Terowongan

Plot
Terowongan adalah film thriller Australia tahun 2011 yang disutradarai oleh Carlo Rambaldi, yang mengambil inspirasi dari miniseri televisi tahun 2008 dengan judul yang sama oleh Dean Wright dan Mark Shirrefs. Narasi ini berkisar pada peristiwa bencana yang menguji ketahanan seseorang dalam keadaan ekstrem. Cerita dimulai dengan Paul Hoesflacher, seorang pria yang sudah menikah, yang berangkat pulang kerja di sore hari. Saat dia melewati kota, dia terjebak dalam kemacetan lalu lintas di dekat terowongan yang sedang dibangun. Terlepas dari pekerjaan jalan dan kondisi jalan yang buruk, Paul melanjutkan perjalanannya. Namun, takdir memiliki rencana lain. Tiba-tiba, runtuhnya terowongan menjebak Paul di dalam, menutupnya dari dunia luar. Tanggapan langsung dari layanan darurat lambat karena miskomunikasi dan prosedur darurat yang buruk. Pihak berwenang lambat merespons, yang menciptakan penundaan dalam mengirim tim penyelamat untuk mencari dan membebaskan Paul. Insiden itu memicu kontroversi karena penyelidikan mengungkapkan bahwa terowongan itu dibangun dengan buruk, meningkatkan kekhawatiran tentang peraturan keselamatan dan tanggung jawab pihak berwenang yang bertugas mengawasi proyek konstruksi. Dengan komunikasi yang terbatas, Paul menemukan dirinya dalam isolasi, tidak yakin akan peluangnya untuk bertahan hidup. Seiring berjalannya situasi, ketegangan meningkat di antara tim penyelamat, media, dan publik, yang menuntut pertanggungjawaban atas runtuhnya terowongan. Film ini menggali gejolak emosional yang dihadapi Paul ketika keruntuhan itu membuatnya tanpa sarana komunikasi apa pun, memaksanya untuk menanggung tekanan psikologis. Paul terjebak, dan waktu berhenti. Kecemasan dan keputusasaannya semakin meningkat setiap jam yang berlalu, karena upaya penyelamatan menjadi semakin sia-sia. Sementara itu, seorang petugas polisi, bernama Kate McKenzie, memimpin penyelidikan runtuhnya terowongan dan bertekad untuk mengungkap kebenaran. Sepanjang narasi, situasi Paul berfungsi sebagai komentar tentang birokrasi dan inefisiensi yang dapat menghambat upaya penyelamatan tepat waktu dalam situasi bencana. Layanan darurat, termasuk tim penyelamat, seringkali terhambat oleh gangguan komunikasi dan kurangnya koordinasi, yang menunda respons penyelamatan. Kisah ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran pemerintah dalam mengawasi proyek infrastruktur publik. Penyelidikan runtuhnya terowongan menjadi kasus kompleks yang mengungkap ketidakbecusan dan korupsi di antara pejabat pemerintah dan perusahaan konstruksi yang bertanggung jawab atas pembangunan terowongan. Saat Paul tetap terjebak, dia mulai kehilangan harapan. Hiruk pikuk media seputar insiden itu meningkatkan tekanan pada pihak berwenang untuk menemukan solusi, tetapi kurangnya koordinasi antara tim yang berbeda menciptakan kebingungan dan penundaan. Di tengah kekacauan, Paul menghadapi perjuangan putus asa untuk bertahan hidup. Narasi akhirnya mengambil giliran yang gelap, di mana isolasi Paul menjadi tak tertahankan. Kondisi mentalnya semakin memburuk, dan prospek penyelamatan yang tidak pasti mulai membuatnya kewalahan. Individu yang dulunya penuh harapan itu mendapati dirinya menatap jurang maut. Terowongan berfungsi sebagai film thriller yang menggugah pikiran yang mengungkap kekurangan layanan darurat dan akuntabilitas pemerintah. Dengan mengeksplorasi efek psikologis isolasi pada seorang individu yang terjebak dalam situasi putus asa, film ini mengangkat pertanyaan tentang dampak perencanaan yang buruk dan inefisiensi birokrasi pada waktu respons darurat.
Ulasan
Rekomendasi
