Black Sabbath - The End - Live In Birmingham

Black Sabbath - The End - Live In Birmingham

Plot

The Black Sabbath: The End Tour adalah momen penting bagi para penggemar band heavy metal pelopor ini, menandai penampilan perpisahan dari salah satu aksi musik paling berpengaruh dan abadi sepanjang masa. Konser penutup Black Sabbath berlangsung pada 4 Februari 2017, di Genting Arena di Birmingham, kota asal band ini. Malam itu adalah bukti warisan kuintet ikonik ini, saat mereka memulai perjalanan terakhir ini, merayakan karier luar biasa mereka selama empat dekade. Saat kerumunan yang tiketnya habis terjual dengan penuh semangat menunggu kedatangan band, antisipasi terasa begitu kuat. Selama beberapa dekade, Black Sabbath telah menjadi kekuatan pendorong dalam membentuk genre heavy metal, memikat para penggemar dengan perpaduan terobosan mereka dari riff yang gelap dan suram, melodi menghantui, dan ratapan Ozzy Osbourne yang tak salah lagi. Album-album awal band ini, seperti 'Paranoid' dan 'Master of Reality', telah membuka jalan bagi band-band metal yang tak terhitung jumlahnya, sementara karya klasik berikutnya seperti 'Sabbath Bloody Sabbath' dan 'Sabotage' memperkuat posisi mereka sebagai pelopor. Tony Iommi, gitaris ikonik dan penulis lagu utama band ini, telah lama menjadi jantung di balik suara unik Black Sabbath. Dengan gitar Iommi buatannya, yang menampilkan sistem tremolo khasnya dan nada yang khas, gaya bermain Iommi telah mendefinisikan lanskap heavy metal. Bersama dengan bassis Geezer Butler, drumer Bill Ward dan kemudian digantikan oleh Brad Wilk, bagian ritme secara konsisten mendorong batas-batas sonic heavy metal. Genting Arena di Birmingham dipenuhi dengan kegembiraan saat Black Sabbath naik ke atas panggung, ditemani oleh legenda gitar tamu istimewa, Adrian Smith dari Iron Maiden. Kerumunan yang tiketnya habis terjual meledak menjadi kegilaan saat band ini meluncurkan lagu pembuka khas mereka, 'Into the Void', sebuah lagu yang menunjukkan komitmen teguh mereka terhadap suara heavy metal gelap mereka. Saat 'Black Mass' dan 'God Is Dead?' bergemuruh sepanjang malam, jelas bahwa ini bukanlah konser biasa. Setiap lagu dibawakan dengan presisi, semangat, dan hormat, memberikan penghormatan kepada warisan Black Sabbath yang tak tergoyahkan. Setlist untuk penampilan malam itu menampilkan perpaduan antara trek klasik dan favorit penggemar, sebuah bukti dedikasi band terhadap nilai-nilai inti dan loyalitas penggemar mereka. 'Iron Man' dan 'Paranoid' menerima tepuk tangan meriah, sementara 'Children of the Grave' dan 'End of the Beginning' menunjukkan komitmen band yang tak henti-hentinya terhadap suara heavy metal pelopor mereka. Saat malam semakin larut, Black Sabbath membawakan medley lagu-lagu klasik mereka, termasuk 'Symptom of the Universe' dan 'After Forever', memberikan penghormatan kepada warisan mereka yang penuh sejarah. Riff ikonik Tony Iommi dan vokal Ozzy yang menghantui menciptakan suasana yang menghantui, membawa penonton ke era lampau dari lanskap heavy metal yang gelap dan suram. Salah satu momen paling pedih di malam itu terjadi selama penampilan 'Hole in the Sky'. Ozzy, yang tampak emosional, tampak tergerak oleh besarnya acara tersebut. Saat band meluncurkan lagu klasik ini, yang menampilkan drum gemuruh Brad Wilk, energi di Genting Arena menjadi hampir luar biasa. Penampilan itu adalah mahakarya dalam heavy metal, sebuah penghormatan yang pantas untuk dedikasi band yang tak tergoyahkan terhadap keahlian mereka. Momen-momen penutup konser perpisahan Black Sabbath menyaksikan band membawakan lagu terakhir dan dahsyat dari 'Children of the Grave', sebuah lagu yang menangkap esensi dari musik mereka. Saat akord terakhir memudar dan penonton meledak menjadi tepuk tangan, jelas bahwa malam itu adalah sesuatu yang benar-benar istimewa - sebuah bukti kekuatan abadi dari musik Black Sabbath, dan dampak yang ditimbulkannya pada generasi penggemar. Saat lampu padam dan band meninggalkan panggung untuk terakhir kalinya, Genting Arena bergema dengan rasa sejarah bersama, sebuah pengakuan kolektif atas karier terobosan Black Sabbath. Penampilan perpisahan mereka akan terukir dalam ingatan para penggemar dan sesama musisi, menjadi pengingat pedih akan pengaruh mendalam band ini pada dunia heavy metal. Setelah konser perpisahan, para anggota Black Sabbath memulai perayaan yang layak atas warisan mereka yang penuh sejarah, masing-masing dari mereka merenungkan banyak tonggak yang telah menandai perjalanan luar biasa mereka. Seperti yang diamati Ozzy Osbourne, "Kami hanya akan menikmati apa yang kami lakukan, selama empat dekade kami melakukan hal kami, dan kami bangga." Nada terakhir dari 'Children of the Grave' akan terus bergema, warisan abadi yang selamanya akan mengubah arah sejarah heavy metal.

Black Sabbath - The End - Live In Birmingham screenshot 1
Black Sabbath - The End - Live In Birmingham screenshot 2

Ulasan