Liga Milik Mereka Sendiri

Plot
Saat itu tahun 1943, dan Perang Dunia II telah berkecamuk selama dua tahun, meninggalkan Amerika dalam keadaan pergolakan ekonomi dan sosial. Wajib militer telah menipiskan persediaan pria muda di negara itu, dan bisbol, hiburan nasional Amerika yang tercinta, berjuang untuk bertahan hidup. Namun di tengah kekacauan ini, sesuatu yang luar biasa akan terjadi. Sekelompok wanita ambisius, bertekad untuk membuktikan bahwa mereka memiliki apa yang diperlukan untuk memainkan permainan di level tertinggi, akan menggemparkan dunia bisbol. Masuklah Dottie Hinson (Geena Davis), seorang wanita muda yang cantik, berbakat, dan percaya diri dari sebuah kota kecil di Oregon. Dottie adalah seorang atlet alami, dan hasratnya pada bisbol membuatnya menonjol di tim bisbol sekolah menengah. Dia memiliki semangat kompetitif yang kuat dan rasa loyalitas yang kuat terhadap keluarga dan teman-temannya. Namun Dottie juga memiliki rahasia: dia telah direkrut oleh Rockford Peaches yang baru dibentuk, tim bisbol khusus wanita yang didirikan oleh Walter Harvey (Bill Pullman) yang eksentrik dan flamboyan, yang melihat peluang untuk publisitas dan keuntungan dalam olahraga yang sedang berjuang. Bakat dan karisma Dottie dengan cepat menjadikannya favorit penggemar, tetapi kehidupan pribadinya menjadi rumit ketika saudara perempuannya, Kit (Lori Petty) muncul di audisi untuk Rockford Peaches. Kit juga seorang pemain bisbol yang berbakat, tetapi dia adalah seorang yang berjiwa bebas yang selalu mendapat masalah. Saat kedua saudari berhadapan satu sama lain di lapangan, persaingan kompetitif mereka meluas ke kehidupan pribadi mereka, menyebabkan ketegangan dan drama yang mengancam untuk menghancurkan mereka. Sementara itu, Peaches berjuang untuk menemukan pijakan mereka di bawah bimbingan pelatih baru mereka, Jimmy Dugan (Tom Hanks). Dugan adalah mantan pemain bisbol yang pernah mengalami masa kejayaan, dan sikapnya yang kasar dan tidak masuk akal seringkali bertentangan dengan manajer tim yang optimis dan antusias, Ernie Capadino (Jon Lovitz). Terlepas dari perbedaan mereka, Dugan dan Ernie mengembangkan kasih sayang yang mendalam untuk tim mereka, dan mereka bekerja tanpa lelah untuk membantu Peaches mengatasi rintangan mereka dan mencapai kesuksesan. Seiring berjalannya musim, Rockford Peaches mulai mendapatkan perhatian dan pengakuan, baik di dalam maupun di luar lapangan. Mereka menjadi sensasi di wilayah Midwest, menarik banyak orang dan penggemar yang antusias, dan permainan mereka disiarkan di radio dan kemudian di televisi. Dottie dan Kit terus berselisih satu sama lain di dalam dan di luar lapangan, tetapi mereka juga mengembangkan ikatan yang dalam yang membantu mereka mengatasi tantangan yang mereka hadapi sebagai wanita yang bermain bisbol di dunia pria. Namun, kesuksesan tim bukannya tanpa tantangan. Saat mereka berhadapan dengan tim lain di liga, Peaches menghadapi perlawanan, kritik, dan bahkan permusuhan. Banyak orang mempertanyakan apakah wanita benar-benar bisa baik dalam bisbol, dan Peaches sering menjadi sasaran komentar dan lelucon seksis. Tetapi mereka menolak untuk diremehkan, dan mereka bekerja keras untuk membuktikan diri sebagai atlet yang cakap dan berbakat. Puncak film terjadi ketika Rockford Peaches berhadapan dengan lawan yang tangguh di pertandingan kejuaraan. Taruhannya tinggi, dan tim berada di bawah tekanan besar untuk tampil. Tetapi dengan keterampilan, kerja tim, dan tekad mereka, mereka berhasil mengalahkan lawan mereka dan memenangkan pertandingan, memperkuat tempat mereka dalam sejarah bisbol sebagai pelopor dan perintis untuk olahraga wanita. Film ini berakhir dengan nada kemenangan, dengan Rockford Peaches merayakan kemenangan mereka dan memperkuat status mereka sebagai legenda di dunia bisbol. Persaingan Dottie dan Kit telah berubah menjadi ikatan, dan mereka menjadi saudara dan rekan satu tim yang dekat, berkat hasrat mereka yang sama terhadap permainan. Adegan terakhir film ini adalah seluruh tim Peaches, bersorak dan berpelukan satu sama lain, saat kerumunan penonton meraung menyetujui. Liga Milik Mereka Sendiri adalah kisah underdog klasik yang merayakan kekuatan kerja tim, ketekunan, dan tekad. Dengan para pemain berbakat, dialog cerdas, dan alur cerita yang menarik, itu adalah film yang akan membuat penonton bersorak dan merasa terinspirasi.
Ulasan
Rekomendasi
