Common Ground: Tanah yang Sama

Plot
Common Ground, sebuah film dokumenter, menyoroti dunia pertanian Amerika yang sering diabaikan, mengungkap hubungan rumit antara kebijakan pertanian, politik, dan kesehatan masyarakat. Film ini menyelidiki kehidupan para petani regeneratif yang bertekad untuk membawa perubahan transformatif dalam cara negara mendekati kesehatan tanah. Film ini dimulai dengan memperkenalkan kita pada realitas keras praktik pertanian modern, yang sering memprioritaskan keuntungan jangka pendek daripada keberlanjutan jangka panjang. Metode pertanian konvensional sangat bergantung pada pupuk sintetis, pestisida, dan input kimia lainnya yang dapat mencemari tanah, air, dan udara, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan petani dan konsumen. Praktik-praktik ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berkontribusi pada meningkatnya masalah penyakit bawaan makanan, yang meningkat di seluruh Amerika Serikat. Seiring berjalannya film dokumenter, kita bertemu dengan sekelompok petani regeneratif yang berdedikasi yang bekerja tanpa lelah untuk merevolusi cara kita menanam dan mengonsumsi makanan. Para petani ini, yang berasal dari berbagai latar belakang dan wilayah, berbagi visi yang sama: untuk memulihkan kesehatan tanah kita, yang merupakan fondasi dari sistem pangan kita. Mereka percaya bahwa dengan mengadopsi praktik regeneratif, seperti pertanian tanpa olah tanah atau pengurangan olah tanah, penanaman tanaman penutup, dan memasukkan amandemen organik, kita tidak hanya dapat meningkatkan kesuburan tanah tetapi juga mempromosikan layanan ekosistem, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan meningkatkan hasil panen. Salah satu karakter utama dalam film ini adalah Gabe Brown, seorang petani regeneratif pelopor dari North Dakota. Pertanian Brown, yang telah menjadi milik keluarganya selama beberapa generasi, dulunya merupakan operasi yang berkembang pesat yang menggunakan praktik konvensional. Namun, setelah serangkaian masalah kesehatan dan kesulitan keuangan, Brown memutuskan untuk membuat perubahan drastis. Dia mulai bereksperimen dengan metode regeneratif, secara bertahap mengalihkan pertaniannya ke model yang lebih berkelanjutan. Melalui pengalaman Brown, film ini menyoroti manfaat pertanian regeneratif, termasuk peningkatan kesuburan tanah, peningkatan hasil panen, dan peningkatan layanan ekosistem. Kita melihat pertanian Brown berubah dari operasi tandus dan bergantung pada bahan kimia menjadi ekosistem yang berkembang yang penuh dengan kehidupan. Keberhasilannya telah menginspirasi komunitas petani yang berpikiran sama, yang sekarang bekerja sama untuk menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan. Tokoh kunci lainnya dalam film ini adalah Pam Roland, seorang petani regeneratif dari California. Pertanian Roland, yang bersertifikasi organik, telah menjadi pemimpin dalam gerakan regeneratif. Pertaniannya adalah model keberlanjutan, di mana setiap aspek operasi dirancang untuk mempromosikan layanan ekosistem dan meminimalkan limbah. Kita melihat Roland dan timnya menerapkan teknik inovatif, seperti menggunakan drone untuk memantau kelembaban tanah dan menerapkan kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah. Keberhasilan pertaniannya telah membuatnya diakui sebagai juara pertanian regeneratif. Saat film ini menggali lebih dalam dunia pertanian regeneratif, menjadi jelas bahwa gerakan ini didorong oleh lebih dari sekadar masalah lingkungan. Para petani regeneratif yang ditampilkan dalam film ini sangat berkomitmen untuk menciptakan sistem pangan yang lebih adil, di mana petani skala kecil dapat berkembang dan konsumen memiliki akses ke makanan bergizi yang ditanam secara lokal. Para petani ini menyadari bahwa sistem pertanian industri saat ini rusak dan pendekatan baru diperlukan. Salah satu aspek film yang paling menarik adalah eksplorasinya tentang hubungan antara kebijakan pertanian, politik, dan kesehatan masyarakat. Film dokumenter ini menyoroti cara-cara di mana kebijakan pemerintah dapat mendukung atau menghambat pertumbuhan pertanian berkelanjutan. Kita melihat bagaimana RUU Pertanian, sebuah undang-undang besar yang diperbarui setiap lima tahun, dapat mempromosikan atau merusak praktik pertanian regeneratif. Film ini juga menjajaki peran kepentingan perusahaan dalam membentuk kebijakan pertanian dan mempromosikan praktik pertanian konvensional. Saat film berakhir, kita ditinggalkan dengan rasa harapan dan kemungkinan. Para petani regeneratif yang ditampilkan dalam film dokumenter tidak hanya berusaha untuk mengubah cara kita menanam dan mengonsumsi makanan; mereka juga berupaya untuk mengubah hubungan masyarakat kita dengan dunia alami. Mereka percaya bahwa dengan memprioritaskan kesehatan tanah, kita dapat mempromosikan layanan ekosistem, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menciptakan sistem pangan yang lebih adil dan berkelanjutan. Common Ground adalah film yang kuat dan menginspirasi yang menyoroti saling keterkaitan kebijakan pertanian Amerika, politik, dan kesehatan masyarakat. Ini mengingatkan kita bahwa keputusan yang kita buat sebagai masyarakat dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi kesehatan lingkungan kita, komunitas kita, dan tubuh kita sendiri. Seperti yang disarankan oleh judul film, ada landasan bersama yang dapat ditemukan, tempat di mana pertanian, politik, dan kesehatan masyarakat berpotongan dengan cara yang meningkatkan kesejahteraan semua. Film ini sangat relevan untuk dicari dengan kata kunci: pertanian regeneratif, kesehatan tanah, keberlanjutan pangan, kebijakan pertanian Indonesia, pertanian organik, dan ketahanan pangan.
Ulasan
