Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya

Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya

Plot

Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya, sebuah film thriller psikologis Amerika tahun 2020 yang disutradarai oleh Charlie Kaufman, adalah eksplorasi yang sangat meresahkan dan menggugah pikiran tentang pikiran manusia. Narasi film ini berlapis-lapis, kompleks, dan terbuka untuk interpretasi, seperti karya Kaufman sebelumnya. Cerita dimulai dengan seorang protagonis wanita tanpa nama, diperankan oleh Jessie Buckley, yang berada di puncak keputusan. Dia akan memulai perjalanan dengan pacar barunya, Jake, diperankan oleh Jesse Plemons, untuk bertemu orang tuanya di pertanian mereka di pedesaan. Saat perjalanan berlangsung, penonton diperkenalkan pada kegelisahan dan keraguan protagonis yang berkembang tentang hubungan tersebut. Protagonis wanita dan Jake memiliki hubungan yang tampaknya mudah, ditandai dengan hubungan fisik yang mendalam. Namun, di bawah permukaan, Jake adalah sosok kompleks dengan kepribadian introver yang agak gelap. Dia cerdas, merenung, dan menyendiri, sering kali tenggelam dalam pikiran. Film ini dengan cerdik menangkap nuansa halus dari interaksi mereka, menampilkan ketegangan halus yang ada di bawah permukaan hubungan mereka yang mulus. Saat mereka mendekati pertanian keluarga Jake, suasana berubah, dan atmosfer menjadi semakin menindas. Lanskap pedesaan, yang dulunya tenang dan indah, perlahan-lahan terungkap menjadi menakutkan dan firasat buruk. Pertanian itu sendiri tampaknya menjadi simbol masa lalu kelam Jake, dengan struktur yang membusuk dan ditinggalkan yang mengisyaratkan keberadaan sesuatu yang jahat. Keraguan protagonis tentang Jake semakin meningkat ketika dia mulai melihat dunia melalui matanya. Dia adalah seorang pria yang terjebak dalam dunia batinnya sendiri, berjuang untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk orang tuanya. Interaksinya dengan anggota keluarganya ditandai dengan kecanggungan dan ketegangan, mengungkap konflik yang mengakar dalam keluarga. Inti dari cerita ini adalah perjuangan protagonis untuk identitas. Saat dia bergulat dengan keraguannya tentang Jake, dia juga mempertanyakan kewarasannya sendiri. Film ini mengaburkan batas antara realitas dan paranoia, sehingga semakin sulit bagi penonton untuk membedakan apa yang nyata dan apa yang dibuat-buat. Saat narasi terungkap, protagonis menjadi semakin terlepas dari kenyataan, persepsinya tentang waktu dan ruang terdistorsi. Penggunaan simbolisme dan penceritaan non-linear dalam film ini menciptakan perasaan disorientasi, mencerminkan cengkeraman protagonis yang hancur pada kenyataan. Sepanjang film, Kaufman menggunakan berbagai teknik naratif yang tidak konvensional, termasuk banyak garis waktu, ingatan yang terfragmentasi, dan suara naratif yang tidak dapat diandalkan. Monolog batin protagonis adalah aspek penting dari film ini, saat dia bergulat dengan emosinya sendiri dan kebenaran tentang Jake. Klimaks film ini adalah wahyu yang menghancurkan, mengungkap rahasia gelap di jantung keluarga Jake. Dalam kejadian yang mengejutkan, menjadi jelas bahwa persepsi protagonis tentang realitas miring sejak awal, dan bahwa dia tidak pernah sedekat yang dia kira dengan Jake. Kesimpulan film ini sengaja ambigu, meninggalkan penonton untuk merenungkan sifat sebenarnya dari peristiwa yang terungkap. Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya adalah eksplorasi yang menggugah pikiran tentang kompleksitas hubungan manusia, kerapuhan pikiran manusia, dan garis kabur antara realitas dan fiksi. Pada akhirnya, film ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, mengundang penonton untuk merenungkan sifat kebenaran dan kerapuhannya. Saat protagonis menghadapi keraguan dan ketakutannya sendiri, dia terpaksa menghadapi aspek tergelap dari keberadaan manusia, mengungkap sifat sebenarnya dari hubungan dan garis kabur antara cinta dan kegilaan. Arahan Kaufman yang mahir dan penampilan dari para pemeran meningkatkan film ini menjadi pengalaman yang sangat meresahkan dan menggugah pikiran. Eksplorasi film tentang kompleksitas hubungan manusia, kerapuhan pikiran manusia, dan garis kabur antara realitas dan fiksi menjadikannya sebuah karya seni sinematik yang akan melekat dalam pikiran penonton lama setelah kredit berakhir.

Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya screenshot 1
Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya screenshot 2
Aku Sedang Memikirkan untuk Mengakhiri Segalanya screenshot 3

Ulasan