Jimi Hendrix

Plot
Lahir pada malam Halloween tahun 1942, kehidupan James Marshall 'Jimi' Hendrix akan menjadi pusaran musik, ekses, dan tragedi, yang akhirnya terhenti di usia 27 tahun. Film dokumenter yang mengabadikan kisahnya dimulai dengan pandangan intim pada masa kecilnya, mengungkap pengaruh yang akan membentuk pendekatan inovatifnya terhadap gitar. Dibesarkan oleh kakek-neneknya di Seattle, Jimi mengalami masa kecil yang penuh gejolak di tangan orang tuanya, dengan ayahnya yang tidak hadir selama sebagian besar hidupnya. Setelah direkrut menjadi Angkatan Darat AS, Hendrix menemukan kedamaian dalam musik, belajar bermain gitar di waktu luangnya. Bakatnya dengan cepat menjadi jelas, dan setelah dibebaskan dari tentara, ia mulai mengejar karir di bidang musik. Dengan perpaduan unik antara blues, rock, dan psikedelia, Hendrix mulai membuat nama untuk dirinya sendiri di dunia musik di Amerika Serikat asalnya, tetapi di Inggris-lah ia benar-benar menemukan ketenaran. Film dokumenter ini menyoroti kedatangan Hendrix di London pada September 1966, di mana ia segera tertarik dengan dunia musik kota yang berkembang pesat. Dengan penampilannya yang mencolok, karisma, dan gaya bermain yang inovatif, Hendrix dengan cepat mendapatkan perhatian dari musisi dan kritikus lokal. Hubungannya dengan musisi dan penulis lagu blues Amerika yang berpengaruh, Larry Lee, membawa Jimi ke perhatian artis berbakat lainnya, yang berbagi antusiasmenya untuk mendorong batasan musik rock. Pada tahun 1966-67, sebagai anggota band The Blue Angels, yang kemudian berganti nama menjadi Jimmy James and the Blue Angels, Jimi semakin mendapatkan perhatian atas permainan gitarnya yang virtuoso. Namun, ia segera bertemu Eric Clapton, seorang penggemar blues dan gitaris terkenal dari band Inggris Cream. Pertemuan ini membawa Jimi bertemu dengan musisi berpengaruh lainnya, seperti Keith Richards dari Rolling Stones dan Eric Burdon dari The Animals, yang semuanya melihat sesuatu yang istimewa dalam diri Hendrix. Eric Clapton-lah yang memperkenalkan Jimi kepada musisi legendaris Amerika, Chas Chandler, mantan anggota The Animals dan produser untuk Rolling Stones. Di bawah bimbingan Chandler, Hendrix segera membentuk band The Jimi Hendrix Experience dengan drummer Mitch Mitchell dan bassis Noel Redding, dan di sinilah ia benar-benar melepaskan gaya inovatif dan menantang genrenya. Dengan album debut mereka 'Are You Experienced?' dirilis pada tahun 1967, Hendrix dengan cepat mencapai kesuksesan internasional, dengan hits seperti 'Hey Joe,' 'Purple Haze,' dan 'Foxy Lady,' yang menampilkan pendekatannya yang unik terhadap gitar. Namun, pertunjukan live-nya yang menggemparkan, di mana ia sering membakar instrumennya, yang memperkuat reputasinya sebagai musisi yang benar-benar inovatif dan revolusioner. Pada puncak ketenarannya, film dokumenter ini mengabadikan beberapa pertunjukan live yang benar-benar luar biasa dari festival Isle of Wight pada tahun 1970, di mana penampilan Hendrix tidak kurang dari menakjubkan. Di sinilah ia melepaskan serangkaian solo luar biasa yang menampilkan penguasaan teknisnya atas gitar, karena film dokumenter ini menyoroti kekuatan dan semangat penampilannya. Film dokumenter ini juga mengabadikan beberapa momen intim dengan anggota band dan sesama musisi, yang berbagi kenangan pribadi mereka tentang Hendrix, mengungkapkan karakter yang kompleks dan kreatif yang dilanda tekanan ketenaran dan iblis pribadi. Kita mendengar dari Eric Clapton, yang mengenang saat pertama kali bertemu Hendrix di London, dan bagaimana mereka berbagi hasrat untuk musik blues, serta Mitch Mitchell, drummer Jimi yang berbakat, yang berbagi cerita tentang waktunya di jalan bersama Hendrix. Saat film dokumenter bergerak menuju kesimpulan yang menyedihkan tentang kehidupan Hendrix, ia menunjukkan bagaimana tekanan ketenaran, dikombinasikan dengan perjuangannya dengan kecanduan dan hubungan pribadi, akhirnya memakan korban. Setelah pertunjukan yang membawa malapetaka di festival Monterey Pop pada tahun 1967, di mana Jimi terkenal membakar gitarnya, dan serangkaian peristiwa tragis, ia akan menemui ajalnya yang terlalu cepat pada September 1970. Setelah kematiannya, warisan Hendrix terus tumbuh, dengan musiknya memengaruhi generasi musisi, dari Pink Floyd hingga Led Zeppelin dan Eric Clapton sendiri. Film dokumenter ini berakhir dengan nada yang menyentuh, dengan Eric Clapton merenungkan kekuatan abadi musik Hendrix, dan bagaimana gaya bermainnya yang inovatif terus menginspirasi generasi musisi baru. Melalui kekuatan pertunjukan live-nya, wawancara dengan orang-orang terdekatnya, dan kekuatan musik inovatifnya, film dokumenter ini mengabadikan potret abadi dari legenda rock 'n' roll yang meninggalkan jejak abadi di dunia musik.
Ulasan
Rekomendasi
