Lee

Plot
Film 'Lee' berkisah tentang kehidupan luar biasa Elizabeth "Lee" Miller, seorang model, fotografer, dan koresponden perang kelahiran Amerika yang namanya melambung di awal abad ke-20. Lahir pada tahun 1907, Lee memulai karirnya sebagai model, yang akhirnya mendapatkan pengakuan atas fitur wajahnya yang mencolok dan penampilannya yang androgini. Penampilan dan fleksibilitasnya yang mencolok membuka jalannya ke dunia fesyen, saat ia menjadi salah satu model paling dicari pada masanya, bergaul dengan fotografer dan seniman terkemuka di era tersebut. Seiring berkembangnya karir modeling Lee, begitu pula hasratnya terhadap seni dan fotografi. Dia mulai bereksperimen dengan kameranya, mengasah keterampilannya dan akhirnya beralih menjadi fotografer untuk publikasi terkenal seperti majalah Vogue. Bakat dan dedikasinya memungkinkannya untuk berkolaborasi dengan fotografer dan editor terkenal, termasuk Edward Steichen, yang kemudian menjadi tokoh berpengaruh dalam hidupnya. Film ini mengalihkan fokus narasinya selama Perang Dunia II, ketika Lee memulai perjalanan yang mengubah hidup untuk meliput perang untuk Vogue. Sebagai koresponden perang, dia menjelajah ke parit-parit Eropa yang dilanda perang, mendokumentasikan peristiwa dari garis depan dan sering kali menempatkan dirinya di tengah bahaya. Sikapnya yang tak kenal takut dan tekadnya yang tak tergoyahkan membuatnya menonjol sebagai koresponden wanita perintis, memecah batasan sosial dan menginspirasi generasi baru jurnalis. Hubungan Lee yang paling signifikan terjalin selama periode yang menantang dalam hidupnya ini. Dia bertemu Martin Moore, suami pertamanya, yang akhirnya dia tinggalkan untuk sesama seniman dan model seniman, Roland Penrose, seorang seniman surealis Inggris. Dalam diri Roland, Lee menemukan teman kreatif dan intelektual yang menghargai semangat petualang dan kecenderungan artistiknya. Sepanjang film, kehidupan sutradara dan aktor, Elizabeth 'Lee' Miller, digambarkan secara utuh dengan memasukkan hubungan yang bergejolak, hasrat artistik, dan yang paling penting pengalamannya sebagai koresponden perang. Pengalaman Lee bukannya tanpa tantangan, karena film tersebut menggambarkan kesulitan dan kengerian yang dia saksikan selama waktunya meliput perang. Namun, itu juga menunjukkan bagaimana waktunya di zona perang mengubahnya, saat dia mendapatkan kedewasaan dan ketenangan, muncul sebagai salah satu fotografer yang paling dihormati di generasinya. Selain pengalamannya sebagai koresponden perang, film ini menyoroti evolusi artistik Lee dan cara dia menavigasi identitasnya yang kompleks sebagai fotografer, model, dan wanita di industri yang didominasi pria. Film ini menyinggung cara dia menavigasi hubungan dan ekspektasi sosial yang terkait dengan profesinya, menyoroti ketegangan sosial dan pribadi yang menyertai kesuksesannya. Saat menjelajahi kehidupan Lee, film ini menyelidiki era yang bergejolak yang dia jalani, dari Roaring Twenties hingga dampak dahsyat dari Perang Dunia II. Saat perang berakhir, kehidupan Lee selamanya berubah, membuatnya bergulat dengan realitas pahit yang dia saksikan di medan perang. Terlepas dari tantangan ini, semangatnya yang tak tergoyahkan dan dedikasinya pada keahliannya membuka jalan bagi generasi fotografer wanita, seniman, dan koresponden perang yang akan mengikuti jejaknya. Film ini menampilkan kehidupan Lee yang luar biasa sebagai bukti ketahanan dan tekad. Saat dia menavigasi kompleksitas cinta, karir, dan identitas, perjalanannya membawa penonton pada eksplorasi yang menawan tentang kehidupan wanita luar biasa ini, yang untuk selamanya mengukuhkan tempatnya dalam sejarah sebagai fotografer dan koresponden perang perintis.
Ulasan
Rekomendasi
