Kebangkitan Planet Kera

Plot
Pada tahun 2011, sutradara Rupert Wyatt menghidupkan prekuel yang mencekam dari waralaba ikonik Planet Kera dengan merilis Kebangkitan Planet Kera. Film ini dimulai dengan karakter James Franco, Will Rodman, seorang ilmuwan di perusahaan bioteknologi Gen-Sys di San Francisco. Penelitian Will berfokus pada mutasi genetik yang berpotensi menyembuhkan penyakit Alzheimer, suatu kondisi yang telah merenggut kewarasan ayahnya dan nyawa ibunya. Untuk melaksanakan penelitiannya, Will mengadopsi seekor simpanse yang ditingkatkan secara genetik bernama Caesar, yang telah dilahirkan dengan kemampuan kognitif tingkat lanjut. Willy, kepala keamanan perusahaan, mengawasi perawatan Caesar di rumah Rodman di lingkungan pinggiran kota San Francisco, tempat simpanse itu tumbuh dikelilingi oleh keluarga angkatnya. Will menggunakan Caesar sebagai subjek uji, berharap dapat memanfaatkan kecerdasannya untuk mengembangkan obat untuk Alzheimer. Kecerdasan Caesar terlihat sejak usia dini, karena ia dengan cepat belajar berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Dia menjalin ikatan yang erat dengan Will, yang menganggap simpanse itu sebagai seorang putra. Namun, seiring Caesar terus tumbuh dan berkembang, keterbatasan perawatannya menjadi jelas. Terlepas dari kemampuannya yang luar biasa, Caesar tetap dikurung dalam lingkungan rumah tangga yang tidak dapat memberinya stimulasi intelektual yang ia dambakan. Titik balik dalam film ini terjadi ketika penelitian Will menerima pendanaan dari seorang investor kaya, Steven Jacobs. Merasa tertekan untuk memberikan hasil, Will mentransplantasikan strain sel simpanse yang ditingkatkan secara genetik ke pasien manusia, melompati rintangan persetujuan yang diperlukan untuk memulai uji klinis, dengan harapan bahwa ini dapat memicu terobosan ilmiah dengan Alzheimer. Namun, perawatan itu gagal secara катастрофис, dan pasien manusia meninggal dalam beberapa jam setelah menerima suntikan. Tidak gentar dengan kegagalannya, Will menjadi terobsesi untuk menemukan obat untuk Alzheimer dan lebih radikal merenungkan penyembuhan yang dapat ia capai melalui primata yang ditingkatkan. Dia bekerja sama dengan Caroline, seorang dokter hewan yang semakin terjerat dalam dunia pribadi Will. Sementara itu, fasilitas primata di Willow Corporation di California Utara mulai menyelidiki penelitian Will. Metode kasar fasilitas itu menjadi sangat jelas karena mereka menyebabkan tekanan emosional dan fisik yang kuat pada kera besar yang ditawan. Ketika komitmen Will yang berkelanjutan terhadap penemuan-penemuan inovatifnya membuat Will berselisih dengan pendukung proyeknya, ia menjadi takut bahwa bentuk eksploitasi yang lebih sosial dan tidak dapat diterima secara sosial dengan kedok penelitian ilmiah, yang terjadi tepat di bawah hidungnya di fasilitas primata di wilayah teluk, tidak melanggar hukum dasar untuk perlakuan manusiawi terhadap hewan dan pada akhirnya menjelaskan apa yang bisa berjalan dengan baik dalam situasi tersebut.
Ulasan
Joy
Centuries have passed, and the apes are still in a primitive society. Finally, a leading ape emerges to establish a kingdom and develop culture and technology, only to be portrayed as the villain?? The worst thing he did was probably forcing others to work... The ending, clearly setting up a sequel, just killed me... I can accept a scenario where global humanity regresses and is enslaved by apes, but I cannot accept that humans, still possessing technology and civilization, fail to counterattack and defeat primitive apes??!
Adam
It's a complete reversal from the first movie; it used to be "Rise of the Planet of the Apes," but now it should be called "Rise of the Planet of Humans." I'm curious, once the apes became intelligent, were there no scientists among them? Their technology hasn't progressed at all in hundreds of years. When will we see "Rise of the Planet of the Eagles"? The horse is saying, "I haven't risen yet; the eagles will have to wait."
Xavier
80% of this movie feels like it was either written by AI or by apes themselves.
Parker
Just enough evolution to be interesting, but anymore and they'd be stuck in a dead-end job. Any less, and they'd be dinner.
Charles
Growing up in the countryside was carefree, filled with climbing trees, scaling mountains, and raiding birds' nests with my friends. As I grew older, I followed my fellow villagers to the city in search of work. The seaside factory offered room and board, and the local boss painted a grand picture of expanding the business. City life felt like a steel jungle, and I often found myself lost, longing for the idyllic countryside back home. Then, a returnee arrived at the factory, claiming the local boss was merely well-connected and that she possessed advanced foreign technology. Deciding to side with her, I devoted myself wholeheartedly, working tirelessly. Little did I know, she was an industrial spy working for a rival company. The factory collapsed, our boss went bankrupt, and the returnee moved to a foreign enterprise, leaving me and my fellow villagers jobless, forcing us to return to our hometown.
Rekomendasi
