Brüno

Brüno

Plot

Brüno, film komedi tahun 2009 yang disutradarai oleh Larry Charles, adalah kritik satir terhadap ekses jurnalisme televisi modern dan norma-norma sosial seputar homoseksualitas. Film ini berpusat pada Brüno Gehard, seorang reporter televisi Austria yang flamboyan dan keterlaluan yang membawakan program bernama "Fashion Television" di mana ia mewawancarai selebriti papan atas dan perancang busana. Namun, Brüno bukan hanya reporter televisi biasa. Dia adalah individu yang egois, menjengkelkan, dan tidak bijaksana yang berusaha keras untuk memprovokasi reaksi dari para tamunya. Entah itu menyerbu ruang pribadi, membuat komentar yang keterlaluan, atau terlibat dalam tampilan publik homoseksualitas, tujuan Brüno selalu sama: menjadi pusat perhatian. Ketika acara televisinya dibatalkan, Brüno memulai misi untuk membuat nama untuk dirinya sendiri di dunia jurnalisme televisi Amerika. Dia melakukan perjalanan ke Amerika, di mana dia terkejut dengan sifat orang-orang yang lebih pendiam dan sopan. Tanpa gentar, Brüno melihat ini sebagai kesempatan untuk mengejutkan dan mengganggu publik Amerika dengan tingkah lakunya yang keterlaluan. Saat Brüno menavigasi dunia televisi Amerika, ia mewawancarai tamu yang tidak curiga, termasuk selebriti, politisi, dan orang Amerika biasa. Wawancaranya adalah campuran kejujuran brutal, pertanyaan provokatif, dan kebohongan terang-terangan. Namun, para tamunya seringkali lengah dengan pertanyaannya, yang mengarah ke beberapa momen yang membuat tertawa terbahak-bahak. Salah satu tema yang berulang dalam film ini adalah ketertarikan Brüno dengan Impian Amerika. Dia melihat Amerika sebagai tanah peluang, di mana individu dapat menemukan kembali diri mereka sendiri dan membuat nama untuk diri mereka sendiri. Namun, pendekatan Brüno untuk mencapai kesuksesan sama sekali tidak konvensional. Dia melihat pengejaran ketenaran dan kekayaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, di mana tujuannya adalah validasi dan kekaguman dari publik. Sepanjang film, tingkah laku Brüno menyebabkan serangkaian momen kacau dan bencana. Mulai dari secara tidak sengaja menyalakan alarm kebakaran di restoran yang ramai hingga dikejar oleh sekelompok redneck yang marah, kurangnya kesadaran diri dan pertimbangan Brüno untuk orang lain menyebabkan beberapa momen yang benar-benar lucu. Terlepas dari kekacauan yang dia sebabkan, Brüno adalah karakter yang karismatik dan menawan. Kepolosan dan kebaikan hatinya terbukti dalam keheranan seperti anak kecil dan antusiasmenya terhadap kehidupan. Kepolosannya juga menjadikannya magnet bagi pelecehan dan eksploitasi oleh orang-orang di sekitarnya. Entah itu agennya, publisisnya, atau kru kamera, semua orang tampaknya memanfaatkan kenaifan Brüno untuk keuntungan mereka sendiri. Film ini juga mengangkat pertanyaan tentang hakikat ketenaran dan ketenaran. Kebangkitan Brüno menuju ketenaran sangat cepat dan dahsyat, tetapi dibangun di atas fondasi penipuan dan manipulasi yang goyah. Publisis dan agennya mendorongnya untuk menjadi keterlaluan dan provokatif, tetapi motivasi mereka tidak sepenuhnya altruistik. Mereka melihat Brüno sebagai sarana untuk mencapai tujuan, cara untuk menghasilkan uang dan meningkatkan profil mereka sendiri. Para pemeran pendukung dalam film ini juga patut diperhatikan. Jason Gibbons, diperankan oleh Rory Kinnear, adalah publisis Brüno yang canggung dan kebingungan yang mencoba mengimbangi tingkah laku Brüno. Agen Brüno, Jeff, diperankan oleh J.B. Smoove, adalah individu yang teduh dan bangkrut secara moral yang melihat Brüno sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Film ini juga menampilkan sejumlah selebriti, termasuk Slash, Elton John, dan Ron Paul, yang semuanya membuat penampilan yang berkesan. Masing-masing selebriti ini menjadi sasaran tingkah laku Brüno, yang mengarah ke beberapa momen yang lebih berkesan dalam film. Secara keseluruhan, Brüno adalah komedi yang membuat tertawa terbahak-bahak yang mengejek ekses jurnalisme televisi modern dan norma-norma sosial seputar homoseksualitas. Dengan dialognya yang jenaka, tingkah lakunya yang keterlaluan, dan penampilan karismatik dari Sacha Baron Cohen, Brüno wajib ditonton oleh para penggemar komedi dan satir. Kritik satir film tentang masyarakat modern mengangkat pertanyaan penting tentang hakikat selebriti, ketenaran, dan media, menjadikannya pengalaman film yang berkesan dan menggugah pikiran.

Brüno screenshot 1
Brüno screenshot 2
Brüno screenshot 3

Ulasan

D

Dylan

Taking tastelessness to the extreme...

Balas
6/28/2025, 1:03:45 PM
J

Juliet

Is this movie trying to make even *more* people homophobic?

Balas
6/25/2025, 12:36:32 PM