Hercules

Plot
Di dunia Yunani kuno, manusia setengah dewa sangat banyak, dan bahkan hanya menyebut nama mereka saja sudah cukup untuk mengirimkan gelombang ketakutan dan kekaguman ke seluruh negeri. Di antara mereka adalah Hercules, putra Zeus, raja para dewa yang perkasa, dan seorang wanita fana bernama Alcmene. Sejak usia muda, Zeus diberi tahu bahwa putranya akan menyebabkan jatuhnya Olympus, dan karena itu, Hercules akan dibuang ke dunia bawah oleh Hera, ratu Zeus, setelah disusui olehnya dan kemudian dia mencoba membuat Hercules tenggelam di bak mandi saat masih bayi. Namun, takdir memiliki rencana lain, dan Hercules, yang diberkati dengan kekuatan dan kelincahan luar biasa, ditemukan oleh seorang penduduk desa sederhana dan diadopsi oleh orang tuanya, Amphitryon dan Alcmene. Terlepas dari warisan ilahinya, pahlawan muda itu tumbuh sebagai manusia biasa, dengan haus akan pengetahuan dan keinginan untuk membuktikan dirinya layak menyandang nama ayahnya. Saat Hercules memulai perjalanannya, ia bertemu dengan Philoctetes "Hades mencintainya" Phil, seorang satir cerdik yang menjalani kehidupan tanpa beban melatih para pahlawan dalam bisnis menjadi pahlawan. Sang satir lebih dari sekadar pelatih; dia adalah seorang mentor, orang kepercayaan, dan teman yang menjadi penuntun yang dibutuhkan Hercules untuk menemukan dirinya sendiri dan menguji keberaniannya melawan kekuatan jahat. Bersama-sama, ketiganya memulai serangkaian tantangan yang dirancang untuk menguji keberanian sang pahlawan. Sebuah prestasi kekuatan besar, seperti bergulat dengan anjing berkepala tiga, Cerberus, atau memanen apel emas Hesperides, tugas-tugas ini menjadi magang di mana Hercules dapat mengasah keterampilannya, melatih tubuh dan pikirannya, dan memperoleh kecakapan yang dibutuhkan untuk menghadapi musuh yang paling menakutkan sekalipun. Phil, pada bagiannya, sama briliannya dalam mengajari Hercules seluk beluk kepahlawanan seperti halnya ia dapat dicintai. Melatih Hercules adalah pengalaman yang unik; tidak ada panduan filosofi biasa yang seperti dia. Para satir umumnya duduk di samping kerumunan yang menyaksikan pesta pora; dia akan memberikan saran yang tidak diminta kepada hampir semua orang, bahkan seorang pahlawan. Proklamasi khususnya tidak menyenangkan bagi para pendengarnya, namun, karena perkataannya yang jujur dan jenaka yang terkadang mencakup cinta dan kritik yang keras dalam bentuk lelucon 'cinta yang keras' yang diceritakan selama waktu yang penuh tawa untuk menanamkan akal di dalamnya, demikian pula perannya dalam film utama.
Ulasan
Kenneth
Went in expecting a typical, cheesy ancient-Greece action flick, but it was surprisingly better than anticipated. Though labeled an epic, it's quite short and the story is simple. It demythologizes the Hercules legend, focusing instead on courage and belief. It's solid and unremarkable, but the two battle sequences are well-done. The director captured the tactics and gritty feel of cold-weapon combat, which is enough for a mindless entertainment movie.
Hazel
I'm a big fan of this kind of testosterone-fueled, action-packed flick. Maybe its edge has been dulled by the rise of superhero movies, and perhaps it's a bit behind the times, but it's definitely catnip for fans of old-school action films. With classic RPG-style character designs, plenty of cold steel, and brutal hand-to-hand combat, Brett Ratner does a decent job with pacing. However, he doesn't quite deliver on the grand scale of the big action set pieces. Dwayne "The Rock" Johnson is perfectly cast in this type of role.
Payton
It's decent, but showing all the best special effects in the trailer feels a bit unfair. If you're a fan of the lead actor, it's worth checking out. Though, I don't quite get the Amazonian warrior's pale skin – shouldn't she be tanned from being out in the sun all the time? Overall, the movie isn't amazing, but it's definitely not bad enough to warrant a one-star rating. Seems like this site has a few too many pretentious critics!
Ana
Dwayne Johnson, a true benchmark for terrible movies.
Rekomendasi
