Darkside Blues

Plot
Di masa depan yang tidak begitu jauh, dunia telah diubah oleh ambisi besar sebuah korporasi tunggal: Persona Century Corporation. Di bawah kepemimpinan CEO-nya yang penuh teka-teki, perusahaan telah mengakuisisi hampir setiap inci tanah di planet ini, tidak menyisakan ruang untuk perbedaan pendapat atau pemberontakan. Mereka yang berani menentang mereka ditangani dengan cepat, suara mereka dibungkam dan kebebasan mereka dibatasi. Cengkeraman korporasi semakin ketat, meremas kehidupan dari semua orang yang tinggal di dalam lingkup pengaruhnya. Namun, di tengah lautan kegelapan ini, ada secercah harapan. Di kota bebas Kabuki-cho, juga dikenal sebagai 'Sisi Gelap Tokyo,' sebuah kelompok perlawanan kecil telah berakar. Dipimpin oleh Mai yang penuh teka-teki dan bertekad, para anggota Messiah adalah sekelompok individu yang menolak untuk menyerah pada rezim korporasi yang menghancurkan. Mereka telah berhasil menjaga kemerdekaan mereka, meskipun genting, dengan tetap tersembunyi dari mata Persona yang melihat segalanya. Ke dalam dunia yang bergejolak ini melangkah seorang pria yang diselimuti misteri, yang mengambil persona Kabuki-cho: Darkside. Identitas dan masa lalunya yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi satu hal yang pasti: ia memiliki kekuatan mistik unik yang dikenal sebagai 'pembaruan.' Kekuatan ini memungkinkannya untuk menyembuhkan luka orang lain, memulihkan vitalitas dan vitalitas mereka. Namun, ada satu tangkapan: Darkside telah disegel di dimensi lain, terkunci dari dunia yang dulu dikenalnya, selama delapan belas tahun yang panjang. Itu sampai sekarang. Kembalinya Darkside bukanlah suatu kebetulan. Kekuatan mistiknya telah bergejolak sekali lagi, merasakan keputusasaan orang-orang di sisi tabir ini. Waktunya baginya untuk memasuki kembali dunia akhirnya tiba. Kehadirannya adalah suar harapan bagi orang-orang Mesias, yang melihat di dalam dirinya kesempatan untuk mengalahkan penindas mereka. Saat kedua kekuatan itu bertabrakan, panggung disiapkan untuk pertempuran yang akan mengubah jalannya sejarah. Mai, pemimpin Messiah, adalah sosok yang penuh teka-teki. Tekadnya terlihat jelas di matanya, dan keyakinannya pada tujuan itu tak tergoyahkan. Dia melihat dalam diri Darkside seorang pahlawan yang telah lama hilang, seorang penyelamat dari dunia lain. Kepercayaannya padanya mutlak, dan dia bersedia mempertaruhkan segalanya untuk memastikan keselamatan dan kesuksesannya. Nasib kota bebas ada di tangannya sekarang. Saat Darkside menavigasi dunia baru ini, ia bertemu dengan campuran emosi: kekaguman, keingintahuan, dan kegelisahan. Dia melihat pada orang-orang Mesias cerminan dari masa lalunya sendiri, dari masa ketika dia juga menentang kekuatan penindasan yang menghancurkan. Hatinya rindu untuk membantu, meringankan beban mereka dan membawa harapan bagi kehidupan mereka. Maka, dengan kekuatan mistiknya, ia mulai menyembuhkan luka orang-orang yang menderita, memulihkan vitalitas dan kekuatan mereka. Namun, tidak semua orang di dalam jajaran Mesias yakin dengan niat Darkside. Ada orang-orang yang melihatnya sebagai alat, sarana untuk mencapai tujuan. Pemimpin mereka, seorang wanita dengan lidah yang tajam dan tatapan yang penuh perhitungan, percaya bahwa perusahaan dapat dijatuhkan melalui kelicikan dan tipu daya. Dia waspada terhadap kekuatan Darkside, khawatir bahwa itu mungkin lebih merupakan penghalang daripada bantuan. Saat ketegangan di dalam jajaran Mesias meningkat, begitu juga taruhannya. Korporasi, merasakan bahaya yang berkembang, memperketat cengkeramannya di kota bebas. Mereka mengirim agen mereka, 'Milisi' yang kejam, untuk menghancurkan setiap perbedaan pendapat. Garis pertempuran telah ditarik, dan orang-orang Mesias harus memutuskan apakah akan percaya pada Darkside yang penuh teka-teki atau mengikuti jejak pemimpin mereka, yang bertekad untuk melestarikan cara hidup mereka dengan segala cara. Pilihannya sulit, dan konsekuensinya luas. Nasib kota bebas tergantung pada keseimbangan, seiring kekuatan Darkside tumbuh dan kekuatan penindasan semakin dekat. Di dunia di ambang kehancuran ini, pertempuran untuk kebebasan telah dimulai.
Ulasan
Hazel
Utterly failed character development strips the entire narrative of its power. The directorial approach is merely by-the-book.
Everly
Feels like a premature ejaculation that completely missed the target.
Ivy
The original novel probably drew inspiration from the US's reflection on suggestive questioning during evidence inquiries of young children, a topic that gained traction in the 1990s. However, the film adaptation takes a rather predictable suspense route, offering nothing fresh. It fails to build atmosphere as effectively as "Gone Girl" and lacks depth in exploring its themes. Chloe Grace Moretz's performance is the highlight, but she shines best in roles like Kick-Ass, her portrayal of a femme fatale doesn't quite match the charisma of actresses like Lindsay Lohan in similar roles.
Rekomendasi
