Last Year at Marienbad
Plot
Dalam film yang penuh teka-teki dan menawan secara visual, 'Last Year at Marienbad', sutradara Prancis Alain Resnais merajut permadani kompleks tentang ingatan (memori), identitas, dan garis buram antara realitas (kenyataan) serta fantasi. Kisah ini terungkap di sebuah kastel yang menyeramkan dan terpencil, di mana seorang protagonis tanpa nama terobsesi pada seorang wanita yang sulit dijangkau. Saat ia mencoba terhubung kembali dengannya, ingatannya tentang interaksi masa lalu mereka yang seharusnya terjadi menjadi semakin terfragmentasi dan tidak dapat diandalkan. Melalui serangkaian adegan yang membingungkan dan seringkali sureal, narasi sang protagonis dibongkar dengan cekatan oleh metode penceritaan inovatif Resnais. Penonton dipaksa untuk mempertanyakan apa yang nyata dan apa yang hanya merupakan hasil imajinasi liar sang pahlawan. Seiring berjalannya cerita, Marienbad menjadi metafora bagi koridor ingatan (memori) yang berliku-liku, di mana kebenaran dan fiksi bertemu dalam tarian ketidakpastian. Suasana film yang seperti mimpi, dihiasi oleh pengambilan gambar panjang (long takes), keheningan yang menyeramkan, dan skor musik yang menghantui, menarik kita ke dunia di mana waktu itu sendiri terasa cair. Melalui obsesi protagonis terhadap wanita misterius itu, Resnais menyelidiki sifat hubungan manusia dan kerapuhan persepsi kita. Saat kita menelusuri narasi sang protagonis yang retak, kita dipaksa untuk menghadapi batas-batas pemahaman kita sendiri dan sulitnya meraih kebenaran. Pada akhirnya, 'Last Year at Marienbad' adalah film klasik sinematik tentang ketidakstabilan ingatan (memori) dan sifat realitas yang cair. Dengan mengaburkan batas antara masa lalu dan masa kini, Resnais menciptakan teka-teki sinematik yang menantang kita untuk mengevaluasi kembali persepsi kita tentang waktu, ruang, dan hubungan manusia.