Kelahiran Sebuah Bangsa

Plot
"Kelahiran Sebuah Bangsa" adalah film bisu epik tahun 1915 yang ditulis, diproduseri, dan disutradarai oleh D.W. Griffith, berdasarkan novel tahun 1905 "The Clansman: A Historical Romance of the Ku Klux Klan" karya Thomas Dixon Jr. Berlatar di tengah Perang Saudara Amerika dan era Rekonstruksi berikutnya, film ini mengeksplorasi hubungan kacau antara dua keluarga dengan pandangan yang berlawanan tentang perbudakan dan hak-hak orang Afrika Amerika. Cerita ini terjadi pada akhir tahun 1860-an di Carolina Selatan, tempat keluarga Stoneman, kaum abolisionis Utara, tinggal bersama keluarga Cameron, pemilik tanah kaya Selatan. Keluarga Stoneman, yang terdiri dari Dr. dan Mrs. Austin Stoneman, putri-putri mereka Elsie dan Margaret, dan para pelayan setia keluarga, tinggal di pinggiran kota pedesaan. Sangat kontras, keluarga Cameron, dipimpin oleh Kolonel Ben Cameron, adalah keluarga veteran Konfederasi yang bangga yang berpegang pada kode kehormatan dan tradisi yang ketat. Saat Perang Saudara berkecamuk, Kolonel Ben Cameron dan sepupunya, Phil Stoneman, seorang anggota keluarga Stoneman yang setia, ditangkap dalam pertempuran. Dalam upaya untuk menyelamatkan nyawa sepupunya, Elsie Stoneman, seorang wanita muda yang penyayang, mengajukan petisi kepada gubernur untuk pengampunannya. Keputusan gubernur mengabulkan pengampunan Ben Cameron, yang memungkinkannya untuk kembali ke keluarganya. Di tengah era Rekonstruksi pasca-perang, ketegangan antara keluarga Stoneman dan keluarga Cameron meningkat. Kolonel Cameron marah dengan pemerintahan Carolina Selatan yang baru dibentuk, yang terdiri dari orang Afrika Amerika dan pendukung mereka dari Utara. Frustrasi dengan hilangnya kekuasaan dan erosi budaya Selatan, Cameron mencari solusi untuk masalah ini. Dia bergabung dengan sekelompok orang Selatan kulit putih yang putus asa yang memiliki perasaan benci dan kekecewaan yang sama dengannya. Kelompok itu akhirnya menjadi Ku Klux Klan, sebuah organisasi yang didirikan oleh Cameron untuk melindungi orang-orang Selatan kulit putih dan memulihkan kehormatan mereka. Sebagai anggota pendiri, Cameron mengumpulkan rekan-rekan Klansmann-nya, menanamkan kepada mereka rasa tujuan dan kewajiban untuk merebut kembali warisan mereka. Sementara itu, Elsie Stoneman, sekarang menjadi ajudan kongres untuk ayahnya, semakin terjerat dalam konflik antara Klu Klux Klan dan pemerintahan Carolina Selatan yang baru dibentuk. Saat cerita terungkap, Silas Lynch, seorang mantan budak dan gubernur Carolina Selatan yang baru diangkat, muncul sebagai simbol pemerintahan pasca-perang. Melalui karakter Lynch, Griffith mengkritik gagasan partisipasi orang Afrika Amerika dalam politik, memperkuat narasi bahwa orang Afrika Amerika tidak siap untuk pemerintahan sendiri. Penggambaran ini mengabadikan sentimen rasis yang memicu bangkitnya Ku Klux Klan selama era Rekonstruksi. Phil Stoneman, yang awalnya selaras dengan sepupunya Ben, menjadi semakin kecewa dengan taktik kekerasan Klu Klux Klan. Dia berupaya untuk membawa keseimbangan antara kedua keluarga, berharap untuk menyelesaikan ketegangan di antara mereka. Namun, upaya Phil sia-sia karena narasi berubah menjadi gelap. Ben Cameron dan Silas Lynch terlibat dalam serangkaian konfrontasi yang intens, yang berpuncak pada pertarungan klimaks antara kedua pria itu. Film ini memuncak dalam konfrontasi terakhir dan brutal antara Klu Klux Klan dan pemerintahan Carolina Selatan yang baru dibentuk. Akibat dari konfrontasi ini menjadi dasar bagi masa depan yang suram di mana Selatan yang dulunya damai selamanya diubah oleh bangkitnya Ku Klux Klan. Setelah dirilis, "Kelahiran Sebuah Bangsa" memicu kontroversi luas karena penggambaran orang Afrika Amerika dan glorifikasi Ku Klux Klan. Kritikus pada saat itu memuji sinematografi, efek khusus, dan skala epik film tersebut, sementara yang lain mengutuk rasisme yang terang-terangan. Meskipun demikian, film ini menjadi tonggak sejarah dalam sinema Amerika, yang menunjukkan kekuatan dan keagungan era film bisu. Namun, dampak film ini sangat negatif, dan sekarang diakui sebagai contoh utama pembuatan film rasis dan xenofobia. Kritikus berpendapat bahwa film tersebut memperkuat ideologi supremasi kulit putih dan menyebarkan mitos tentang era Rekonstruksi. Selain itu, penting untuk mengakui bahwa "Kelahiran Sebuah Bangsa" mengabadikan pandangan sejarah yang menyimpang, yang mengecilkan pengalaman dan perspektif orang Afrika Amerika selama periode ini. Saat ini, "Kelahiran Sebuah Bangsa" berfungsi sebagai kisah peringatan tentang bahaya kekuasaan yang tidak terkendali dan konsekuensi dahsyat dari rasisme. Sementara pesannya mungkin telah hilang pada banyak pemirsa di masa lalu, konteks dan signifikansi sejarah film sekarang dapat dievaluasi kembali, menyoroti baik nada rasis yang memicu penciptaannya maupun dampak abadi yang ditimbulkannya pada sinema Amerika.
Ulasan
Rekomendasi
