Humane

Plot
Humane adalah drama fiksi ilmiah yang menggugah pikiran dan berpusat pada konsekuensi dahsyat dari sebuah peristiwa katastropik. Berlatar di dunia yang sunyi, film ini menggambarkan masyarakat yang hancur akibat kehancuran lingkungan. Dengan efek dari bencana ini yang sangat terasa dan tak kenal ampun, umat manusia mencari jawaban. Latar belakang yang suram ini menjadi dasar narasi sebuah keluarga yang berjuang dengan beratnya keadaan yang tanpa ampun. Inti dari cerita ini adalah Tom, diperankan oleh Jeffrey Wright, seorang ayah yang bermasalah; putrinya, Rachel, seorang wanita muda usia kuliah; dan saudara laki-laki Tom, Paul, seorang pria yang pandangan hidupnya dinodai oleh kehancuran. Ketegangan dalam keluarga mencapai puncaknya saat makan malam ketika Paul mengungkapkan bahwa dia berniat untuk bergabung dengan program euthanasia pemerintah, sebuah langkah yang mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh pertemuan. Program euthanasia, yang disebut "program e-", menawarkan pelarian dari perjuangan yang dihadapi banyak orang setelah kehancuran, tetapi itu datang dengan konsekuensi yang mengkhawatirkan: mereka yang berpartisipasi akan dikenakan euthanasia. Pengungkapan ini memicu argumen yang penuh gairah yang menghancurkan keluarga. Rachel, yang telah kehilangan beberapa teman karena kehancuran dan tekanan masyarakat untuk bergabung dengan program e-, sangat menyarankan Paul untuk tidak bergabung. Dia menekankan nilai kehidupan dan kekhawatirannya tentang apa yang mungkin mendorong keputusannya. Argumen Rachel, ditambah dengan tekad ayahnya untuk mendaftar, membuatnya berselisih dengan Tom. Keputusan Paul untuk bergabung dengan program e- adalah, sebagian, bukti keputusasaannya dan cerminan dari keputusasaan luas yang mengikuti kehilangan yang sangat dahsyat. Bagi Paul dan banyak lainnya yang memilih untuk berpartisipasi, itu mewakili akhir dari penderitaan mereka. Namun, tindakan mereka juga menyoroti kebenaran yang lebih dalam - ketahanan dan keputusasaan mereka yang tertinggal. Keputusan Paul pada akhirnya memiliki konsekuensi yang tak terduga. Setelah kepergiannya dari makan malam dan kemudian malam itu, kekacauan meletus ketika Paul diserang oleh massa yang keliru mengira dia telah mendaftar di program e-. Dalam upaya untuk membuktikan ketidakbersalahannya, Paul menjadi sasaran perampokan brutal. Peristiwa mengerikan ini memicu reaksi berantai saat realitas keputusan Paul benar-benar meresap, membuat Rachel dan keluarganya terhuyung-huyung dari akibatnya. Sementara itu, maksud Tom sehubungan dengan program e- diperiksa oleh Rachel, yang sekarang khawatir bahwa ayahnya mengikuti jalan yang sama dengan Paul. Saat perasaan tidak nyaman muncul, penonton dibuat bertanya-tanya apakah Tom benar-benar berniat untuk berpartisipasi dalam program euthanasia atau apakah dia hanya mencoba melarikan diri dari beban yang dipaksakan oleh keadaannya saat ini. Adegan makan malam klimaks berfungsi sebagai insiden yang memicu, menimbulkan pertanyaan tentang moralitas, ketahanan, dan ketahanan semangat manusia. Saat masyarakat runtuh di bawah kaki mereka, karakter dipaksa untuk menghadapi kematian mereka sendiri. Konsekuensi dari kelangsungan hidup mereka adalah pengingat konstan tentang keberadaan dunia yang genting dan kebutuhan untuk memeriksa kembali apa yang benar-benar memberikan arti bagi kehidupan. Di dunia yang dilanda kehancuran, taruhannya tinggi bagi karakter yang dipaksa untuk menavigasi situasi berbahaya. Pada akhirnya, kehancuran berfungsi sebagai pengingat pedih tentang kerapuhan dunia kita sendiri dan apa artinya menjadi manusia.
Ulasan
Rekomendasi
