Cold Fish

Cold Fish

Plot

Dalam suasana yang menakutkan dan meresahkan dari "Cold Fish" karya Tetsuya Nakashima, kita diperkenalkan kepada Shamoto, pemilik toko ikan tropis kecil yang lemah lembut dan bersahaja. Hidupnya mengalami perubahan tak terduga ketika putrinya yang berusia 17 tahun, Mitsuko, tertangkap mencuri di toko kelontong setempat. Kejadian itu membuatnya terpuruk, menyebabkan masalah di sekolah dan di rumah. Putus asa untuk menyelesaikan situasi dan menjaga nama baik, ayah Mitsuko beralih ke sumber bantuan yang tak terduga - seorang pria bernama Murata. Murata tampak seperti sosok yang baik hati yang benar-benar peduli dengan kesejahteraan Mitsuko. Dia memiliki minat yang sama pada ikan tropis dan mengoperasikan toko akuarium di dekatnya, tempat dia menjual makhluk laut eksotis dan tidak biasa kepada para kolektor yang antusias. Saat Shamoto dan Murata memulai percakapan, mereka mulai terikat karena minat yang sama pada dunia bawah laut yang menakjubkan. Dinamika ramah mereka tampaknya menenangkan pikiran Shamoto, karena ia menjadi lebih nyaman dalam berurusan dengan putrinya yang bermasalah. Namun, seiring berjalannya narasi, kita mulai melihat sekilas sisi gelap dan menyeramkan Murata. Dia adalah pria dengan masa lalu yang rumit dan bermasalah, yang ditandai dengan jejak kekerasan dan penipuan. Nakashima dengan cekatan menciptakan karakter yang memukau dan menjijikkan, seorang pria yang wajahnya yang karismatik menyembunyikan kuali keinginan yang menyimpang dan kecenderungan sadis. Di balik pintu tertutup, perilaku Murata menjadi semakin tidak terkendali, dan kita melihat kilasan sifatnya yang brutal dan penuh perhitungan. Ketertarikannya pada keindahan dan kerapuhan ikan serta makhluk laut lainnya dipertentangkan dengan ketertarikan pada kekerasan, ketertarikan yang menyimpang pada kekuatan mentah dan kebrutalan kematian. Paradoks ini ditangkap secara ahli oleh Nakashima melalui motif visual film yang meresahkan dan skor yang mengganggu. Saat ketegangan meningkat dan misteri semakin dalam, Shamoto merasa dirinya semakin terjerat dalam jaringan penipuan dan manipulasi Murata. Kita mulai menyadari bahwa motif Murata untuk berteman dengan keluarga Shamoto jauh dari altruistis. Dia memiliki motif tersembunyi untuk membantu Mitsuko, dan menjadi semakin jelas bahwa dia lebih tertarik pada gadis remaja itu sebagai mainan daripada sebagai teman yang benar-benar peduli. Pada saat yang sama, hubungan Shamoto dengan putrinya mulai hancur lebih jauh, karena dia semakin tertarik ke orbit Murata yang karismatik dan manipulatif. Suasana ketakutan dan firasat buruk menjadi semakin menyesakkan, saat penonton mulai curiga bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi. Melalui penggunaan citra yang mengganggu dan sudut kamera yang meresahkan, Nakashima menciptakan suasana klaustrofobia, seolah-olah karakter tercekik di bawah beban rahasia dan keinginan gelap mereka sendiri. Suasana yang menindas ini memuncak dalam konfrontasi yang mengejutkan dan mengganggu yang mendefinisikan ulang batas-batas kekejaman dan kekerasan manusia. Pada akhirnya, "Cold Fish" adalah kisah yang mencekam dan meresahkan tentang obsesi, manipulasi, dan aspek-aspek gelap dari jiwa manusia. Ketegangan film yang membara perlahan dan suasana yang mengganggu menciptakan rasa tidak nyaman yang berlama-lama setelah kredit bergulir. Arahan Nakashima yang ahli dan penampilan para anggota pemerannya menghidupkan narasi yang mengganggu ini dengan cara yang akan membuat penonton berada di ujung kursi mereka, tidak dapat mengalihkan pandangan dari kengerian yang terungkap di depan mereka.

Cold Fish screenshot 1
Cold Fish screenshot 2
Cold Fish screenshot 3

Ulasan