Life in a Year

Life in a Year

Plot

Dalam drama pedih 'Life in a Year,' Daryn yang berusia 17 tahun (diperankan oleh Ben Joel Miller) memulai perjalanan luar biasa bersama pacarnya, Sophia (diperankan oleh Letitia Wright). Dunia Daryn menjadi pusaran emosi saat dia mengetahui bahwa Sophia sakit parah dan hanya memiliki satu tahun untuk hidup. Bertekad untuk memberikan pengalaman yang paling luar biasa baginya, Daryn berusaha untuk mengemas petualangan seumur hidup ke dalam 365 hari terakhir mereka. Romansa singkat mereka dimulai cukup polos. Daryn, seorang musisi muda, bertatapan mata dengan Sophia di sekolah, dan segera mendapati dirinya sangat mencintai senyum menawan dan kepribadiannya yang menawan. Keduanya dengan cepat menjadi tak terpisahkan, dan ikatan mereka yang semakin dalam terlihat oleh semua orang di sekitar mereka. Teman-teman Daryn memperhatikan dampak besar Sophia pada hidupnya dan mulai mendukung usahanya untuk memberikan perpisahan terbaik baginya. Saat berita tentang kematian Sophia yang akan segera terjadi menyebar, Daryn diliputi oleh berbagai emosi. Dia sangat terpukul oleh pikiran untuk kehilangan cinta dalam hidupnya tetapi juga merasakan tanggung jawab yang luar biasa untuk memberikan tahun terbaik yang mungkin baginya. Dia meyakinkan Sophia untuk memulai petualangan yang berani bersamanya di seluruh dunia, mengunjungi tujuan paling menakjubkan di dunia dan mengalami momen-momen tak terlupakan seumur hidup. Mulai dari menyelam scuba di perairan jernih Great Barrier Reef hingga menghadiri festival musik yang semarak di Rio, perjalanan Daryn dan Sophia membawa mereka ke tempat-tempat paling luar biasa di bumi. Sepanjang jalan, mereka menghadapi kenyataan hidup yang keras, tetapi cinta yang mereka bagi membuat mereka tetap membumi. Setiap pengalaman baru memperdalam hubungan mereka, dan Daryn mendapati dirinya mencurahkan hati dan jiwanya untuk membuat bulan-bulan terakhir ini tak terlupakan. Daryn, didorong oleh cintanya yang tak ada habisnya untuk Sophia, menjadi batu karangnya, orang kepercayaannya, dan rekannya dalam segala hal. Dia mengambil tanggung jawab untuk melindunginya dari kenyataan pahit dari situasi mereka, memastikan bahwa tahun mereka bersama adalah salah satu sukacita, tawa, dan petualangan. Sebagai gantinya, Sophia mengajari Daryn tentang keindahan hidup di saat ini, tentang pentingnya menghargai setiap detik, dan tentang kekuatan cinta yang tak terbatas yang dapat diberikan. Seiring berlalunya bulan, Daryn dan Sophia semakin dekat, ikatan mereka diperkuat oleh setiap pengalaman baru yang mereka bagikan. Tetapi di bawah permukaan petualangan mereka yang menggembirakan terdapat arus kesedihan, pengingat pedih akan sifat terbatas dari waktu mereka bersama. Terlepas dari rintangan, mereka menolak untuk membiarkan momok kematian memadamkan api cinta mereka. Sepanjang film, hasrat Daryn untuk musik berfungsi sebagai latar belakang untuk cintanya yang tak ada habisnya untuk Sophia. Sebagai seorang musisi, dia melihat tahun mereka bersama sebagai kesempatan untuk menciptakan soundtrack yang sempurna, yang akan merangkum esensi cinta mereka dan memberikan warisan abadi untuk Sophia. Musik Daryn adalah bukti cintanya dan dedikasinya untuk memanfaatkan waktu mereka sebaik mungkin. Pada akhirnya, 'Life in a Year' adalah penghormatan yang memilukan namun membangkitkan semangat untuk kekuatan transformatif cinta. Tekad tanpa pamrih Daryn untuk memberikan perpisahan paling luar biasa kepada Sophia berfungsi sebagai pengingat bahwa hidup, tidak peduli seberapa singkatnya, tidak pernah terlalu singkat untuk membuat dampak. Bahkan dalam menghadapi kematian, cinta tetap menjadi kekuatan yang tak terkalahkan yang melampaui batas waktu dan keadaan. Film ini merupakan refleksi pedih tentang pengalaman manusia, mengingatkan kita bahwa setiap momen adalah kesempatan untuk menciptakan, mencintai, dan menghargai orang-orang yang memegang sebagian dari hati kita.

Life in a Year screenshot 1
Life in a Year screenshot 2
Life in a Year screenshot 3

Ulasan

K

Kaia

So… they really do look healthy, at least for people with sixty-eight years left to live…

Balas
6/19/2025, 3:36:29 PM
V

Vivian

If you Japanese filmmakers are going to keep making tragic romance movies about death, please, can you all just do it like this from now on? 🙏 (And a little extra note: Highly recommended for anyone who watched "Blue Moment" until they were about to throw up 😇)

Balas
6/17/2025, 2:07:21 PM
B

Brielle

To have everyone get a terminal illness just to bring them together really takes the commercialization of death to another level. And, you know, having only a one-month shelf life isn't easy either. It seems the final two bouquets are meant for the two people who were loved, one after the other. It's just another run-of-the-mill, saccharine film from Takahiro Miki – nothing surprising or exciting, but the melodrama is there.

Balas
6/16/2025, 11:00:59 AM
M

Molly

Renna's greatest strength is her ability to act without creating any sense of romantic chemistry with anyone.

Balas
6/10/2025, 2:24:08 PM