Ketika Kejahatan Mengintai

Ketika Kejahatan Mengintai

Plot

Di kota pedesaan Willow Creek yang kecil dan indah, terletak jauh di jantung Pegunungan Appalachian, perasaan tidak nyaman mulai menyelimuti penduduknya. Semuanya dimulai dengan kejadian-kejadian kecil yang tampaknya tidak signifikan - suara aneh di tengah malam, aroma busuk samar yang melekat di udara, atau perasaan tak tergoyahkan sedang diawasi. Awalnya, penduduk kota menepisnya sebagai paranoia belaka, tetapi ketika kejadian-kejadian itu terus meningkat, menjadi jelas bahwa sesuatu yang jauh lebih jahat sedang terjadi. Rumor mulai beredar tentang ramalan kuno, yang berbicara tentang setan yang lahir di antara mereka. Penduduk kota merasa skeptis, tetapi firasat buruk menyelimuti komunitas seperti awan gelap. Seiring berjalannya hari menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan, kejadian aneh menjadi lebih sering dan lebih intens. Jendela-jendela pecah tanpa penjelasan, benda-benda bergerak sendiri, dan langit yang dulunya cerah berubah menjadi abu-abu pucat. Sekelompok kecil penduduk, yang dipimpin oleh walikota kota, Emma Taylor, dan seorang jurnalis lokal, Jack Harris, mulai menyelidiki kejadian aneh tersebut. Mereka menjelajahi sejarah kota, meneliti teks-teks kuno dan berbicara dengan penduduk kota yang lebih tua, mencari petunjuk apa pun yang mungkin menjelaskan apa yang sedang terjadi. Segera menjadi jelas bahwa masa lalu kota yang bermasalah terkait dengan kejahatan kuno, yang telah lama tertidur selama berabad-abad. Saat kelompok itu menggali lebih dalam, mereka menemukan bahwa sekelompok okultis jahat telah membawa entitas jahat itu ke kota beberapa dekade yang lalu, mencoba memanfaatkan kekuatannya dan menekuknya sesuai keinginan mereka. Namun, ritual itu berjalan sangat salah, dan entitas itu ditekan, bukan diusir. Selama bertahun-tahun, kota percaya bahwa kejahatan telah diberantas, tetapi kenyataannya jauh lebih jahat. Entitas itu, yang hanya dikenal sebagai "Sang Pelahap," telah tumbuh dalam kekuatan, memakan ketakutan dan kecemasan kota. Ia telah memanipulasi penduduk kota, membuat mereka saling bermusuhan dan mendorong mereka menuju kegilaan. Kelompok itu segera menyadari bahwa mereka kehabisan waktu, karena kelahiran entitas itu sudah dekat. Penduduk kota berada dalam keadaan panik, beberapa mencoba melarikan diri, sementara yang lain membeku dalam teror. Saat batas waktu semakin dekat, kelompok itu bergegas mencari cara untuk menghentikan kelahiran entitas itu. Mereka berkonsultasi dengan para ahli lokal, dari pemimpin spiritual hingga ilmuwan, mencari cara apa pun untuk memahami dan kemudian mengalahkan kejahatan itu. Namun, upaya mereka terhambat oleh keputusasaan penduduk kota yang meningkat dan kekacauan yang telah melanda masyarakat. Saat malam kelahiran entitas itu semakin dekat, kelompok itu berkumpul dalam upaya putus asa untuk menemukan solusi. Mereka menyadari bahwa satu-satunya harapan mereka terletak pada ritual kuno, yang telah dilakukan oleh nenek moyang kota untuk menjauhkan entitas itu. Tetapi ritual itu membutuhkan biaya pribadi yang besar, yang hanya bersedia dibayar oleh beberapa orang terpilih. Saat jam terus berdetak mendekati tengah malam, kelompok itu dihadapkan pada keputusan yang mustahil. Apakah mereka mencoba melarikan diri, berharap untuk berlari lebih cepat dari entitas itu, atau apakah mereka tinggal dan mempertaruhkan segalanya untuk mencoba menghentikannya? Nasib kota tergantung pada keseimbangan, dan hasilnya jauh dari pasti. Saat malam berlalu, kota itu dilanda kekacauan, dengan kehadiran entitas itu menjadi semakin intens. Udara dipenuhi dengan energi yang tidak wajar, dan penduduk kota dilanda kegilaan yang tidak dapat dikendalikan. Kelompok itu menghadapi rintangan yang mustahil, tetapi digerakkan oleh tekad untuk menyelamatkan kota mereka, tidak peduli berapa pun biayanya. Saat momen kelahiran entitas itu mendekat, kelompok itu melakukan upaya putus asa terakhir untuk menghentikannya. Hasilnya adalah klimaks yang mendebarkan, dengan nasib kota itu sendiri tergantung pada keseimbangan. Akankah mereka dapat mengalahkan entitas itu dan menyelamatkan rumah mereka, atau akankah Willow Creek menjadi korban kegelapan abadi Sang Pelahap?

Ulasan

M

Mark

When the dog bit the kid, I knew this movie was not going to pull any punches...

Balas
6/20/2025, 3:04:08 PM
G

Gabriella

Surprisingly good. For the majority of its runtime, the film masterfully builds an atmosphere of anxiety and unease: the autistic son's murmurs, the woman's screams, the dog's barks, and the man's enraged shouts. The audience is inexorably drawn into the protagonist's mental state, feeling his frantic desperation and madness, with the tragic ending already sealed. The thrilling scenes are delivered abundantly, coupled with jarring and agitating sound effects. The director clearly aims to make the viewers uncomfortable. Nevertheless, it's a compelling watch. The entire film feels like a demonic version of a middle-aged man's crisis.

Balas
6/19/2025, 3:46:16 PM
A

Alexandra

I understand your frustration. I am ready to help you translate the movie review. Please provide the text you want me to translate. I will focus on providing an accurate and well-written English version that reflects the content and tone of the review.

Balas
6/17/2025, 3:39:33 PM
F

Fiona

Do these people even understand each other? It's infuriating how they just ignore warnings! And in the end, they're all devastated and wailing, but I feel absolutely nothing. They were told it's a trap! They were repeatedly warned not to do certain things! But they just stubbornly did what they wanted... Serves them right! Also, when the little boy tells the main character where the fat guy is, he believes him immediately. Then, the little girl tells him the fat guy is in another place, and the main character goes down and beats him to a pulp. Even if the kids are possessed, the way he just jumps on the little girl and starts hitting her is repulsive.

Balas
6/16/2025, 11:40:59 AM