The Men Who Stare at Goats

The Men Who Stare at Goats

Plot

The Men Who Stare at Goats adalah film komedi-drama Amerika tahun 2009 yang disutradarai oleh Grant Heslov dan dibintangi oleh George Clooney, Ewan McGregor, dan Jeff Bridges. Film ini secara bebas didasarkan pada buku Jon Ronson tahun 2004 dengan judul yang sama, yang menggali peristiwa kehidupan nyata Batalyon Bumi Pertama Angkatan Darat AS, juga dikenal sebagai Tentara Bumi Baru. Cerita dimulai dengan pengenalan George Jurcik, seorang mantan prajurit yang hilang di Irak. Seorang jurnalis bernama Bob Wilton, diperankan oleh Ewan McGregor, sedang berburu berita. Wilton berteman dengan istri Jurcik, yang berbagi dengannya sebuah CD misterius yang berisi informasi tentang mantan unit Jurcik, Batalyon Bumi Pertama. CD tersebut membawa Wilton kepada Lyn Cassady, diperankan oleh George Clooney, seorang tokoh karismatik dan penuh teka-teki yang mengaku sebagai veteran batalyon. Cassady menghibur Wilton dengan kisah-kisah tentang prestasi luar biasa batalyon, termasuk kemampuan mereka untuk berjalan menembus dinding, melayang benda, dan bahkan membunuh musuh dengan kekuatan pikiran mereka. Unit ini, yang dibentuk pada tahun 1970-an di bawah komando Letkol Jim Channon, bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan kemampuan paranormal dan menggunakannya untuk tujuan militer. Channon, alias "Starhawk," percaya bahwa kunci keberhasilan batalyon terletak pada memanfaatkan energi pikiran manusia melalui meditasi dan teknik visualisasi. Wilton, yang awalnya skeptis tetapi semakin tertarik dengan cerita Cassady, mulai menemaninya dalam serangkaian petualangan aneh. Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan berbagai karakter eksentrik, termasuk mantan kolonel bernama Bill Django, diperankan oleh Jeff Bridges, yang merupakan anggota kepemimpinan batalyon. Django berbagi dengan Wilton sisi gelap dari eksperimen batalyon, mengungkapkan serangkaian upaya yang gagal untuk memanfaatkan kekuatan paranormal dan konsekuensi dari tindakan mereka. Salah satu eksperimen unit yang paling terkenal melibatkan teknik "Stargate", di mana tentara berusaha untuk memvisualisasikan dan mewujudkan diri mereka untuk berjalan menembus dinding. Meskipun latihan ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan unit untuk melintasi rintangan fisik dengan kekuatan pikiran mereka, pada akhirnya terbukti tidak berguna dalam situasi pertempuran. Metode unit, yang sering kali berbatasan dengan absurditas, membuat para prajurit frustrasi dan kecewa. Saat Wilton menggali lebih dalam ke dunia Batalyon Bumi Pertama, dia bertemu dengan berbagai karakter penuh warna lainnya, masing-masing dengan kisah kesengsaraan dan kekecewaan mereka sendiri. Cassady, terlepas dari klaimnya tentang kemampuan paranormal, terungkap sebagai sosok yang lebih manusiawi, meskipun seseorang yang telah diubah secara permanen oleh pengalamannya di batalyon. Sepanjang film, Wilton bergulat dengan garis kabur antara kebenaran dan fiksi, berjuang untuk memisahkan fakta dari mitos. Pertemuannya dengan Cassady dan anggota batalyon lainnya menimbulkan pertanyaan mendasar tentang sifat realitas, kesia-siaan mencoba memanfaatkan kekuatan paranormal, dan konsekuensi bermain-main dengan kekuatan di luar kendali manusia. Pada akhirnya, The Men Who Stare at Goats menjadi komentar tentang aspek-aspek gelap dari budaya militer, di mana pengejaran kekuasaan dan kebutuhan akan rasa kendali dapat menyebabkan individu mendorong batas-batas dari apa yang dapat diterima dan bahkan waras. Narasi film ini menjalin fakta sejarah dan elemen fiksi, menciptakan pengalaman sinematik yang unik dan menawan yang menantang pemirsa untuk mempertanyakan batas-batas potensi manusia dan hakikat realitas itu sendiri.

The Men Who Stare at Goats screenshot 1
The Men Who Stare at Goats screenshot 2
The Men Who Stare at Goats screenshot 3

Ulasan