Landline

Landline

Plot

Dalam film komedi satir Landline, Ted Gout, seorang eksekutif hubungan masyarakat berusia pertengahan 30-an, menemukan dirinya berada di persimpangan jalan dalam hidup dan kariernya. Titik baliknya terjadi ketika ia ditolak promosi yang telah lama diidam-idamkan di agensi periklanan tempat ia bekerja - posisi yang akhirnya diserahkan kepada seorang pendatang baru muda yang karismatik bernama Adam, yang baru lulus kuliah. Kenaikan Adam yang meroket ke puncak sebagian besar disebabkan oleh kemahirannya dalam menangani media sosial dan teknologi, yang membuat taktik PR kuno Ted menjadi usang. Penolakan Ted membuatnya mengalami keraguan diri, menyebabkan dia mempertanyakan tidak hanya nilai profesionalnya tetapi juga identitas pribadinya. Untuk mengatasi hilangnya status dan momentum, Ted menggunakan cara komunikasi kuno - telepon rumah, kliping koran cetak, dan percakapan tatap muka - sebagai bentuk terapi. Dia menjadi terpesona dengan dunia retro, sering bernostalgia tentang masa lalu dan 'masa lalu yang indah.' Saat Ted menggali lebih dalam nostalgia, dia mulai melihat hidupnya sebagai serangkaian peluang yang terlewatkan dan harapan yang tidak terpenuhi. Dia mulai bertanya-tanya apakah dia hanya mencoba untuk berpegang pada era yang sudah lewat daripada bergerak maju seiring waktu. Sementara itu, suaminya, Henry, seorang individu yang sama karismatik dan paham teknologi, tetap mendukung petualangan nostalgia Ted, hanya untuk menjaga semangat suaminya. Saat Ted berjuang untuk menerima kenyataan barunya, sekelompok teman, termasuk Lisa, seorang rekan kerja yang cerdas, dan Jamie, teman dan orang kepercayaan Adam, bergabung dalam narasi. Perspektif mereka menawarkan wawasan tentang kesengsaraan profesional Ted, mengejek metode kunonya dan tantangan yang dihadapinya di lingkungan kerja yang berubah dengan cepat. Namun, ketika Lisa berbagi dengan Ted bahwa dia telah menemukan kedamaian dalam kehidupan analog dengan memutuskan hubungan dengan dunia digital sama sekali, dia menjadi termotivasi untuk mengikuti teladannya. Bersama-sama, mereka dan teman-teman mereka memulai misi untuk memutuskan hubungan dari dunia digital dan berhubungan kembali dengan kehidupan sesuai dengan ketentuan mereka sendiri. Saat mereka melepaskan ketergantungan mereka pada teknologi dan membenamkan diri dalam dunia yang lebih sederhana dan lebih nyata, mereka mulai menemukan kembali aspek diri mereka yang mengira telah hilang selamanya. Penjelajahan Ted ke dalam kehidupan analog akhirnya membawanya untuk menyadari bahwa ini bukan tentang menolak modernitas sepenuhnya tetapi tentang menemukan keseimbangan dan merangkul manfaat dari setiap dunia. Dia memahami bahwa teknologi tidak diragukan lagi telah mengubah cara orang berkomunikasi dan berinteraksi tetapi juga mengakui pentingnya hubungan tatap muka dan sentuhan manusia. Sementara itu, persaingannya dengan Adam mengalami perubahan yang mengejutkan ketika eksekutif yang lebih muda mulai mempertanyakan ketergantungannya sendiri pada teknologi. Dia mulai melihat batasan dari kemampuan digitalnya dan, dalam sebuah transformasi yang mengharukan, mulai terhubung dengan orang-orang di sekitarnya pada tingkat yang lebih otentik. Landline dengan mahir menyindir dunia modern dan kondisi manusia, mengeksplorasi tema-tema identitas, keterputusan, dan pencarian makna di dunia tempat orang semakin bergantung pada teknologi. Naskah film yang cerdas dan dialog yang jenaka menyoroti absurditas kehidupan di era digital, mengingatkan pemirsa bahwa hubungan sejati dan pemahaman manusia dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga - sering kali dengan melihat ke belakang atau hanya dengan mematikan. Pada akhirnya, Landline mengingatkan kita bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk menilai kembali dan mendefinisikan kembali diri kita sendiri, merangkul baik dunia modern maupun masa-masa sederhana yang kita tinggalkan. Saksikan Landline dan temukan kembali kebahagiaan dalam kesederhanaan!

Landline screenshot 1
Landline screenshot 2

Ulasan