Quigley di Bawah Australia
Plot
Quigley di Bawah Australia menceritakan kisah Matthew "Matt" Quigley, seorang koboi Amerika yang menjawab iklan dari baron tanah Australia, Elliott Marston, untuk seorang penembak jitu untuk memburu dingo di tanah miliknya. Setibanya di Australia, Quigley langsung terkejut dengan luasnya ruang terbuka dan kondisi keras di pedalaman. Saat dia mulai bekerja di tanah milik Marston, Quigley menjalin ikatan dengan keponakan Marston, Catherine Helios, yang merupakan wanita berpendirian teguh dan berpikiran independen. Namun, Quigley segera menemukan bahwa niat sebenarnya Marston mempekerjakannya bukanlah untuk berburu dingo, melainkan untuk membantai masyarakat Aborigin asli yang tinggal di tanahnya. Marston, didorong oleh rasisme dan keinginan untuk ekspansi, telah meneror suku Aborigin, memaksa mereka keluar dari tanah leluhur mereka dan menjadi pekerja paksa. Quigley ngeri dengan tindakan Marston dan menolak untuk terus bekerja untuknya, yang menyebabkan konfrontasi keras antara kedua pria itu. Quigley mendapati dirinya melarikan diri dari Marston dan anak buahnya, dengan bantuan Catherine, dia bergabung dengan suku Aborigin yang telah berjuang melawan penindasan Marston. Bersama-sama, mereka melancarkan serangan berani ke properti Marston, bertekad untuk mengakhiri pemerintahan teror baron tanah itu. Sepanjang film, Quigley dipaksa untuk menghadapi kompas moralnya sendiri dan mempertanyakan keputusan awalnya untuk bekerja untuk Marston. Dia juga harus menghadapi realitas keras perbatasan Australia dan perjuangan yang dihadapi oleh masyarakat adat yang telah tinggal di sana selama ribuan tahun. Quigley di Bawah Australia menampilkan sinematografi yang memukau, memamerkan lanskap pedalaman Australia yang menakjubkan. Tema film tentang kolonialisme, rasisme, dan penebusan tepat waktu dan menggugah pikiran, menjadikannya pengalaman sinematik yang kuat dan berkesan.
Ulasan
Paul
He's got the perfect face for a villain...
Hudson
Before you even think about romanticizing this film, remember two words: Mathew Quigley. This isn't a love story; it's a depiction of genocide in the Australian outback.
Christian
Seeing Alan Rickman flash across the TV screen makes me think of Yano from Odd Taxi... oddly fitting.
Roman
That's quite a plot they've cooked up!