Lampu yang Berkedip
Plot
Lampu yang Berkedip: Off Colour (2000) adalah film komedi kriminal Denmark yang menceritakan kisah empat gangster kecil dari Kopenhagen yang menyusun rencana untuk mengakali bos mereka, Vigo Butsikas. Kuartet ini, terdiri dari dua bersaudara, Valdemar dan Jeppe, bersama dengan teman-teman mereka, Dennis dan Jimmy, ditugaskan untuk mengantarkan 4 juta kroner kepada Butsikas. Namun, alih-alih menyerahkan uang itu, mereka memutuskan untuk menyimpannya untuk diri mereka sendiri. Keputusan kelompok itu memicu reaksi berantai saat mereka mencoba melarikan diri ke Barcelona, tetapi rencana mereka terus digagalkan oleh peristiwa tak terduga. Sepanjang jalan, mereka menemui serangkaian petualangan yang salah, mulai dari terjebak dalam kemacetan lalu lintas hingga secara tidak sengaja mencuri mobil polisi. Saat mereka melewati jalan-jalan Denmark dan Spanyol, tingkah polah para gangster menjadi semakin absurd dan kacau. Saat kesulitan kelompok semakin memburuk, mereka mulai saling berbalik, mengungkapkan kepribadian dan motivasi sejati mereka. Klimaks film ditandai dengan serangkaian konfrontasi yang intens, saat para gangster dipaksa untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Sepanjang film, sutradara Anders Thomas Jensen menggunakan campuran unik antara humor gelap dan dialog cerdas untuk mengeksplorasi tema-tema tentang kesetiaan, pengkhianatan, dan kondisi manusia. Lampu yang Berkedip menampilkan pemeran ensembel bertalenta, termasuk Lars Kaalund, Anders Hove, Jesper Lohese, dan Jakob Schmidt. Gaya film yang unik dan nada tidak sopan telah menjadikannya film klasik kultus di Denmark, dan pengaruhnya dapat dilihat dalam banyak film komedi kriminal berikutnya.
Ulasan
Axel
Isn't this basically a Nordic version of Woody Allen's amateur thieves? A group of clumsy crooks attempts a risky heist to get rich, only to stumble upon a legitimate business. Considering both films came out around 2000, is it just a coincidence? Or, against the backdrop of the Western financial economic crisis around the millennium, did the European and American film industries act in unison to revisit certain genres that could be used to appease unrest and ease conflicts? I don't rule out the former, but the latter seems more likely. Three and a half stars.
Sarah
If American films are commercial, French films are artistic, and German films are depressing, then Nordic films are absurd. They have a very specific taste, the humor is odd, and you get the feeling that the concept of "police" doesn't really exist there...
Aaliyah
Another story of outsiders. Very heartwarming.
Diana
I've honestly seen enough of these rough-and-tumble male friendship movies. This film has no twists and turns, no dramatic ups and downs; it's just a story about four troubled youths growing into troubled middle-aged men who steal money to open a restaurant, maintain unwavering loyalty, and try to save face in front of their ex-girlfriends.