Helter Skelter

Plot
Helter Skelter adalah film thriller psikologis yang menyelidiki dunia gelap dan bengkok dari industri kecantikan, di mana mengejar kesempurnaan dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Film ini berfokus pada kisah Lilico, seorang model papan atas terkenal yang telah menjalani banyak operasi kosmetik untuk mempertahankan citra tanpa cela. Di permukaan, Lilico tampaknya menjalani mimpinya, melenggang di atas catwalk, dan menghiasi sampul majalah mode ternama. Namun, di balik fasad tersebut tersembunyi seorang yang kompleks dan bermasalah yang berjuang untuk mengatasi dampak fisik dan psikologis dari transformasinya. Seiring berjalannya cerita, menjadi jelas bahwa obsesi Lilico dengan penampilannya telah meningkat ke titik di mana ia mulai kehilangan kontak dengan kenyataan. Dia menjadi semakin paranoid, terpaku pada ketakutan bahwa kecantikannya memudar, dan kerentanan barunya membuatnya merasa seperti monster. Kecemasan ini semakin diperburuk oleh tekanan industri modeling, di mana dia terus-menerus dibombardir dengan pesan yang menuntutnya untuk menjadi kurus, sempurna, dan tanpa cela. Saat kondisi mental Lilico memburuk, begitu pula perilakunya, menyebabkan orang-orang di sekitarnya menjadi semakin tidak nyaman dan khawatir. Ibunya, Yumi, seorang mantan model, merasakan ada sesuatu yang tidak beres tetapi berjuang untukCampur tangan, terperangkap dalam nostalgia sendiri untuk masa lalu dan kegembiraan sementara yang dapat diberikan oleh kecantikan. Sementara itu, teman-teman Lilico, termasuk kepercayaan dan sesama modelnya, Ryo, mulai menjauhkan diri darinya, karena ketidakpastian dan perilaku tidak menentunya menjadi terlalu berat untuk ditangani. Saat kejatuhan Lilico ke dalam kegilaan semakin cepat, garis antara realitas dan fantasi mulai kabur. Dia mulai mengalami halusinasi dan mimpi buruk yang menakutkan, yang hanya berfungsi untuk mengintensifkan perasaan rentan dan membenci diri sendiri. Dalam upaya putus asa untuk mengatasi tekanan yang meningkat, Lilico menjadi semakin tertutup, mengurung diri di rumahnya, di mana dia dikelilingi oleh jebakan kemuliaan masa lalunya. Judul 'Helter Skelter' berfungsi sebagai pengingat pedih akan kekacauan yang terjadi di bawah permukaan. Singgungan tentang pembunuhan terkenal oleh Keluarga Manson pada tahun 1969 secara halus menggarisbawahi tema film, menyoroti sisi gelap industri kecantikan dan kekuatan destruktif dari ambisi yang tidak terkendali. Di dunia di mana kecantikan adalah mata uang utama, dan mereka yang gagal untuk menyesuaikan diri disingkirkan, nasib tragis Lilico menjadi peringatan keras tentang bahaya konformitas dan konsekuensi dahsyat karena membiarkan harapan masyarakat menentukan rasa harga diri kita. Salah satu aspek Helter Skelter yang paling mencolok adalah penggambaran yang bijaksana tentang hubungan rumit antara wanita. Film ini dengan ahli mengeksplorasi dinamika beracun yang dapat berkembang antara wanita, terutama mereka yang telah mengalami trauma dan rasa tidak aman. Melalui lensa hubungan Lilico yang retak, film ini menyoroti cara-cara di mana wanita sering bersaing satu sama lain, daripada saling mendukung, dan bagaimana tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan masyarakat dapat menyebabkan siklus persaingan dan kebencian pada diri sendiri yang merusak. Saat dunia Lilico lepas kendali, film ini mengarah pada kesimpulan yang menghancurkan, di mana garis antara realitas dan fantasi menjadi terjalin tanpa harapan. Pemirsa dibiarkan merenungkan konsekuensi dari kejatuhan Lilico ke dalam kegilaan, dan apa yang mungkin terjadi jika dia menemukan keberanian untuk menghadapi rasa tidak amannya dan mencari bantuan. Pada akhirnya, Helter Skelter berfungsi sebagai pengingat menghantui tentang sisi gelap industri kecantikan dan biaya menghancurkan dari mengejar kesempurnaan di dunia di mana kecantikan adalah cita-cita yang singkat dan tidak dapat dicapai.
Ulasan
Rekomendasi
