Parade Pemakaman Mawar

Parade Pemakaman Mawar

Plot

Berlatar di Tokyo tahun 1960-an yang semarak dan eklektik, "Parade Pemakaman Mawar" adalah eksplorasi yang pedih dan tanpa kompromi tentang cinta, identitas, dan kompleksitas hubungan manusia. Disutradarai oleh Toshirô Munohara, film inovatif ini adalah karya signifikan dalam sejarah sinema Jepang, menawarkan pandangan langka dan jujur ​​pada komunitas gay dan trans bawah tanah di negara itu. Inti dari cerita ini adalah Gonda yang penuh teka-teki dan karismatik, diperankan oleh Tamami Moroto, yang memiliki bar populer yang berfungsi sebagai pusat komunitas gay, cross-dresser, dan trans di Tokyo. Hubungan Gonda dengan Leda, madam bar yang cantik dan berapi-api, adalah hubungan penuh gairah dan pemahaman yang mendalam. Bersama-sama, mereka menciptakan rasa memiliki dan penerimaan bagi individu LGBTQ+ yang berkumpul di bar mereka, menyediakan ruang aman bagi mereka untuk mengekspresikan diri secara bebas. Namun, ketika Eddie, seorang pendatang baru yang muda dan tampan, tiba di tempat kejadian, kehidupan Gonda menjadi rumit. Eddie tertarik pada pesona danMagnetisme Gonda, dan keduanya memulai perselingkuhan yang penuh gairah yang menyulut kecemburuan Leda. Tanpa sepengetahuan Leda, kedatangan Eddie juga memicu perasaan déjà vu, karena dia memiliki kemiripan yang mencolok dengan mantan kekasih Gonda, seorang pria yang telah meninggalkan kesan mendalam pada hubungan mereka. Saat cerita terungkap, menjadi jelas bahwa hubungan Gonda dan Eddie lebih dari sekadar ketertarikan fisik. Mereka berbagi ikatan emosional yang dalam, dan kehadiran Eddie memaksa Gonda untuk menghadapi hantu masa lalunya dan sejarah rumit yang dia bagikan dengannya dan Leda. Kenangan masa lalu Gonda muncul kembali, dan dia terpaksa memeriksa kembali hubungannya dan rasa identitasnya. Salah satu aspek paling mencolok dari "Parade Pemakaman Mawar" adalah penggambaran tanpa basa-basinya tentang perjuangan yang dihadapi oleh komunitas LGBTQ+ Tokyo pada tahun 1960-an. Film ini adalah komentar yang kuat tentang norma-norma sosial yang berusaha untuk menekan dan meminggirkan individu-individu ini, memaksa mereka untuk hidup di pinggiran masyarakat. Melalui kisah Gonda, film ini menyoroti keberanian dan ketahanan mereka yang terus mendorong batasan-batasan dari apa yang dianggap dapat diterima, menolak untuk didefinisikan oleh harapan orang lain. Judul film, "Parade Pemakaman Mawar," adalah referensi yang pedih untuk tradisi Jepang menampilkan bunga pada upacara pemakaman Budha. Dalam konteks ini, judul tersebut berfungsi sebagai metafora untuk kerapuhan hidup dan sifat hubungan manusia yang fana. Film ini adalah perayaan cinta dan keindahan dalam segala bentuknya, dan penghormatan kepada individu-individu yang telah terpinggirkan dan dikecualikan dari masyarakat arus utama. Melalui penceritaannya yang inovatif dan kejujurannya yang tanpa kompromi, "Parade Pemakaman Mawar" adalah film penting yang telah meninggalkan dampak abadi pada dunia perfilman. Eksplorasinya tentang tema-tema seperti identitas, cinta, dan penerimaan terus beresonansi dengan penonton saat ini, menawarkan pengingat yang kuat tentang pentingnya empati, pengertian, dan kasih sayang dalam hidup kita. Sebagai karya seni, film ini adalah mahakarya sinema Jepang, yang menantang asumsi kita dan memperluas perspektif kita tentang pengalaman manusia.

Parade Pemakaman Mawar screenshot 1
Parade Pemakaman Mawar screenshot 2
Parade Pemakaman Mawar screenshot 3

Ulasan