Anakanku

Anakanku

Plot

Di hutan yang rimbun dan semarak, sebuah suku hutan matriarki berkembang, diatur oleh seperangkat aturan ketat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Masyarakat mereka tidak memiliki dominasi dan konflik laki-laki, di mana harmoni dan ketenangan berkuasa. Di jantung suku ini terdapat posisi terhormat dari laki-laki dominan, pemimpin yang menjaga keseimbangan dan persatuan di antara para perempuan. Laki-laki dominan, yang dikenal karena kekuatan, kelincahan, dan kebijaksanaannya yang luar biasa, telah memegang posisinya selama bertahun-tahun. Dia adalah sosok yang dihormati, dicintai dan dihormati oleh semua perempuan, yang memandangnya sebagai sosok ayah. Istri dari laki-laki dominan, seorang wanita yang bijaksana dan penuh kasih sayang, berbagi rasa hormat yang sama dari para perempuan lain. Dia dihargai atas bimbingan dan semangat memeliharanya. Menurut hukum suku, laki-laki dominan hanya dapat mengklaim hak untuk kawin dengan perempuan lain setelah istrinya melahirkan seorang pewaris. Ini memastikan kelanjutan suku dan menjaga keseimbangan kekuasaan. Aturan-aturan tersebut dirancang untuk membina persatuan, mencegah konflik, dan mempromosikan hidup berdampingan secara damai. Namun, aturan yang melarang laki-laki dominan untuk kawin dengan perempuan lain sebelum istrinya melahirkan menciptakan ketegangan di antara kelompok tersebut. Beberapa perempuan yang lebih muda menjadi frustrasi dan merasakan keinginan yang kuat untuk berkembang biak, karena mereka percaya bahwa potensi reproduksi dan masa muda mereka menjadi sia-sia. Sentimen merasa ditinggalkan dari proses perkawinan ini menciptakan kebencian yang halus tetapi terasa terhadap laki-laki dominan dan istrinya. Di dunia yang jauh lebih maju dan serba cepat, seorang fotografer alam laki-laki yang dibesarkan di kota menemukan suku tersembunyi jauh di dalam hutan. Namanya Jack, dan dia adalah seorang fotografer yang ulung, dengan hasrat yang tak terpuaskan untuk mengabadikan keindahan alam yang mentah. Kunjungan Jack ke hutan bukanlah kebetulan belaka; dia telah mendokumentasikan penurunan satwa liar hutan dan dampak pembangunan manusia terhadap ekosistem. Saat Jack menjelajahi hutan, menjelajah lebih dalam ke pedalaman, dia menemukan suku matriarki. Dia terpesona oleh cara hidup mereka yang unik dan mengamati dengan penuh minat, mencatat dengan cermat perilaku, interaksi, dan aturan mereka. Kehadiran Jack, meskipun tidak disengaja, membawa dinamika baru ke dalam kehidupan suku tersebut. Laki-laki dominan, mengamati interaksi Jack dengan istrinya dan perempuan lain, merasakan bahwa kedatangan Jack dapat mengganggu keseimbangan halus yang telah mereka perjuangkan dengan keras untuk mempertahankannya. Kehadiran maskulin Jack terasa jelas, dan laki-laki dominan menjadi waspada, melihatnya sebagai ancaman. Dia merasa bahwa kehadiran Jack merupakan tantangan bagi otoritasnya, terutama karena fotografer tersebut menampilkan pesona dan karisma alami yang beresonansi dengan perempuan lain. Saat Jack menghabiskan lebih banyak waktu di antara suku tersebut, hubungannya dengan para perempuan menjadi lebih intim. Mereka membuka diri padanya, berbagi cerita mereka, dan mengungkapkan keinginan mereka. Jack mendengarkan dengan seksama, mempelajari perjuangan dan aspirasi mereka. Di mata para perempuan, Jack mewakili solusi untuk kebutuhan reproduksi mereka. Dia muda, subur, dan berpotensi membawa kehidupan baru ke suku tersebut. Namun, laki-laki dominan tidak akan melepaskan posisinya atau istrinya tanpa perjuangan yang sengit. Hubungan Jack dengan istrinya dan keinginan untuk mengklaim pasangan baru memicu kebencian yang besar pada laki-laki dominan. Kehadiran Jack telah memicu krisis suksesi, dan fondasi harmoni suku itu sedang ditantang.

Anakanku screenshot 1

Ulasan