Rumah Kenikmatan

Plot
Pada awal abad ke-20, kota Paris berkembang dengan aura elegan dan misterius, kecantikan dan daya tariknya memikat indra setiap pengunjung. Namun, di tengah jalan-jalan besar dan arsitektur yang penuh hiasan, terdapat dunia rahasia, dunia yang berada dalam bayang-bayang, tersembunyi dari mata dunia luar. Inilah dunia L'Apollonide, sebuah rumah bordil mewah dan tradisional yang telah bertahan dalam ujian waktu, tetapi sekarang, berdiri di ambang kehancurannya. Tahun 1913, dan rumah bordil yang dulunya megah, yang terletak di jantung kota Paris, menghadapi penurunan kekayaannya. Dunia luar sedang berubah, dan nilai-nilai tradisional yang pernah menopangnya perlahan menghilang. Para wanita yang menyebut L'Apollonide sebagai rumah, adalah kelompok yang beragam dan bersemangat, masing-masing dengan kisah, rahasia, dan keinginan unik mereka sendiri. Mereka adalah tulang punggung rumah bordil, menyediakan layanan yang memenuhi hasrat terdalam para pria yang berkunjung. Di antara para wanita L'Apollonide adalah Madame Henriette, pemilik dan ibu dari rumah bordil tersebut. Dia adalah wanita yang berkemauan keras dan bertekad, yang telah bekerja tanpa lelah untuk mempertahankan standar tinggi rumah bordil tersebut. Di bawah kepemimpinannya, L'Apollonide telah menjadi tempat perlindungan bagi para wanita, tempat mereka dapat menemukan keselamatan, kenyamanan, dan rasa memiliki. Namun, perubahan zaman semakin menyulitkan Madame Henriette untuk menjaga rumah bordil tetap bertahan. Salah satu wanita yang menyebut L'Apollonide sebagai rumah adalah Madeleine, seorang wanita muda yang cantik dan memikat, yang baru saja bergabung dengan rumah bordil tersebut. Madeleine menawan, ceria, dan memiliki semangat yang membara, tetapi dia juga rentan dan naif. Saat dia menavigasi kompleksitas peran barunya, dia mendapati dirinya tertarik pada salah satu klien tetap rumah bordil tersebut, seorang pria muda yang menawan dan tampan bernama Henri. Sementara itu, ketegangan antara para wanita di rumah bordil mulai meningkat, saat mereka menghadapi ancaman penutupan dan masa depan yang tidak pasti yang terbentang di depan. Beberapa wanita, seperti Madame Angèle, seorang wanita penghibur paruh baya, bertekad untuk melawan yang tak terhindarkan dan melestarikan rumah bordil untuk generasi mendatang. Yang lain, seperti Lou, seorang wanita penghibur muda dan ambisius, lebih pragmatis dan berusaha untuk memanfaatkan perubahan dan menemukan peluang baru untuk diri mereka sendiri. Saat cerita terungkap, kita menyaksikan jalinan hubungan, keinginan, dan hasrat rumit yang ada di dalam tembok L'Apollonide. Kita melihat wanita yang didorong oleh kebutuhan mereka, wanita yang terpecah antara tugas dan keinginan mereka, dan wanita yang bertekad untuk mengendalikan takdir mereka sendiri. Kita juga melihat para pria yang mengunjungi rumah bordil, pria yang didorong oleh keinginan dan ketidakamanan mereka sendiri, dan yang sering menggunakan para wanita L'Apollonide sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Melalui mata para wanita L'Apollonide, kita diberi gambaran sekilas tentang dunia yang indah sekaligus brutal. Kita melihat dunia di mana wanita diperlakukan sebagai objek, dibeli dan dijual seperti komoditas, namun, kita juga melihat dunia di mana wanita kuat, tangguh, dan bertekad untuk bertahan hidup melawan segala rintangan. Film ini adalah eksplorasi yang kuat tentang kondisi manusia, sebuah perayaan akan keindahan dan kompleksitas pengalaman manusia. Sinematografinya memukau, perpaduan sempurna antara megah dan intim. Kamera terpaku pada detail rumit interior rumah bordil, sebuah bukti seni dan keahlian zaman itu. Penampilannya sama mengesankannya, dengan para aktris menghidupkan karakter film yang beragam dan kompleks. Saat cerita mencapai klimaksnya, para wanita L'Apollonide dihadapkan pada sebuah pilihan: berjuang untuk rumah bordil kesayangan mereka atau menerima yang tak terhindarkan dan menemukan cara baru untuk bertahan hidup. Akhir cerita merupakan refleksi yang pedih dan menggugah pikiran tentang tema-tema yang mengalir sepanjang film, sebuah pernyataan yang kuat tentang kekuatan dan ketahanan para wanita yang menyebut L'Apollonide sebagai rumah. Pada akhirnya, film ini adalah penghormatan kepada para wanita yang telah dibungkam, dipinggirkan, dan dieksploitasi sepanjang sejarah, dan sebuah bukti atas kekuatan dan tekad mereka dalam menghadapi kesulitan.
Ulasan
Rekomendasi
