Pondok Daud

Plot
Mackenzie Allen Phillips adalah seorang pria yang sangat bermasalah. Hidupnya telah selamanya diubah oleh peristiwa tragis yang membuatnya memiliki lubang menganga di hatinya. Putrinya yang berusia enam tahun, Missy, telah dibunuh secara brutal, dan kasusnya masih belum terpecahkan. Rasa sakit dan amarah yang Mack rasakan sangat terasa, dan hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya menjadi tegang. Istrinya, Kate, berusaha sekuat tenaga untuk mendukungnya, tetapi kemarahan Mack yang meningkat semakin menjauhkan mereka. Sementara itu, hubungan Mack dengan Tuhan juga sangat rusak. Dia tidak mengerti bagaimana Tuhan yang maha penyayang dapat membiarkan tindakan keji seperti itu terjadi, membuatnya mempertanyakan keberadaan dan motif Tuhan. Akibatnya, dia telah melepaskan diri dari gereja dan dari praktik spiritual apa pun yang pernah memberinya penghiburan. Suatu hari, Mack menerima undangan misterius untuk mengunjungi 'Pondok Daud' – sebuah kabin kecil di hutan dekat tempat Missy dibunuh. Undangan itu dari Tuhan sendiri, meskipun medianya adalah seorang wanita yang Mack kenali dari masa lalunya. Surat itu adalah pesan teka-teki yang berbunyi: "Datang dan bicara padaku, M." Tampaknya Tuhan ingin bertemu dengan Mack secara pribadi untuk membahas kematian putrinya. Undangan itu seperti granat tangan dalam kehidupan Mack, karena memaksanya untuk menghadapi emosi dan perasaannya yang terpendam secara langsung. Istrinya, Kate, berpikir dia kehilangan akal dan menolak untuk membiarkannya pergi, sementara ayah mertuanya dan pendeta setempat percaya bahwa Mack seharusnya fokus untuk menemukan penutupan daripada introspeksi spiritual. Tak gentar, Mack mengepak tasnya dan menuju ke Pondok Daud, berharap setidaknya memahami alasan di balik penderitaannya. Ketika Mack tiba di Pondok Daud, dia disambut oleh wanita yang mengirim undangan itu - seorang wanita bernama Papa yang mengaku sebagai Tuhan sendiri, yang menyamar. Seaneh kedengarannya, Mack terkejut dengan kehangatan dan kasih sayang Papa. Wanita itu, atau Papa, tidak tampak seperti 'Tuhan' yang telah diberitahukan untuk diyakini Mack sepanjang hidupnya; sebaliknya, dia mewujudkan kehadiran yang penuh kasih, bijaksana, dan penuh belas kasihan. Sepanjang percakapan mereka, Mack mencoba bergumul dengan iblisnya dan menyuarakan perasaan marah dan frustrasinya yang intens kepada Tuhannya. Saat Mack berbicara dan bergumul dengan masalah yang telah lama dihindarinya, Papa mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali menyela untuk menawarkan kata-kata bijak atau ungkapan cinta yang sederhana dan otentik. Apa yang Mack lihat dan, lebih intens lagi, alami, menantang persepsinya yang terbatas tentang Tuhan - harapannya akan makhluk yang sangat mencintai namun harus bertanggung jawab atas rasa sakit dan penderitaan seperti itu. Satu hal yang memicu keingintahuan Mack - dan dia mencoba untuk memahami - bagaimana mungkin pencipta alam semesta menciptakan dunia yang begitu penuh dengan penderitaan? Papa (Tuhan) mengajukan pertanyaan filosofis dan ilahi yang valid yang tidak ada seorang pun memiliki jawabannya. Percakapan ini berkembang menjadi diskusi intelektual yang mendalam dan terbuka yang memaksa Mack untuk mempertanyakan asumsinya. Selama percakapan mereka, Mack mulai melepaskan gagasan buatannya sendiri tentang Tuhan, dan itu menjadi lebih jelas setiap saat. Wahyu penting datang kepada Mack ketika kita memahami atribut penting untuk memahami Tuhan - bagaimana Tuhan mencintai, memahami orang yang mereka cintai untuk melindungi mereka dengan cara yang unik dan sangat pribadi untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dalam cerita ini, 'Pondok Daud' tidak memiliki jawaban, tetapi sebaliknya, wahyu yang luar biasa: yang dapat mengubah hidup secara luar biasa ketika seorang anak melihat diri mereka sendiri mencintai orang-orang sebagai sarana yang tulus dan otentik seperti mereka adalah cinta Tuhan yang sebenarnya di intinya. Mack muncul dari waktunya di Pondok Daud dengan perspektif baru tentang kehidupan dan Tuhan. Dia mulai melihat dunia melalui mata yang berbeda, memahami cara Tuhan bekerja yang tak terbatas dan misterius melalui cinta dalam manifestasinya yang paling realistis. Pondok itu sendiri menjadi metafora untuk hubungan Mack dengan ilahi – itu adalah ruang di mana kita semua dapat mengalami cinta dan sepotong kehidupan yang dengannya kita dapat menghadapi kenyataan tanpa rasa takut akan penderitaan sepenuhnya.
Ulasan
Rekomendasi
