidak seperti wanita penghibur lainnya. Dia baik, penyayang, dan benar-benar peduli pada Devdas. Dia mencoba untuk membawanya keluar dari jurangnya, untuk membuatnya melihat dunia dengan mata yang segar, tetapi Devdas sudah terlalu jauh, diliputi oleh rasa sakit dan minumannya. Chandramukhi mencoba membantunya, menjadi temannya, tetapi pada akhirnya, dia menyadari bahwa dia hanya bisa melakukan begitu banyak. Saat kecanduan Devdas memburuk, hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya mulai rusak. Ibunya, Parvati, dan bahkan Chandramukhi mencoba melakukan intervensi, tetapi Devdas menolak untuk mendengarkan. Hidupnya lepas kendali, dan masa depannya yang dulunya menjanjikan hancur berantakan. Sinematografi film ini sangat memukau, menangkap kemewahan dan kemegahan era kolonial Kalkuta dengan presisi yang menakjubkan. Dari istana-istana megah hingga jalan-jalan sempit dan berliku di kota tua, setiap bingkai adalah karya seni. Devdas, film tahun 2002 yang disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali, adalah mahakarya dalam pembuatan film. Dengan penampilan luar biasa dari para aktor utama, musik yang memukau dari Ismail Darbar, dan visual yang menakjubkan, film ini melampaui waktu dan batasan, berbicara langsung ke jiwa. Ini adalah bukti kekuatan cinta yang abadi, dampak dahsyat dari hasrat tak berbalas, dan sifat destruktif dari kecanduan. Film ini berakhir dengan nada tragis, dengan Devdas dan Parvati selamanya kehilangan satu sama lain. Devdas terbaring di ranjang kematiannya, dikelilingi oleh Chandramukhi, ibunya, dan teman-temannya, matanya dipenuhi air mata saat dia terlambat menyadari bahwa dia telah menyia-nyiakan hidupnya untuk mimpi yang sia-sia tentang cinta yang mustahil. Saat layar memudar menjadi hitam, seseorang tidak bisa tidak merasakan kesedihan dan keputusasaan yang mendalam. Film ini meninggalkan penonton dengan gambaran menghantui tentang jiwa yang hilang, yang dilahap oleh iblisnya sendiri, dan pengingat pedih bahwa beberapa luka tidak akan pernah bisa disembuhkan.
Ulasan
Rekomendasi
