The Roundup: No Way Out

Plot
The Roundup: No Way Out adalah film thriller aksi Korea Selatan yang disutradarai oleh Lee Sang-geun dan dirilis oleh Woo-mo dan studio film independen yang berbasis di Busan. Film ini berfungsi sebagai sekuel dari film tahun 2017, The Roundup. Dalam The Roundup: No Way Out, Detektif Ma Seok-do yang diperankan oleh Ma Dong-seok, memainkan peran kunci dalam membongkar sindikat kejahatan terorganisir Jepang yang terkenal kejam, yang telah menghancurkan Korea Selatan. Setelah keberhasilannya dalam memberantas gangster Jepang, Ma terlibat dalam perebutan kekuasaan dengan rekan-rekannya dan menghadapi permusuhan dari departemen kepolisian. Lebih jauh lagi, Kepala Kantor Polisi Geumcheon, Kwon Soon-Il sangat memperdebatkan kegiatan anti-Jepang Ma Seok-do karena mereka memandangnya sebagai tindakan melawan warga negara Jepang yang secara tidak bersalah tinggal di negara itu. Merasa tidak dihargai dan tidak memiliki jaringan pribadi atau dukungan, Ma pindah ke Tim Investigasi Metropolitan. Namun, transfer tersebut diduga merupakan tindakan pengasingan oleh Polisi Geumcheon. Di Tim Investigasi Metropolitan, Ma menghadapi tim rekan kerja baru, masing-masing memiliki latar belakang dan karakteristik pribadi yang sangat unik yang terkadang berdampak pada lingkungan kerja mereka. Salah satu kolega termasuk detektif Choi Cheol-woo yang diperankan oleh Son Suk-ku, seorang detektif veteran yang dijuluki 'Crazy C', terkenal karena tindakan disiplinnya yang kejam. Ma, sebagai orang luar dengan cepat mengembangkan ikatan dengan Choi di bawah kesamaan sifat anti-otoritarianisme mereka. Choi, yang metodenya tidak konvensional tetapi mendapatkan hasil dengan cepat, awalnya memiliki rasa jijik terhadap Ma; namun pengenalan dua kolega baru, Jong-su, keponakan wakil direktur dan Deok-young, mengisi titik buta yang signifikan dalam kerja tim sedemikian rupa sehingga Ma, Choi dan Jong-su, yang kemudian bergabung menjadi Deok-young, memantapkan dirinya sebagai pemburu kejahatan yang unik, berdampak tinggi, dan banyak akal. Hal ini mengarah pada pembentukan formasi abadi dan penting yang berhasil mengakhiri serangkaian kejahatan yang dilakukan oleh gangster Jepang yang berasal dari bagian dunia bawah yang sebelumnya belum terjamah, Korea dan dunia bawah kriminal. Saat mereka semakin dalam ke misteri ini, mereka menemukan koneksi yang mencakup kelompok kejahatan yang menyusup ke Seoul. Akhirnya, beberapa ikatan yang signifikan dan mendalam terjalin untuk tanggung jawab bersama antar tim. Mereka kemudian maju untuk memahami penyebab mendasar dari situasi saat ini. Ma mengalami banyak kesulitan dan tekanan emosional yang menyakitkan tetapi menolak untuk menyerah pada penumpasan kejahatan terorganisir yang dilakukan oleh sindikat kejahatan Jepang dan menjatuhkan gembong kejahatan terkenal yang berbasis di Jepang, Nakamura, yang terhubung langsung dari Jepang. Semua upaya berkelanjutan ini mencapai kesimpulan klimaks yang membawa kehidupan dan segala sesuatu yang telah diperjuangkan para detektif dengan sangat intens kembali ke jalurnya. The Roundup: No Way out mencapai resolusi dan kulminasi akhir - meletakkan prasasti agung pada geng nasional Jepang di Korea dengan Ma dan rekan-rekannya menahan siksaan dan cobaan yang hebat, mereka akhirnya menemukan motif sebenarnya di balik ketidakpedulian Nakamura yang konsisten terhadap aturan. Pada akhirnya menyatukan semua yang dikumpulkan dari lokasi bawah tanah Nakamura yang keamanannya tinggi, dan mengungkap rencana sebenarnya Nakamura - yang Ma dan kelompok hukum Korea tahu sudah terlambat untuk membantu. Berlatar di Korea Selatan, film ini mengurai urutan aksi cepat termasuk pengejaran mobil yang tiba-tiba, adegan pertempuran yang kejam, dan senjata ampuh yang menarik banyak penggemar untuk menonton film Korea Selatan. Secara keseluruhan, The Roundup No Way out telah membawa bioskop Korea ke putaran kemenangan. Pada tampilan pertamanya di box office, film tersebut mendapatkan minat besar baik di bioskop lokal Korea maupun seluruh dunia agar keadilan terungkap.
Ulasan
Samantha
The early subtitles are terrible, I recommend waiting for a better version. This time, the script seems to offend underworld organizations from three different countries. The Chinese gang is reduced to a fourth-rate, insignificant presence, lacking any distinct characteristics; they can't take a punch and go down with a single hit. The Japanese Yakuza are all flashy, more show than substance. They're certainly cruel, but also ostentatious. The screenwriter seems to have a fondness for Korean crooked cops, who can put up a bit of a fight, but are still ultimately weak. The devilish, muscle-bound Ma Seok-do is the true king.
Joseph
With this trajectory, are they going to need to bring in Donnie Yen at some point?
Abigail
More laughs, but the action isn't as satisfying as the second film 🤔 Still an enjoyable ride as always.
Catalina
Okay, here's the translation focusing on capturing the essence of the review while adhering to English writing conventions and the film's tone: "Thirty minutes of non-stop cursing and threats, thirty minutes of righteous justice dished out, and thirty minutes of pure, unadulterated knockout action."
Eva
The villains are getting weaker and weaker. Even the double bosses aren't as compelling as Jang Chen. They should cast Wu Jing or Zhang Jin as the boss in the fourth installment.
Rekomendasi
