Mewarisi Angin

Mewarisi Angin

Plot

Berlatar di kota kecil Hillsboro, Arkansas, di sabuk Alkitab, pada tahun 1920-an, Mewarisi Angin adalah film drama yang disutradarai oleh Stanley Kramer, berdasarkan drama tahun 1955 oleh Jerome Lawrence dan Robert E. Lee. Film ini berkisah tentang isu kontroversial tentang pengajaran teori evolusi di sekolah-sekolah, sebuah topik yang memicu emosi yang kuat dan pendapat yang terpolarisasi di masyarakat. Bertram Cates (Spencer Tracy), seorang guru sekolah muda dan karismatik, menjadi titik fokus kontroversi ini ketika ia memperkenalkan topik evolusi ke kelasnya. Subjek yang tampaknya tidak berbahaya ini memicu kemarahan di antara penduduk kota yang konservatif, yang melihatnya sebagai serangan terhadap nilai-nilai Kristen mereka. Akibatnya, Cates ditangkap dan didakwa melanggar hukum negara bagian yang melarang pengajaran evolusi di sekolah. Enter E.K. Hornbeck (Frederic March), seorang reporter surat kabar yang cerdas dan licik, yang menyadari potensi sensasional dari kasus ini. Hornbeck melihat peluang untuk memajukan karirnya sendiri dengan mengamankan wawancara dengan pengacara pembela terkenal, Henry Drummond (Spencer Tracy), seorang pria yang dikenal karena keterampilan pembelaannya yang luar biasa dan pandangan yang tidak konvensional. Drummond, seorang ateis yang mengaku diri sendiri, adalah musuh lama Matthew Brady (Fredric March), jaksa penuntut yang bersemangat, yang tidak hanya seorang pengacara kawakan tetapi juga mantan calon presiden dan penginjil yang terhormat. Saat Hornbeck meyakinkan Drummond untuk mengambil alih pembelaan, panggung diatur untuk pertempuran sengit antara raksasa hukum ini. Brady, yakin akan kebenarannya sendiri, melihat kasus ini sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa kota itu tidak akan disesatkan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bertuhan, sementara Drummond melihatnya sebagai momen penting untuk menantang dogma dan ortodoksi yang menghambat kebebasan intelektual. Persidangan berlangsung dengan kedua belah pihak mengajukan kasus mereka di hadapan pengadilan. Brady, bertekad untuk mendapatkan hukuman, menyajikan serangkaian saksi, termasuk seorang pastor setempat dan sekelompok warga yang marah, yang bersaksi tentang kejahatan evolusi dan bahaya ajaran Cates. Drummond, di sisi lain, membalas dengan serangkaian pertanyaan retoris, yang dirancang untuk mengekspos kemunafikan dan kontradiksi dalam argumen Brady, dan untuk menantang otoritas Alkitab. Salah satu pertukaran paling penting antara kedua pengacara terjadi ketika Drummond meminta Brady untuk menghasilkan satu contoh di mana Alkitab secara ilmiah benar. Brady berjuang untuk memberikan jawaban yang kredibel, yang membuat Drummond menyiratkan bahwa Alkitab bukanlah buku sains, melainkan iman. Pertukaran ini tidak hanya menyoroti keterbatasan argumen Brady tetapi juga menggarisbawahi perbedaan mendasar antara kedua pria itu: Keterikatan Bradley yang kaku pada dogma versus penerimaan Drummond yang berpikiran terbuka terhadap dunia di sekitarnya. Sepanjang persidangan, Mewarisi Angin membahas berbagai masalah kompleks dan sensitif, termasuk peran sains dalam masyarakat, batas-batas kebebasan berbicara, dan bahaya pemikiran dogmatis. Tema sentral film ini, bagaimanapun, adalah pertempuran antara akal dan iman, saat Drummond dan Brady berbenturan tentang apa artinya menjadi manusia dan memahami dunia. Saat persidangan mencapai klimaksnya, jelaslah bahwa hasilnya bukan hanya tentang nasib Bertram Cates atau teori ilmiah evolusi, tetapi tentang nilai-nilai fundamental masyarakat. Keputusan kota akan melanggengkan pandangan dunia yang sempit dan provinsial atau membuka diri terhadap kemungkinan perubahan dan pertumbuhan intelektual. Putusan, yang pada akhirnya menguntungkan Cates, berfungsi sebagai pembenaran atas pembelaan Drummond dan kecaman atas penolakan kota untuk terlibat dengan dunia di luar perbatasannya. Meskipun Drummond muncul sebagai pemenang, tujuan utamanya – untuk mendidik masyarakat – tetap tidak terpenuhi. Pada akhirnya, film ini menunjukkan bahwa pertempuran antara iman dan akal masih jauh dari selesai, dan bahkan dalam kemenangan, selalu ada kemungkinan kekalahan. Mewarisi Angin adalah drama yang kuat yang mengeksplorasi kompleksitas sifat manusia, batas-batas toleransi, dan pentingnya kebebasan intelektual. Dengan kecerdasannya yang menggigit, satire yang membakar, dan penampilan yang luar biasa, film ini terus beresonansi dengan penonton saat ini, mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk pemahaman dan kemajuan tidak pernah berakhir.

Mewarisi Angin screenshot 1
Mewarisi Angin screenshot 2
Mewarisi Angin screenshot 3

Ulasan