Trolls World Tour

Plot
Di dunia Troll yang semarak dan unik, sebuah penemuan inovatif menghancurkan ketenangan komunitas Poppy dan Branch. Kegembiraan dan rasa ingin tahu mencengkeram hati para Troll saat mereka mengungkap keberadaan dunia lain, yang penuh dengan suku-suku Troll yang unik dan penuh warna. Penemuan ini memicu reaksi berantai berupa kekaguman, keheranan, dan, pada akhirnya, perselisihan. Berbagai Troll, masing-masing dengan kepribadian, adat, dan gaya musik yang berbeda, berbenturan dalam pusaran perbedaan. Ratu Poppy, yang selalu optimis, melihat potensi persatuan dan kerja sama di antara beragam suku Troll. Dia ingin menyatukan mereka, menjembatani kesenjangan mereka, dan menciptakan dunia yang harmonis di mana mereka dapat hidup selaras. Antusiasmenya yang tak tergoyahkan menular, dan dia mulai mengumpulkan teman-teman terdekatnya, termasuk Branch, si sinis pemarah namun penuh kasih, Guy Diamond, seorang bintang rock berkilau yang modis, dan Chenille, Troll yang lembut namun cerdas. Takdir berkata lain, upaya harmonis mereka terganggu oleh ancaman misterius yang membahayakan keberadaan dunia Troll. Kekuatan jahat mulai meningkatkan ketegangan antara berbagai suku Troll, memicu bentrokan hebat dan memaksa mereka untuk melupakan perbedaan mereka dalam menghadapi musuh bersama. Kehadiran yang tidak menyenangkan, yang terungkap sebagai kekuatan yang terobsesi pada kekuasaan dan tirani yang dikenal sebagai Ratu Barb dari dunia Troll hard-rocking yang menggelegar, bertujuan untuk menaklukkan semua alam Troll. Di bawah tekanan waktu dan serangan tanpa henti dari pasukan Ratu Barb, Poppy dan teman-temannya memulai petualangan epik untuk menyatukan suku-suku Troll yang terpecah belah. Misi mereka jauh dari kata mudah, karena mereka harus menavigasi jaringan budaya, tradisi, dan adat istiadat Troll yang rumit untuk menemukan kesamaan. Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan berbagai karakter Troll berwarna-warni, masing-masing dengan kepribadian dan gaya musik unik mereka, yang semakin menyoroti keragaman dunia Troll. Perjalanan mereka membawa mereka ke Dunia Pop, alam Pop-Troll yang cerah dan riang, yang bersinar dengan kilau yang bersemangat. Mereka menjelajah ke Dunia Klasik, di mana mereka bertemu dengan Diva Trollin yang elegan, halus, dan musikal. Troll Reggaeton yang energik dan ceria, yang merupakan bagian dari suku Dwayne, menyambut mereka dengan tangan terbuka dan irama yang menular. Setiap budaya dan pertemuan baru membawa tantangan dan imbalan tersendiri, menguji ikatan persahabatan dan tekad Poppy untuk menyatukan para Troll. Saat taruhannya semakin tinggi dan bahaya mencapai puncaknya, taruhannya mencapai tingkat kritis. Poppy, Branch, dan teman-teman mereka menghadapi Ratu Barb dalam pertarungan yang mendebarkan yang akan menentukan nasib dunia Troll. Di tengah panasnya pertempuran, mereka memanfaatkan kekuatan gabungan mereka, kekuatan persahabatan, dan keindahan keragaman untuk menciptakan ikatan harmonis yang beresonansi jauh di dalam hati para Troll. Dalam kesimpulan mendebarkan dari Trolls World Tour, esensi suku Troll menjadi lengkap, menggambarkan bahwa hidup berdampingan, saling menghormati, dan cinta adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia mereka dari kegelapan perpecahan dan cinta memang dapat menang atas kekuatan kebencian.
Ulasan
Eva
The music culture gets a thorough makeover with a medley of various hit songs. The four bounty hunters are amusing, especially the gentle jazz one, haha, brilliant (voiced by Mr. Fifty Shades himself!). The plot is childishly silly and the storyline is chaotic, but the theme of "unity in diversity" is decent, complementing the dazzling "rainbow colors" throughout the film.
Adeline
The story is mediocre and not as interesting as the first film. Especially the female lead, besides being quick-witted, is almost worthless. However, the world-building and music are fantastic, especially the depiction of various trolls and music genres: "corny" country music, melancholic blues, yodeling that's just there for the sponsorships, K-pop girl groups battling Latin reggaeton, and so on. Among the six major music genres, rock is the most aggressive, electronic music has a low presence (only as a remix in the grand finale), funk and rap are indeed versatile, and the music hierarchy that eventually leads to harmony are all brilliant settings. But the story is uninteresting, and these elements completely overshadow it.
Waylon
In a world as fluid yet increasingly divided as ours, understanding diversity is more precious than ever. It's not about being colorblind (I don't see color), because that's denying the unique experiences of others. Rather, by embracing our differences, we can better understand our shared humanity and find ways to connect with one another. The plot itself is pretty standard, and personally, the songs aren't as great as the first movie, but the golden, shining message truly elevates it.
Iris
Well, it's one of those sequels that doesn't quite measure up to the original... The technical skills are impressive, though, with those mountains made of blankets and rivers of tulle creating amazing textures. But the story ends with beat music saving the world, and rock music still gets no respect, which feels a little ironic.
Kenneth
It's all talk about creating harmony, but honestly, where's the hard rock? Seriously, hard rock only stands a chance if it wipes out pop music; otherwise, it's just a "queen" in name only, without even a chance to mash up!
Rekomendasi
