Musim Panas 85

Plot
Musim Panas 85 berlangsung di kota pantai Cherbourg yang indah, terletak di pantai utara Prancis pada musim panas tahun 1983. Saat itu adalah puncak liburan musim panas, dan bagi Alexis, seorang remaja yang pemalu dan introvert, musim ini menandai awal dari penemuan jati diri dan pertumbuhan. Seiring berjalannya cerita, terlihat jelas bahwa Alexis sedang berjuang untuk menemukan tempatnya di dunia. Dia terjebak dalam pusaran emosi remaja, terpecah antara keinginan untuk kebebasan dan kerinduan akan hubungan manusia. Kehidupan Alexis tenang dan sederhana, dipenuhi dengan rutinitas dan prediktabilitas. Dia bekerja di restoran pizza keluarganya, sebuah usaha sederhana yang gagal memberinya tujuan hidup. Orang tuanya penyayang tetapi jauh, terlalu sibuk dengan perjuangan mereka sendiri untuk menawarkan lebih dari sekadar bimbingan dangkal. Di sekolah, Alexis sedikit penyendiri, lebih suka menyendiri daripada mengambil risiko disakiti atau ditolak oleh teman-temannya. Seiring berjalannya musim panas, Alexis menemukan penghiburan dalam persahabatannya dengan Frédéric yang penuh teka-teki. Frédéric adalah individu yang karismatik dan percaya diri, perwujudan dari semua yang Alexis ingin dia bisa. Namun, di balik eksteriornya yang riang, Frédéric sedang berjuang dengan iblisnya sendiri, bergulat dengan beban harapan orang tuanya dan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma masyarakat. Kedua anak laki-laki itu membentuk ikatan, dipersatukan oleh keinginan bersama mereka untuk membebaskan diri dari batasan kehidupan duniawi mereka. Mereka menghabiskan hari-hari mereka menjelajahi garis pantai, terlibat dalam petualangan tanpa tujuan, dan mendorong batas keberanian mereka sendiri. Saat mereka menavigasi kompleksitas masa remaja, mereka mulai saling bergantung, membentuk sistem pendukung yang rapuh dan tangguh. Melalui hubungannya dengan Frédéric, Alexis diperkenalkan ke dunia kemungkinan yang sama sekali baru. Dia menjadi lebih percaya diri, lebih ramah, dan lebih bersedia mengambil risiko. Namun, rasa kebebasan yang baru ditemukan ini diimbangi oleh pengetahuan bahwa waktu mereka bersama terbatas. Saat musim panas mendekati akhir, realitas perpisahan mereka yang akan datang menjadi semakin menakutkan. Judul film, Musim Panas 85, lebih dari sekadar anggukan pada nilai nostalgia musim panas. Ini berfungsi sebagai pengingat pedih bahwa musim itu cepat berlalu, dan hari-hari muda yang riang itu bernomor. Bagi Alexis, musim panas tahun 1983 mewakili titik balik dalam hidupnya, saat ketika dia harus menghadapi kerapuhan hubungan manusia dan ketidakkekalan masa muda. Seiring berjalannya cerita, Musim Panas 85 dengan ahli mengeksplorasi seluk-beluk cinta pertama, sakitnya patah hati, dan perjuangan untuk menjadi dewasa. Melalui penggambaran emosi remaja yang bernuansa, film ini memberikan sekilas ke dalam kehidupan batin karakternya, menyingkap harapan, ketakutan, dan keinginan mereka. Sinematografinya sangat memukau, menangkap keindahan pantai Norman yang bermandikan matahari dan pesona kehidupan kota kecil yang indah. Skor film sama mengesankannya, memadukan nostalgia budaya pop tahun 80-an dengan nada melankolis dari musim panas yang sekarat. Musim Panas 85 adalah kisah coming-of-age yang pedih dan kuat, yang mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia dan kerapuhan masa muda. Saat credit bergulir, penonton ditinggalkan dengan perasaan sedih, perasaan bahwa musim panas tahun 1983 benar-benar telah berlalu, dan kehidupan Alexis tidak akan pernah sama lagi.
Ulasan
Rekomendasi
