Dominasi Mutlak

Plot
Di dunia dystopian tahun 2063 M, dampak perang suci global telah membuat dunia berantakan. Orang-orang fanatik dan ekstremis, yang didorong oleh keinginan kuat untuk memaksakan superioritas spiritual mereka pada umat manusia, telah menghancurkan kota-kota dan membubarkan seluruh bangsa, menjerumuskan dunia ke dalam kekacauan. Saat langit yang dulunya biru berubah menjadi abu-abu dan udara semakin pekat dengan bau asap dan abu, badan-badan pemerintahan dunia tidak punya pilihan selain mencari solusi putus asa untuk menyelamatkan umat manusia dari dirinya sendiri. Solusinya berbentuk Pertempuran Dominasi Mutlak, sebuah konsep baru yang radikal dalam diplomasi yang menjanjikan untuk membawa perdamaian dan ketertiban ke dunia di ambang kehancuran. Turnamen ini, sebuah kompetisi seni bela diri yang sengit, akan menampilkan petarung terbaik dari seluruh dunia, masing-masing mewakili keyakinan dan rakyat mereka. Idenya sederhana namun berani: dengan mengadu para pejuang terhebat satu sama lain, dunia akan menentukan seorang juara yang keyakinannya akan memerintah umat manusia, memulihkan perdamaian dan ketertiban ke dunia yang terkoyak oleh kebencian dan intoleransi. Taruhannya tinggi, dengan setiap negara mengirimkan prajurit mereka yang paling terampil dan mematikan ke turnamen. Dari jalan-jalan Tokyo hingga bukit-bukit Yerusalem, para petarung dari semua lapisan masyarakat telah berlatih secara rahasia, mengasah keterampilan mereka dan mempersiapkan diri untuk ujian pamungkas. Beberapa termotivasi oleh keinginan untuk membela keyakinan mereka, sementara yang lain berusaha untuk mengalahkan musuh mereka dan mengklaim kemenangan bagi rakyat mereka. Di antara para pesaing, ada seorang pejuang muda dan penuh teka-teki bernama Elijah, yang berasal dari sebuah desa terpencil di Timur Tengah. Latar belakang Elijah diselimuti misteri, dan motivasinya tidak jelas. Beberapa mengatakan dia dilahirkan dalam keluarga pejuang, sementara yang lain mengklaim bahwa dia pernah menjadi anggota kelompok ekstremis radikal yang berbalik melawan tujuan mereka dan sekarang mencari penebusan. Apa pun kebenarannya, satu hal yang pasti: Elijah adalah kekuatan yang patut diperhitungkan, keterampilannya dalam pertarungan tangan kosong tak tertandingi oleh lawan-lawannya. Saat turnamen memanas dan persaingan semakin ketat, Elijah mendapati dirinya berhadapan dengan beberapa petarung paling tangguh di dunia. Ada Marcus, seorang raksasa menjulang tinggi dari jalan-jalan Brasil, yang gaya brutal dan perawakannya yang mengesankan menjadikannya lawan yang tangguh. Lalu ada Leila, seorang akrobat kecil namun mematikan dari India, yang gerakannya yang cair dan strategi licik membuat lawannya bingung. Terlepas dari rintangan yang menentangnya, Elia terbukti menjadi kuda hitam, gaya bertarungnya yang tidak ortodoks dan tekadnya yang tak tergoyahkan mendorongnya ke babak final turnamen. Saat taruhan semakin tinggi, ketegangan meningkat, dan dunia menyaksikan dengan napas tertahan saat para pejuang terhebat di dunia bentrok dalam upaya untuk mengklaim gelar juara. Pada akhirnya, semuanya bermuara pada satu pertandingan antara Elijah dan juara kelas berat saat ini, seorang raksasa kekar bernama Viktor dari Rusia. Viktor adalahmonster besar, dengan otot setebal batang pohon dan gaya bertarung yang brutal sekaligus efisien. Reputasinya sebagai pejuang yang kejam telah membuatnya ditakuti dan dihormati oleh lawan-lawannya, dan banyak yang percaya bahwa dia tak terkalahkan. Saat kedua petarung itu berhadapan di arena, penonton menahan napas mereka secara kolektif. Udara dipenuhi dengan antisipasi, ketegangan terasa saat kedua lawan saling menilai, mata mereka terkunci dalam tatapan sengit. Kerumunan berada di ujung kursi mereka saat wasit mengumumkan dimulainya pertandingan, dan Elijah dan Viktor beraksi, tinju mereka terbang dalam kecepatan dan amarah yang kabur. Pertempuran berkecamuk selama apa yang terasa seperti keabadian, setiap petarung mendaratkan pukulan besar yang bisa menjatuhkan orang yang lebih lemah. Tapi Elia bukanlah prajurit biasa. Dengan refleks cepat dan strategi liciknya, ia berhasil menghindari ayunan haymaker Viktor dan melancarkan serangan presisi yang menargetkan titik lemah raksasa Rusia itu. Saat pertarungan berlanjut, Viktor mulai lelah, tubuhnya yang besar memberikan dampak saat ia mencoba mengimbangi gerakan secepat kilat Elia. Dalam perubahan peristiwa yang menakjubkan, Elia melontarkan pukulan yang menentukan, tendangan dahsyat yang membuat Viktor jatuh ke tanah. Saat wasit menghitung sampai sepuluh dan menyatakan Elijah sebagai pemenang, kerumunan meledak dalam hiruk pikuk sorakan dan tepuk tangan. Prajurit muda itu berdiri dengan kemenangan, lengannya terangkat sebagai kemenangan saat dia memandangi lautan wajah di hadapannya. Pada akhirnya, kemenangan Elia adalah suar harapan di dunia yang terkoyak oleh konflik dan intoleransi. Saat dia berdiri podium, sabuk juara melingkar di bahunya, dia mewakili bukan hanya dirinya sendiri, tetapi semua orang yang mencari dunia yang lebih baik, dunia di mana iman adalah sumber perdamaian dan pengertian, bukan kebencian dan perpecahan. Hasil turnamen disambut dengan reaksi beragam, karena beberapa orang memuji Elijah sebagai pahlawan dan yang lain mencelanya sebagai bidat. Tapi satu hal yang jelas: dunia telah diubah selamanya oleh peristiwa Pertempuran Dominasi Mutlak. Saat debu mereda dan para petarung kembali ke rumah masing-masing, dunia mulai sembuh, luka-lukanya perlahan menutup saat orang-orang mulai melihat satu sama lain, bukan sebagai musuh untuk dikalahkan, tetapi sebagai sesama manusia yang layak dihormati dan dikasihani.
Ulasan
Rekomendasi
