The Beauty Inside

Plot
The Beauty Inside adalah film drama komedi romantis Korea Selatan yang disutradarai oleh Han Suk-won. Film ini secara garis besar didasarkan pada film Jepang dengan judul yang sama dan juga berfungsi sebagai remake dari serial televisi Amerika tahun 2012, yang juga disebut 'The Beauty Inside,' yang ditayangkan selama satu musim. Ceritanya berkisar pada Woo-jin, seorang desainer furnitur berbakat yang menderita kondisi langka. Dalam kasus Woo-jin, dia bangun di tubuh yang berbeda setiap hari. Karena kondisinya, ia tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain, karena ia tidak dapat memprediksi atau mengendalikan transformasi hariannya. Woo-jin, bagaimanapun, merindukan hubungan manusia, persahabatan, dan cinta, membuatnya semakin disayangi oleh penonton. Woo-jin mendapat kesempatan tak terduga untuk bertemu dengan seorang wanita cantik bernama Yi-soo, melalui sebuah proyek di tempat kerjanya. Yi-soo adalah seorang direktur seni yang memiliki minat yang sama dengan Woo-jin dalam desain dan seni. Pertemuan mereka mengarah pada hubungan instan, dan meskipun kepribadian mereka sangat berbeda, keduanya mulai mengembangkan ikatan yang kuat. Namun, Woo-jin berjuang untuk menjalin hubungan dengan Yi-soo, karena setiap hari menghadirkan tubuh yang baru dan asing. Situasi Woo-jin membuatnya hampir tidak mungkin untuk mengingat ingatan dan detail tentang pengalaman sehari-harinya, membuat hubungan jangka panjang hampir mustahil. Dalam sebuah putaran cerita, Woo-jin berusaha untuk menemui Yi-soo di setiap tubuh yang ia bangun. Dia bertemu dengannya lagi dan lagi, tetapi setiap kali, dia menemukan dirinya dalam tubuh yang berbeda. Woo-jin harus menavigasi realitas unik ini sambil berusaha untuk memenangkan hati Yi-soo. Sepanjang jalan, Woo-jin berteman dengan sekelompok orang yang tahu tentang kondisinya. Mereka membantunya melacak transformasinya, menggunakan media sosial untuk menemukan Woo-jin di tubuh barunya dan membantunya terhubung kembali dengan Yi-soo. Penonton seringkali tidak yakin tentang identitas harian Woo-jin karena perubahan tubuh yang konstan. Saat cerita terungkap, fokusnya beralih dari Woo-jin yang berjuang dengan kondisi langkanya menjadi dia mengembangkan hubungan yang tulus dengan Yi-soo dan orang-orang di sekitarnya. Melalui kisah cintanya dengan Yi-soo, Woo-jin menerima keadaannya, secara bertahap belajar untuk mengatasi ketidakpastian seputar pengalaman sehari-harinya. Dalam salah satu adegan penting, Woo-jin dapat menghabiskan malam dengan Yi-soo di tubuh yang sama. Meskipun Woo-jin awalnya takut bahwa Yi-soo mungkin tidak akan pernah melihatnya di tubuh yang sama lagi, keintiman malam itu membawa hubungan yang lebih dalam di antara keduanya. Woo-jin akhirnya menemukan momen kebahagiaan dan cinta, meskipun kondisinya membuat momen seperti itu tidak mungkin bertahan lama. Pada akhirnya, The Beauty Inside menyoroti pentingnya hubungan manusia, keindahan cinta, dan ketahanan semangat manusia. Film ini membawa pemirsanya dalam rollercoaster emosi, menavigasi perjuangan emosional Woo-jin bersamanya. Sepanjang jalan, Woo-jin membentuk ikatan yang tak terpatahkan dengan orang lain dan akhirnya menemukan rasa memiliki, bahkan di tengah kondisinya yang unik. Sepanjang film, sutradara mengeksplorasi berbagai tema kehidupan, termasuk penemuan jati diri, persahabatan, dan cinta dalam segala kompleksitasnya. The Beauty Inside, pada akhirnya, meninggalkan penonton dengan pesan harapan dan pemahaman bahwa kecantikan sejati terletak bukan pada penampilan, tetapi pada bagaimana kita berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Meskipun menghadapi kondisi yang mengubah hidup, Woo-jin berpegang pada cinta dan hubungannya dengan Yi-soo dan orang-orang yang mengelilinginya, membuktikan bahwa ketahanan dan tekad kita memungkinkan kita untuk menemukan penghiburan dan tujuan bahkan dalam keadaan yang paling gelap sekalipun.
Ulasan
Rekomendasi
