Puss in Boots: The Last Wish

Plot
Film ini dibuka dengan Puss in Boots yang sudah tua dan lelah, pendamping kucing yang karismatik dan licik bagi Shrek. Di sebuah klub malam mewah di pedesaan Tuscan, Puss terlihat menyapa kerumunan pengagum, yang terpaku pada setiap kata-katanya saat dia menceritakan kisah fantastis tentang masa-masa awalnya sebagai petualang pemberani. Namun, di balik keberanian dan kecerdasan itu, tersembunyi kebenaran yang lebih suram: Puss telah menemukan bahwa banyak petualangannya akhirnya mengejarnya. Dalam sebuah wahyu dramatis dan pedih, dia mengetahui bahwa dia telah menghabiskan delapan dari sembilan nyawanya, hanya menyisakan satu nyawa yang tersisa. Kegawatan Puss menjadi pendorong untuk petualangan dengan taruhan tinggi, yang membawanya melintasi lanskap berbahaya dan melalui lanskap berbahaya dalam mencari Last Wish (Harapan Terakhir) yang legendaris. Benda mistis ini dikabarkan dapat mengembalikan nyawa Puss yang hilang, memungkinkannya untuk merebut kembali kegembiraan tanpa batas dan semangat riang yang pernah mendefinisikan keberadaannya sebagai pencuri dan petualang terhebat yang pernah dikenal dunia. Saat Puss memulai pencariannya yang berbahaya, dia ditemani oleh kucing jantan yang kasar dan berpengalaman dalam pertempuran bernama Perrito. Perrito pernah menjadi pendamping dan pelindung Puss yang tepercaya, tetapi ikatan mereka telah terkoyak oleh pengkhianatan masa lalu dan serangkaian kehilangan yang menyakitkan. Meskipun demikian, Perrito sekarang berada di sisi Puss, didorong oleh kesetiaan yang dalam dan abadi untuk mengembalikan mantan pemimpinnya ke kejayaannya semula. Salah satu motivasi utama untuk pencarian Puss adalah kesempatan untuk berhubungan kembali dengan rasa tujuan dan identitasnya yang hilang. Sepanjang film, Puss bergulat dengan makna menjadi seorang petualang dan apakah pengorbanan yang telah dia lakukan bermanfaat. Ia didorong oleh keinginan untuk menegaskan kembali tempatnya sebagai pencuri dan penjahat terhebat di negeri ini, tetapi juga menghadapi kenyataan pahit bahwa usia dan kemampuan fisiknya yang menurun kini mengancam untuk mencabut statusnya sebagai pahlawan yang tak tertandingi. Saat Puss melakukan perjalanan lebih dalam ke jantung kegelapan, dia terlibat dalam serangkaian aliansi dan persaingan yang kompleks dengan para penjahat licik dan musuh yang berkhianat. Salah satu antagonis yang paling menarik dan mengancam adalah seorang pembunuh kucing yang dikenal sebagai Whisperer, seorang ahli siluman dan penipuan yang bertekad untuk membungkam Puss untuk selamanya. Selain itu, Puss harus berurusan dengan sosok misterius yang dikenal sebagai Sorceress, musuh mistis dan penuh teka-teki yang memegang kunci Last Wish (Harapan Terakhir). Melalui pertemuannya dengan para antagonis ini, Puss dihadapkan pada kesadaran bahwa reputasinya yang dulu hebat kini mendahuluinya. Kelemahan dan penurunannya saat ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bahkan yang terhebat di antara kita suatu hari nanti harus menghadapi keniscayaan kematian kita sendiri. Urutan yang sarat emosi ini berfungsi sebagai latar belakang yang pedih untuk perjuangan pribadi Puss untuk menghadapi masa mudanya yang memudar dan merebut kembali vitalitasnya yang berkurang. Berbeda dengan keberadaan Puss yang bermasalah, karakter pendukung menunjukkan berbagai nuansa emosional. Perrito, misalnya, menerima pengkhianatan masa lalunya dan memutuskan untuk menebus kesalahan dengan Puss, mempererat ikatan persaudaraan mereka sekali lagi. Dalam momen introspeksi yang mengharukan, Perrito mempertanyakan apakah dia akan pernah menjadi lebih dari sekadar pendamping setia tetapi terpinggirkan bagi persona Puss yang agung. Gaya estetika dan visual dari Puss in Boots: The Last Wish tidak kalah memukau dari pendahulunya. Lanskap yang memukau secara visual, adegan aksi yang mendebarkan, dan pesona nostalgia dari masa lalu petualang Puss bergabung untuk membentuk pengalaman menonton yang luar biasa. Akting suara juga patut diperhatikan, dengan Antonio Banderas memberikan penampilan master sebagai Puss in Boots yang dengan cakap menyampaikan semua humor, kecerdasan, dan pathos yang diinginkan.
Ulasan
Valeria
I don't know how this world would function without puppies!
Cora
I've always believed that truly great all-ages animation can satisfy every age group. In "Puss in Boots: The Last Wish," kids can enjoy familiar fairy tales, adorable characters, and thrilling adventure stories. Adults can find reflections on life, the pursuit of fame, and the fear of death. The story follows four groups of characters on a quest for the Wishing Star. Their journey takes them through diverse adventures showcased via a constantly changing map. Many fight scenes utilize frame drops and comic book elements, reminiscent of "Spider-Man: Into the Spider-Verse," giving the visuals a 2.5D feel overall. It's a massive improvement over the previous movie, with double the detail in the fur and the cuteness factor. It's no exaggeration to call it stunning; it's among the best I've witnessed this year...
Paisley
The best part of this movie is absolutely the dog. It captures the essence of real-life dogs – their unwavering loyalty. The moment he snuggled up on your belly, you just knew it was a 5-star movie.
Jessica
Unexpected, so unexpected! The previous one was just a simple IP-selling, cute-exploiting flick, but this one actually put effort into crafting a story. Though it's a pretty formulaic tale, the anxieties of Puss in Boots facing death, Goldilocks searching for a family – these are all thoughtfully explored, not just random gags to cater to the kiddie crowd. Maybe only Big Jack Horner feels a bit underdeveloped. The Death Wolf is incredibly cool, his scenes are absolutely MAX, adding one more Furry husband to the list. Is DreamWorks now shifting towards becoming a Furry content mill?
Rekomendasi
