Day Zero

Plot
Day Zero adalah film drama Amerika yang menyentuh hati yang terjadi dalam realitas alternatif di mana Sistem Dinas Selektif, sebuah lotere wajib militer, telah diberlakukan kembali. Ceritanya berpusat pada tiga sahabat, Jules, Danny, dan Kyle, yang terpaksa menghadapi kenyataan pahit dari dinas militer mereka yang akan datang. Film ini dimulai dengan nada suram, saat Presiden Rachel Morse berdiri di depan bangsa, mengumumkan kebangkitan lotere wajib militer. Negara ini terjerumus ke dalam kekacauan, dan jalan-jalan dipenuhi dengan pengunjuk rasa yang menuntut jawaban dan mempertanyakan keputusan pemerintah. Di antara kerumunan warga yang prihatin adalah Jules (Jon Bernthal), seorang putus sekolah menengah atas yang menjalankan toko makanan keluarga; Danny (Channing Tatum), mantan Ranger Angkatan Darat yang beralih menjadi petugas pemadam kebakaran; dan Kyle (Josh Lucas), seorang bintang sepak bola perguruan tinggi yang karismatik. Saat kenyataan wajib militer mulai terasa, para sahabat mendapati diri mereka bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial. Mereka mencoba untuk menerima penempatan mereka yang akan datang, mengkhawatirkan implikasinya bagi keluarga, hubungan, dan masa depan mereka. Setiap anggota trio dihadapkan pada hitungan mundur 30 hari, di mana mereka harus melapor untuk bertugas di kamp pelatihan Angkatan Darat. Jules berjuang untuk menemukan makna dalam hidupnya. Setelah putus sekolah menengah atas, ia tidak pernah mengejar jalur karier tradisional. Saat tenggat waktu wajib militer semakin dekat, ia dihadapkan pada prospek menunda segalanya. Danny, di sisi lain, memiliki masa lalu yang rumit di militer. Pengalamannya di Angkatan Darat telah meninggalkannya dengan PTSD yang parah, memaksanya untuk menghadapi iblis yang menghantuinya selama bertahun-tahun. Kyle, yang selalu menjadi orang yang percaya diri dan populer di antara teman-temannya, mulai menyadari ketidakpastian yang ada di depan. Karier sepak bola perguruan tingginya, faktor utama dalam identitasnya, mungkin tergelincir oleh tugas militer ini. Saat ketiga teman itu menjalani hari-hari terakhir hitungan mundur pra-penempatan mereka, mereka mulai mempertanyakan semua yang mereka pikir mereka ketahui tentang keberanian, kewajiban, cinta, persahabatan, dan kehormatan. Mereka terlibat dalam serangkaian percakapan, perdebatan, dan konfrontasi yang intens, mencoba memanfaatkan waktu yang tersisa bersama sebaik mungkin. Diskusi ini menggali ketidakamanan, ketakutan, dan penyesalan mereka, dan pada akhirnya mengarah pada pemahaman yang lebih besar satu sama lain. Selama periode 30 hari, para sahabat menghadapi banyak tantangan. Jules harus menghadapi masa lalunya dan menerima bahwa ia mungkin belum siap untuk memulai perjalanan hidupnya meskipun telah berusaha. Kyle ditekan oleh ekspektasi masyarakat untuk memenuhi kemampuan atletiknya, standar yang tidak lagi dapat ia penuhi karena wajib militer yang akan datang. Sementara itu, Danny bergulat dengan kilas balik PTSD dan kenangan pengalaman traumatisnya di militer. Saat tenggat waktu wajib militer mereka semakin dekat, ketegangan di antara teman-teman menjadi nyata. Mereka harus memutuskan apa yang paling berharga bagi mereka dalam hidup – hubungan mereka satu sama lain, rasa kewajiban mereka, atau keinginan mereka akan kebebasan pribadi. Lotere wajib militer pada akhirnya menjadi katalis bagi para sahabat untuk mengevaluasi kembali kehidupan mereka, menantang persepsi mereka sendiri, dan menjalin ikatan yang lebih dalam. Saat hari wajib militer mendekat, Jules, Danny, dan Kyle dihadapkan pada ketidakpastian yang menyakitkan. Akankah mereka memilih untuk melapor untuk bertugas, atau akankah mereka memilih untuk tidak ikut? Mereka menghadapi hukuman pemerintah yang berat, pengucilan sosial, dan ejekan pribadi jika mereka menolak untuk mematuhi. Pada akhirnya, persahabatan merekalah yang menonjol di tengah kekacauan, menawarkan rasa tujuan dan keberanian dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti. Film ini diakhiri dengan masing-masing sahabat sampai pada kesimpulan yang berbeda tentang kewajiban wajib militer mereka. Sementara Jules dan Kyle akhirnya memilih untuk melapor untuk bertugas, Danny memilih jalan yang berbeda, memilih untuk melarikan diri dari negara itu daripada menghadapi kengerian perang lagi. Pada akhirnya, terlepas dari berbagai jalan yang mereka pilih, ikatan di antara ketiga sahabat tetap tidak putus – sebuah bukti kekuatan persahabatan dan hubungan abadi yang menopang kita bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Ulasan
Rekomendasi
