Gonjiam: Rumah Sakit Berhantu

Gonjiam: Rumah Sakit Berhantu adalah film horor found-footage Korea Selatan tahun 2018 yang disutradarai oleh Yoon-gi Yeom dan Lee Jun-woo. Film ini mengambil inspirasi dari legenda urban Rumah Sakit Jiwa Gonjiam, yang merupakan institusi nyata di Korea Selatan yang dikenal karena isolasinya dan dugaan perlakuan buruk terhadap pasien. Kisah ini berpusat pada sekelompok teman, semuanya penggemar horor amatir, yang memutuskan untuk membuat serial web yang menampilkan siaran langsung dari rumah sakit jiwa yang ditinggalkan. Kelompok tersebut, yang terdiri dari Shin ji-hyun (Kim Sun-young), seorang sutradara, dan krunya, termasuk PD (Park Sung-joon), seorang produser, dan operator kamera, berkumpul untuk menangkap suasana menyeramkan Rumah Sakit Jiwa Gonjiam yang telah lama ditinggalkan. Untuk menambahkan kesan otentik pada serial web mereka, kru memutuskan untuk menyiarkan pengalaman mereka secara langsung dari rumah sakit jiwa, berharap dapat menarik audiens yang besar dan terlibat. Namun, mereka segera menyadari bahwa mereka tidak sendirian di gedung yang ditinggalkan itu. Kegelapan dan isolasi lorong-lorong rumah sakit tampaknya memperkuat ketakutan terdalam mereka saat mereka mulai mengalami kejadian yang tidak dapat dijelaskan. Seiring berjalannya malam, kru mulai mengungkap sejarah mengerikan rumah sakit itu, yang ditandai dengan laporan perlakuan tidak manusiawi, kematian pasien yang tidak dapat dijelaskan, dan penghilangan misterius. Sebuah rekaman berita lama tentang rumah sakit di masa operasinya mengungkapkan kisah-kisah eksperimen medis yang tidak sehat dan kebrutalan yang dilakukan oleh administrator rumah sakit. Awalnya, kru menganggap elemen-elemen ini sebagai legenda urban belaka, tetapi seiring berjalannya malam, garis antara kenyataan dan suasana mimpi buruk kabur, dan mereka menemukan tanda-tanda kehadiran kekuatan hidup yang tidak dapat dijelaskan yang mengintai di dalam dinding rumah sakit. Ketegangan meningkat ketika karakter utama, Ji-hyun, menghilang. Mencari dengan putus asa teman mereka yang hilang, anggota kru yang tersisa menggali lebih dalam ke kedalaman rumah sakit jiwa. Kebingungan tumbuh ketika beberapa anggota kru tampaknya mengalami halusinasi yang jelas. Ini menjadi pertanyaan tentang persepsi, penilaian, dan kewarasan mereka. Selain itu, ketegangan muncul di antara kru yang berkurang ketika rumor menyebar tentang dugaan 'penjelasan' Ji-hyun tentang peristiwa yang diamati. Lapisan plot kedua berkisar pada beberapa mantan pasien lain yang diduga kisah-kisahnya tampaknya menjalin prediksi yang meresahkan ke dalam kisah tragis mereka sendiri. Saat film ini semakin terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih kusut, petunjuk muncul bahwa rumah sakit itu sendiri, bagaimanapun juga, cukup nyata. Jauh dari pandangan segar yang dijanjikan tentang kehadiran online, narasi Gonjiam lebih menekankan pada genre horor, menekankan ketakutan eksistensial, ketika batas antara kenyataan, legenda urban, dan persepsi mereka yang dihantui secara bertahap merusak. Dengan menggunakan metode 'siaran langsung' seperti itu, horor found-footage ini mampu menangkap seperangkat persepsi khusus itu - berada di bawah pengepungan oleh kekuatan-kekuatan tak terlihat yang makna suram dan sunyinya mungkin hanya merupakan misteri yang tidak masuk akal tentang betapa tiba-tiba bahaya yang tak terhindarkan akhirnya terjadi. Fakta yang ditawarkan film ini membuat malam sebelumnya terasa tak terduga dan tanpa henti imersif adalah apa yang menciptakan ketegangan yang menakutkan yang tidak peduli siapa. Ini tentu saja masing-masing karakter membawa rasa takut individu sebagai komponen unik dan terpisah tanpa benar-benar melakukan apa pun seperti, memiliki rasa takut dalam keadaan yang jelas intens. Orang lain cemas tentang, mengetahui apa yang diharapkan, tentang diri mereka sendiri. Menyingkap tema-tema yang sering dikaitkan dengan Gonjiam: Rumah Sakit Berhantu menunjukkan kekuatan mengerikan yang dipaksakan ketika neraka buatan manusia dilepaskan di ruang angkasa, yaitu, ketika kemanusiaan gagal dalam perilaku manusiawi dibawa ke korban nyata yang brutal - akar sadisme. Melalui karakter-karakter ini, dan reaksi bodoh mereka, Gonjiam menarik Anda langsung melalui situasi yang pasti tidak dapat Anda pahami; film ini mempertahankan ketegangan itu. Ketakutan dan kepanikan para korban yang terjebak menangkap kondisi manusia yang sebenarnya - 'Manusia sangat, sangat dasar'.