Django & Django: Sergio Corbucci Unchained

Django & Django: Sergio Corbucci Unchained

Plot

Django & Django: Sergio Corbucci Unchained adalah film dokumenter Italia tahun 2012 yang berfungsi sebagai penghormatan kepada pembuat film Italia Sergio Corbucci, disutradarai oleh sinematografer lama Quentin Tarantino, putra Enzo Girolami, dan kolaborator Sergio Corbucci, saudara Sergio, Lucio, dan beberapa rekan sutradara lainnya. Film ini merupakan penghargaan komprehensif untuk karir Sergio Corbucci, tokoh penting dalam genre spaghetti western dan sinema Italia. Sepanjang durasinya, film dokumenter ini menjalin narasi yang komprehensif, menampilkan kehidupan, film, dan filosofi pembuat film yang penuh teka-teki ini. Lahir pada tahun 1927, di Lajatico, sebuah kota kecil di Italia, ketertarikan Sergio Corbucci pada sinema dimulai pada usia yang sangat muda. Saat remaja, ia bergabung dengan sebuah perusahaan film di Roma di mana ia dengan cepat naik pangkat dari menjadi distributor film menjadi asisten sutradara. Tahun-tahun awal karirnya ditandai dengan kesuksesan sederhana, diikuti oleh banyak kolaborasi dengan sutradara Italia. Selama periode ini, Corbucci sangat menyadari genre spaghetti western yang sedang berkembang yang mendapatkan popularitas di seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Terobosan karirnya datang pada tahun 1964 dengan film 'Il figlio di Django.' Film ini adalah film western dengan anggaran rendah dengan sumber daya produksi yang terbatas, namun karena bakat mentahnya dan kemampuan Corbucci untuk menangkap suasana otentik dan keras, film ini mendapatkan popularitas yang luar biasa di kalangan masyarakat. Pencapaian ini merupakan titik balik dalam karir Corbucci. Ini membuka pintu ke proyek-proyek dengan anggaran lebih besar, kolaborasi dengan aktor-aktor terkenal, dan peluang untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. Karya Corbucci dalam genre spaghetti western memberinya julukan, 'The King of the Redneck Westerns.' Julukan ini muncul sebagai hasil dari ketertarikannya pada kehidupan yang keras di perbatasan Amerika, yang berfokus pada para penjahat dan individu yang terpinggirkan daripada pahlawan biasa Anda. Khususnya, film-film western-nya menampilkan perspektif uniknya tentang isu-isu sosial, seringkali mengaburkan garis antara yang baik dan yang jahat. Pendekatannya memanusiakan orang-orang buangan, menyoroti perjuangan mereka, dan mengangkat pertanyaan tentang moralitas masyarakat. Pendekatan naratif yang unik ini membuatnya berbeda dari sutradara lain, khususnya mereka yang berspesialisasi dalam spaghetti western. Rilis 'Django Kill... If You Live, Shoot!,' juga dikenal sebagai '[ Django Spara Per Prima),' menandai tonggak penting lainnya dalam karir Corbucci. Film yang dirilis pada tahun 1967 ini, melambungkan ketenaran internasional ke sang sutradara. Kritikus dan penonton sama-sama menghargai realisme yang keras dan narasi gelap yang mendefinisikan gayanya. Penggunaan kekerasan grafis, ambiguitas moral, dan protagonis western yang tidak konvensional oleh Corbucci, Django, memperkuat statusnya sebagai master genre. Sepanjang karirnya, Corbucci tetap berdedikasi untuk mengeksplorasi tema-tema kompleks melalui narasi western-nya. Seiring berjalannya waktu, Corbucci terus bekerja di berbagai genre seperti film perang 'The Mercenary' (1968), drama kejahatan 'Bandits in Milan' (1966), dan 'The Great Silence,' sering berkolaborasi dengan aktor-aktor terkenal, termasuk Franco Nero dan Tomas Milian. Banyak filmnya menampilkan rasa empati dan pengertian yang tak terbantahkan, yang mencerminkan kompleksitas pengalaman manusia. Namun, kolaborasi Sergio Corbucci dengan Franco Nero yang menyebabkan kebangkitan pahlawan paling ikonik dari genre western-nya, 'Django.' Dirilis pada tahun 1966, 'Django' menampilkan kisah seorang mantan budak yang berubah menjadi pemburu hadiah dalam misi untuk menyelamatkan istrinya. Film ini menampilkan narasi yang mencekam, ditambah dengan estetika mentahnya, yang melambungkan Corbucci ke ketenaran internasional. Karakter ikonis Django ini, yang diperankan oleh penampilan Franco Nero yang tak terlupakan, menjadi identik dengan karya Sergio Corbucci. Namun, perlu dicatat bahwa warisan Sergio Corbucci menderita karena keterlibatannya dengan ideologi Fasis. Lahir sebelum pecahnya Perang Dunia II, dan tumbuh selama Perlawanan Italia melawan pendudukan Nazi, Corbucci telah menjadi bagian dari ideologi Fasis Italia pada usia muda, dan kemudian dalam hidup mulai berubah menjadi lebih condong ke sosialis. Kritikus dan penggemar film sama-sama memperdebatkan pendirian sutradara dan apakan itu tulus tau hanya kedok. Terlepas dari ini, karya Corbucci tetap menjadi bukti kehebatan sinematisnya dan komitmennya pada penceritaan. Film dokumenter 'Django & Django' menampilkan wawancara dari pembuat film, aktor, dan kritikus terkenal yang telah bekerja di genre spaghetti western dan sinema Italia. Para kontributor menjelaskan berbagai aspek karir Corbucci, proses kreatifnya, dan perspektif uniknya tentang sifat manusia. Selain itu, rekaman film-filmnya ditampilkan secara ekstensif, memberikan kesempatan kepada penonton untuk menganalisis pendekatan naratifnya, teknik kamera, dan penggunaan musik. Film dokumenter ini tidak hanya merayakan kehidupan dan karya Sergio Corbucci tetapi juga menggali konteks budaya yang membentuk evolusi genre spaghetti western. Melalui 'Django & Django: Sergio Corbucci Unchained,' penghormatan biografis yang komprehensif dan menarik untuk Sergio Corbucci muncul. Ini adalah perjalanan sinematik, menjelajahi kompleksitas pembuat film master ini, kehidupannya serta film-filmnya. Penghormatan ini memberikan penghormatan kepada pria di balik beberapa film western paling abadi dalam sejarah sinema Italia.

Django & Django: Sergio Corbucci Unchained screenshot 1
Django & Django: Sergio Corbucci Unchained screenshot 2
Django & Django: Sergio Corbucci Unchained screenshot 3

Ulasan