Dogtooth

Dogtooth

Plot

Dalam drama Yunani yang menghantui dan kompleks secara psikologis "Dogtooth," sutradara Yorgos Lanthimos dan Athina Rachel Tsangari menciptakan potret memukau dari keluarga disfungsional yang terjebak dalam dunia labirin yang penuh dengan penipuan dan manipulasi. Kisah ini berkisar pada tiga "anak" remaja, yang diperankan oleh Michalis Mouzelidis, Hristos Passalis, dan Mary Tsoni, yang telah diisolasi dari seluruh dunia di sebuah perkebunan megah namun menakutkan, yang berfungsi sebagai penjara dan alam semesta pribadi mereka. Inti dari dinamika keluarga yang bengkok terletak pada orang tua, yang diperankan oleh Christos Stergioglou dan Michelle Valley, yang telah berhasil mencuci otak keturunan mereka agar tunduk melalui rejimen perang psikologis. Kontrol mereka atas kehidupan anak-anak hampir mutlak, dengan setiap aspek keberadaan mereka dipantau dan dikendalikan dengan cermat. Anak-anak dilarang berinteraksi dengan dunia luar, dan dengan demikian, mereka telah dikondisikan untuk takut pada apa pun di luar domain keluarga mereka. Hari-hari trio itu diisi dengan mendengarkan rekaman buatan sendiri yang dibuat oleh orang tua mereka. Kaset-kaset ini, yang dirancang untuk mendidik dan memberi informasi, justru berfungsi sebagai alat kendali psikologis. Kata dan konsep yang akrab bagi kebanyakan orang, seperti laut, zombie, dan hutan, didefinisikan ulang dalam realitas keluarga yang bengkok. "Laut" menjadi kursi berlengan mewah, "zombie" digambarkan sebagai bunga kuning kecil yang tidak berbahaya, dan "hutan" direduksi menjadi taman kecil. Latihan manipulasi linguistik ini semakin menjauhkan anak-anak dari dunia nyata dan memperkuat rasa klaustrofobia yang menyelimuti kehidupan mereka. Salah satu aspek paling mencolok dari "Dogtooth" adalah delusi kolektif keluarga. Orang tua telah mengarang seorang saudara laki-laki, yang disebut sebagai Nikos (yang sebenarnya adalah tokoh imajinasi mereka), dan telah meyakinkan anak-anak bahwa mereka telah mengucilkannya karena ketidaktaatannya. Karakter fiksi ini berfungsi sebagai kambing hitam yang nyaman, memungkinkan orang tua untuk membenarkan aturan ketat mereka sendiri dan lebih memperkuat cengkeraman mereka pada kehidupan anak-anak. Seiring berjalannya cerita, ketegangan antara orang tua dan anak-anak muncul ke permukaan. Para remaja, meskipun kehidupan mereka terisolasi, tetap merindukan kebebasan dan hubungan dengan dunia luar. Mereka ingin mengalami kehidupan di luar batas-batas perkebunan mereka, untuk menjelajahi dan menemukan rahasia yang berada di luar kendali keluarga mereka. Namun, setiap upaya untuk menentang aturan akan ditanggapi dengan hukuman yang cepat dan brutal, yang semakin memperkuat rasa takut dan ketundukan anak-anak. Salah satu aspek paling mencolok dari "Dogtooth" adalah penolakannya untuk menawarkan jawaban yang jelas atau solusi yang mudah. Klimaks film sama meresahkannya dengan ambigu, membuat penonton merenungkan nasib para karakter dan sejauh mana penahanan mereka. Kesimpulan film menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, mengundang pemirsa untuk merenungkan efek jangka panjang dari lingkungan beracun semacam itu pada jiwa manusia. Melalui "Dogtooth," Lanthimos dan Tsangari menawarkan kecaman pedas atas cara-cara di mana orang tua dapat gagal untuk memelihara dan melindungi anak-anak mereka, alih-alih beralih ke manipulasi dan kendali. Penggambaran film tentang sebuah keluarga yang terjebak dalam dunia buatan mereka sendiri berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan bahaya kekuasaan yang tidak terkendali dan konsekuensi menghancurkan dari mengabaikan kebutuhan mendasar anak akan cinta, penerimaan, dan kebebasan. Pada akhirnya, "Dogtooth" adalah film yang menggugah pikiran dan sangat meresahkan yang menantang pemirsa untuk menghadapi aspek-aspek gelap dari sifat manusia. Dengan menyajikan dunia yang familiar dan asing, film ini mengundang kita untuk merenungkan cara-cara di mana kita dapat gagal untuk melindungi dan memelihara kaum muda, dan konsekuensi menghancurkan yang dapat diakibatkan dari tindakan kita. Akibatnya, "Dogtooth" tetap menjadi film yang kuat dan menghantui, yang terus membekas dalam benak penonton lama setelah kredit bergulir.

Ulasan