Di Sudut Dunia Ini

Di Sudut Dunia Ini

Plot

Di sebuah desa kecil yang terletak dekat pelabuhan Hiroshima yang ramai, Jepang pada tahun 1943, Suzu Urano mulai merajut benang kehidupannya yang baru, permadani yang berisi suka dan duka. Saat dia mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya yang penuh kasih dan memulai perjalanan sejauh 600 mil ke Kure, sebuah pelabuhan militer yang indah di Laut Pedalaman Seto, Suzu dipenuhi dengan campuran emosi. Pikiran tentang calon suaminya, Tetsu Urano, dan prospek membangun kehidupan baru bersamanya merupakan pendamping yang menghibur bagi ketidakpastian dan kecemasan yang terus membayangi. Setibanya di Kure, Suzu bertemu dengan keluarga suaminya, di mana dia disambut hangat oleh orang tua dan saudara kandung Tetsu. Meskipun awalnya merasa canggung, Suzu dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, kehangatan dan kreativitas bawaannya memenangkan hati orang-orang di sekitarnya. Rumah tangga Urano, seperti banyak rumah tangga lainnya di tengah Perang Dunia Kedua, menghadapi kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kekurangan makanan, sirene serangan udara, dan ancaman bahaya yang terus-menerus menguji ketahanan penghuninya. Namun, di tengah kekacauan ini, Suzu menemukan hiburan dalam tindakan sederhana yang mendefinisikan kehidupan sehari-hari: menjahit, berkebun, dan memasak makanan dengan cinta. Seiring berjalannya hari menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan, Suzu tumbuh dalam perannya sebagai istri dan menantu perempuan, secara bertahap menjadi anggota rumah tangga yang sangat diperlukan. Akal dan tekadnya menginspirasi orang-orang di sekitarnya, mengubah tugas-tugas yang paling biasa sekalipun menjadi peluang untuk keindahan dan ekspresi. Di sudut dunia ini, imajinasi Suzu menyalakan kembali nyala harapan, menerangi aspek-aspek pengalaman mereka yang lebih gelap. Perang, bagaimanapun, adalah kehadiran konstan dan tidak menyenangkan, membayangi ketenangan kehidupan rumah tangga Suzu. Sirene serangan udara menembus udara, dan suara pesawat yang menderu di atas kepala membuat penduduk Kure bergegas mencari keselamatan. Suzu, meskipun awalnya ketakutan, secara bertahap terbiasa dengan suara-suara perang, tekad dan ketahanannya memungkinkannya untuk tetap kuat di tengah kekacauan. Seiring berlalunya bulan, dampak brutal perang menjadi semakin jelas, merenggut nyawa orang-orang terkasih dan meninggalkan bekas luka yang dalam pada masyarakat. Salah satu kehilangan yang paling menyayat hati adalah Chachamaru, seorang wanita tua yang baik hati dan lembut yang telah menjadi teman terkasih bagi Suzu. Meninggalnya Chachamaru membuat Suzu kehilangan dukungan dan orang kepercayaan, namun bahkan dalam kesedihan, tekad Suzu untuk menghormati ingatan temannya dan menemukan kegembiraan di tengah kesedihan tetap tak tergoyahkan. Di sudut dunia ini, semangat Suzu tetap tak terpatahkan, sebuah bukti kekuatan harapan dan jiwa manusia. Saat dia menavigasi kompleksitas kehidupan barunya, kreativitas dan kasih sayang Suzu terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya, menanamkan bahkan aspek-aspek pengalaman mereka yang paling gelap dengan puisi dan keindahan. Semangatnya yang pantang menyerah menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi rumah tangga Urano, memancarkan ketahanan yang akan membawa mereka melewati cobaan perang. Saat perang semakin dekat dengan rumah, Suzu menemukan hiburan dalam tindakan sederhana yang mendefinisikan hidupnya: aroma nasi yang dimasak di atas kompor, sentuhan kain di bawah tangannya yang terampil, dan cinta yang dibagikan di antara keluarga angkatnya. Di tengah kekacauan, Suzu telah menemukan rasa memiliki, yang melampaui tantangan masa kini dan menghubungkannya dengan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Pada akhirnya, semangat Suzu yang tak tergoyahkan dan kemampuannya untuk menemukan keindahan di tengah kesulitan adalah penghargaan bagi kekuatan dan ketahanan wanita seperti dirinya, mereka yang menenun permadani kehidupan, bahkan ketika dunia di sekitar mereka terkoyak oleh kekerasan dan perselisihan. Di sudut dunia ini, kisah Suzu menjadi bukti semangat hati manusia yang tak terkalahkan, pengingat bahwa harapan dan keindahan dapat, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun, menang.

Di Sudut Dunia Ini screenshot 1
Di Sudut Dunia Ini screenshot 2
Di Sudut Dunia Ini screenshot 3

Ulasan