Pacific Rim
Plot
Di dunia yang berada di ambang kehancuran, harapan terakhir umat manusia terletak pada pahlawan yang paling tidak mungkin: robot raksasa yang disebut Jaeger. Di tengah pertempuran apokaliptik melawan makhluk mengerikan yang dikenal sebagai Kaiju, Amerika Serikat dan negara-negara lain telah bergabung untuk membangun mesin raksasa ini untuk melawan para penjajah. Cerita ini mengikuti Raleigh Becket (Charlie Hunnam), mantan pilot Jaeger yang kehilangan rekan pilot dan sahabatnya, Yancy Foster. Dihantui oleh masa lalunya, Raleigh dibawa kembali ke dalam pertarungan ketika dia dipasangkan dengan rekan pilot baru, Mako Mori (Rinko Kikuchi). Bersama-sama, mereka harus belajar untuk saling mempercayai dan mengoperasikan Jaeger mereka, Gipsy Danger, melawan serangan Kaiju yang tanpa henti. Saat perang berkecamuk, peluang Jaeger untuk meraih kesuksesan semakin menipis. Alien tampaknya berevolusi lebih cepat daripada yang dapat diadaptasi oleh robot, dan korban manusia terus bertambah. Sementara itu, portal bawah laut misterius di Samudra Pasifik tetap menjadi sumber invasi, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana menutupnya atau apa yang mengintai di dalamnya. Dalam perjuangan putus asa untuk bertahan hidup ini, Raleigh dan Mako harus menghadapi iblis mereka sendiri dan belajar bekerja sama sebagai tim. Dengan bantuan Dr. Newton (Idris Elba) dan Tamsin Sevier (Clifton Collins Jr.), mereka mengungkap rahasia di balik asal-usul Kaiju dan portal misterius. Saat taruhannya mencapai titik didih, Raleigh dan Mako dipaksa untuk membuat pilihan yang mustahil: mengorbankan diri mereka untuk menyelamatkan umat manusia atau mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan kesempatan meraih kemenangan. Dengan nasib dunia yang bergantung pada keseimbangan, para pilot Pacific Rim Jaeger harus menggali lebih dalam dan menemukan kekuatan untuk menghadapi tantangan terbesar mereka. Dalam perjalanan yang mendebarkan dan penuh aksi ini, Pacific Rim karya Guillermo del Toro adalah bukti kecerdikan manusia, persahabatan, dan semangat pantang menyerah yang mendefinisikan kita.
Ulasan
Piper
Like walking into a five-star restaurant and being served a bowl of hand-pulled noodles, which you devour with gusto, a sheen of oil on your face, and leave completely satisfied – almost forgetting that all you ate was just a bowl of noodles.
Bradley
When Mana Ashida appeared, my friends and I were stunned! How can someone cry and still be so adorable! Please don't grow up. It's amazing that she can appear in an American blockbuster at such a young age. I don't know why, but whenever I see Rinko Kikuchi, I always feel like she's about to show some skin. Her inward-curving cheeks are definitely sexy. The movie's effects are far better than any 3D IMAX experience I've ever had. In a nutshell: it had me completely pumped up.
Harmony
A sincere and spectacular blockbuster, the mechanical designs and action choreography are incredibly cool. The Japanese elements feel like an homage to Japanese robot anime. This film doesn't aim for nuanced storytelling; it's straightforward and hits the climax head-on, allowing you to stay hyped from beginning to end. The simplistic character development is forgivable. The final scene where the male and female leads share a moment of foreheads touching + embrace instead of a cliché lovers' quarrel is a definite plus!
Rosemary
The film industry has reached a point where "Tiny Times" still makes money at the box office. Unbelievable!