Kota Rekayasa

Plot
Kota Rekayasa (Fabricated City), sebuah film aksi fiksi ilmiah Korea Selatan tahun 2017 yang disutradarai oleh Park Kwae-Hyun, menggali sisi gelap dari game realitas virtual dan implikasinya di dunia nyata. Film ini berkisah tentang Kwon Yoo (diperankan oleh Ji Chang-wook), seorang penerima tunjangan pengangguran yang hidupnya terbalik ketika ia dijebak atas pembunuhan seorang petugas polisi di dunia nyata. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Kwon Yoo memiliki keterampilan kepemimpinan yang luar biasa, yang ia gunakan untuk menaklukkan game realitas virtual dengan nama pengguna 'Ajeossi' (berarti 'orang tua' dalam bahasa Korea). Kehidupan virtual Kwon Yoo berubah drastis ketika ia ditangkap dan dituduh melakukan pembunuhan. Saat ia dengan panik mencoba membersihkan namanya, ia bertemu dengan seorang peretas berbakat bernama Tae Yeo-Wool (diperankan oleh Ahn Jae-hyun), yang memiliki keterampilan luar biasa dalam menavigasi sudut-sudut gelap internet. Tae Yeo-Wool setuju untuk membantu Kwon Yoo mengungkap kebenaran di balik pembunuhan itu, dan bersama-sama, mereka memulai pencarian untuk mengungkap jaringan penipuan dan korupsi yang rumit. Saat Kwon Yoo dan Tae Yeo-Wool semakin dalam menyelidiki kasus ini, mereka mengungkap dunia rahasia gelap yang mengelilingi komunitas game realitas virtual. Di dunia virtual ini, pemain tidak terikat oleh batasan moral yang sama seperti di kehidupan nyata, menciptakan lingkungan yang matang untuk eksploitasi dan manipulasi. Duo ini menemukan bahwa dugaan pembunuhan itu bukanlah insiden yang terisolasi, melainkan bagian dari konspirasi yang lebih besar yang melibatkan pejabat pemerintah yang korup, kelompok kejahatan terorganisir, dan bahkan agen penegak hukum. Selama penyelidikan mereka, Kwon Yoo dan Tae Yeo-Wool bertemu dengan berbagai karakter, masing-masing dengan agenda dan motivasi mereka sendiri. Ada Ji-Sung, seorang peretas yang kejam dan licik yang menjadi antagonis utama film ini; Min-Suh, seorang detektif yang bertekad untuk memecahkan kasus ini; dan Jin-Seo, karakter misterius dan menggoda yang terlibat dalam pencarian keadilan Kwon Yoo. Karakter-karakter ini, bersama dengan beberapa karakter lainnya, menambah kedalaman dan kompleksitas pada narasi, menggarisbawahi tema-tema gelap tentang korupsi, kekuasaan, dan penipuan yang meresap dalam cerita. Salah satu aspek film yang paling mencolok adalah eksplorasinya terhadap garis kabur antara realitas dan realitas virtual. Saat Kwon Yoo menjelajahi dunia virtual, ia mulai mempertanyakan hakikat realitas itu sendiri. Dia mulai bertanya-tanya apakah kehidupan yang dia bangun di dunia virtual benar-benar terpisah dari pengalaman kehidupan nyatanya atau apakah itu hanyalah perpanjangan dari keadaan psikologisnya. Krisis eksistensial ini ditenun dengan terampil di seluruh narasi, menambahkan lapisan introspeksi filosofis ke alur cerita yang penuh aksi. Film ini juga mengangkat pertanyaan penting tentang implikasi sosial dari game realitas virtual, yang, dalam konteks ini, berfungsi sebagai katalis untuk korupsi dan kerusakan moral yang meresap di dunia nyata. Film ini menunjukkan bahwa dunia virtual dapat menjadi kekuatan yang membebaskan dan melemahkan, menawarkan peserta kesempatan untuk melarikan diri dari batasan realitas sambil juga memperkuat hierarki sosial yang ada. Terlepas dari tema-tema yang menggugah pikiran dan narasi yang kompleks, Kota Rekayasa (Fabricated City) adalah film thriller yang mencekam dan penuh aksi yang membuat penonton tetap tertarik. Alur filmnya seimbang, dengan perpaduan antara adegan aksi berisiko tinggi, pengejaran yang memacu adrenalin, dan interogasi yang intens. Ji Chang-wook memberikan penampilan yang meyakinkan sebagai Kwon Yoo, menangkap kerentanan dan tekad karakter tersebut. Klimaks film ini, yang berlatar belakang turnamen game realitas virtual berisiko tinggi, berpuncak pada konfrontasi mendebarkan yang akan membuat penonton tetap berada di ujung kursi mereka. Pada akhirnya, Kota Rekayasa meninggalkan kesan bagi penonton dengan komentar tentang sisi gelap sifat manusia dan konsekuensi dari tindakan kita di dunia virtual. Saat Kwon Yoo dan Tae Yeo-Wool menavigasi jaringan penipuan dan korupsi yang kompleks, mereka menghadapi kenyataan pahit bahwa, di dunia rekayasa dan kebohongan, kebenaran mungkin adalah ilusi terbesar dari semuanya.
Ulasan
