Yang Terpenting Itu: Cinta
Plot
"Yang Terpenting Itu: Cinta" adalah film drama Prancis tahun 1975 yang menyelami hubungan kompleks dan ambiguitas moral para karakternya. Ceritanya berpusat pada Servais Mont, seorang fotografer lepas yang mencari nafkah dengan mengambil foto-foto sensitif untuk majalah-majalah erotis. Obsesi terbarunya adalah Nadine Chevalier, seorang aktris film beranggaran rendah yang tersiksa, yang menikah dengan seorang kolektor foto film eksentrik. Saat Servais semakin terpesona oleh Nadine, ia mulai mengungkap seluk-beluk pernikahan Nadine yang bermasalah dan rahasia gelap yang tersembunyi di baliknya. Meskipun dilingkupi penipuan dan korupsi moral, Nadine tetap terperangkap dalam hubungan tanpa cinta, mencari pelipur lara dalam seninya dan momen-momen keintimannya yang singkat dengan Servais. Tokoh utama film, Servais, adalah karakter yang ambigu secara moral, berjalan di garis tipis antara benar dan salah. Profesi sebagai fotografer mengharuskan dia mengorbankan integritas artistiknya demi keuntungan finansial, namun dia juga terpikat oleh kerentanan dan gairah Nadine. Melalui jalinan rumit keinginan dan ketergantungan mereka, Servais terjerat dalam masalah Nadine, mengarah pada tarian kusut cinta, nafsu, dan pengkhianatan. Disutradarai oleh Andrzej Zulawski, "Yang Terpenting Itu: Cinta" adalah eksplorasi kondisi manusia yang pedih, menyelidiki tema-tema seperti identitas, moralitas, dan garis-garis buram antara realitas dan fantasi. Visual film yang atmosferik, sinematografi oleh Denis Lenoir, dan musik latar belakangnya yang menghantui oleh Jacques Loubert menambah suasana hipnotis dan sarat emosi. Pada akhirnya, "Yang Terpenting Itu: Cinta" adalah film yang memprovokasi pemikiran dan menakjubkan secara visual yang menyelami kompleksitas hubungan manusia, menyoroti aspek-aspek gelap dari sifat manusia kita. Dengan karakternya yang digambarkan secara mendalam, latar belakang atmosferik, dan tema-tema filosofis, mahakarya sinematik ini terus memikat penonton dengan keindahan yang menghantui dan resonansi emosionalnya yang mendalam.