Lewis Capaldi: Bagaimana Perasaanku Sekarang

Plot
Film dokumenter "Lewis Capaldi: Bagaimana Perasaanku Sekarang" menawarkan pandangan tulus ke dalam kehidupan penyanyi-penulis lagu Skotlandia, Lewis Capaldi. Film ini membawa audiens dalam perjalanan yang sangat pribadi saat mencatat suka dan duka dari ketenarannya yang meroket. Lahir di Glasgow pada tahun 1996, kecintaan Capaldi pada musik dimulai pada usia muda. Dia adalah seorang pianis otodidak yang mulai menulis lagu saat remaja. Terlepas dari bakat mentahnya, Lewis berjuang untuk membuat nama untuk dirinya sendiri di industri musik. Baru setelah penampilan viral uniknya dari 'Ol' 55' karya Tom Waits di kompetisi Open Mic UK pada tahun 2012, di mana ia memukau para juri dan penonton dengan suara penuh perasaannya dan pertunjukan emosionalnya, bola itu mulai menggelinding. Film dokumenter ini menggali tahun-tahun pembentukan karier Lewis, menampilkan hari-hari awalnya mengamen di jalan-jalan London dan tur dengan berbagai band untuk memenuhi kebutuhan. Semangat Capaldi yang tak tergoyahkan untuk keahliannya, terlepas dari kemunduran dan penolakan yang dihadapinya, bersinar dalam film tersebut. Dia menceritakan hari-hari sulit ketika dia harus bekerja beberapa pekerjaan paruh waktu untuk mencari nafkah sambil mengejar mimpinya menjadi seorang penyanyi-penulis lagu. Terobosan Capaldi datang pada tahun 2017 dengan album debutnya 'Divinely Uninspired to a Hellish Extent.' Namun, single 2018-nya 'Someone You Loved', sebuah balada pedih yang mengeksplorasi tema-tema kesedihan dan patah hati, yang melambungkannya menjadi bintang global. Lagu tersebut menduduki puncak tangga lagu Inggris dan akhirnya mencapai posisi teratas di banyak negara, melambungkan Lewis menjadi ketenaran internasional. Seiring berjalannya waktu, Lewis menjadi sensasi semalam, tampil di pertunjukan yang terjual habis dan berkolaborasi dengan artis-artis terkemuka. Namun, ketenaran membawa bagian tantangannya sendiri. Lewis menavigasi tekanan industri musik, berurusan dengan pengawasan media dan beban ekspektasi publik. Terlepas dari ini, ia tetap berkomitmen untuk tetap setia pada seninya, mengambil risiko, dan mendorong batas-batas musiknya. Film ini menampilkan hubungan unik Capaldi dengan ibunya yang setia, yang dukungannya yang tak tergoyahkan telah menjadi kekuatan pendorong yang signifikan di balik kesuksesannya. Ikatan mereka sangat menyentuh ketika Lewis berbagi kerentanan dan perjuangan batinnya dengan audiensnya, menawarkan sekilas ke dalam kompleksitas kepribadiannya. Salah satu aspek yang paling menarik dari film dokumenter ini adalah melihat proses Lewis saat menciptakan musik baru. Pemirsa dibawa dalam perjalanan saat dia menavigasi emosinya, menuangkan isi hatinya di halaman, dan membuat lagu-lagu yang menangkap esensi pengalamannya. Intensitas dan kedalaman proses kreatifnya menawan, menawarkan sekilas ke dalam pikiran seorang seniman sejati. Sepanjang film, Lewis ditemani oleh sejumlah teman dekat, anggota keluarga, dan kolaborator, memberikan perspektif multifaset tentang kehidupannya sebagai seorang seniman. Individu-individu ini menawarkan wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan Lewis, berbagi cerita tentang kebangkitannya menjadi terkenal dan pengalamannya di industri musik. "Lewis Capaldi: Bagaimana Perasaanku Sekarang" adalah eksplorasi intim dan sangat pribadi dari kehidupan seorang seniman muda berbakat. Film dokumenter ini memberikan pandangan langka ke dunia sensasi pop, menawarkan pemahaman yang bernuansa tentang suka dan duka ketenaran, perjuangan dan kemenangan kreativitas, dan kekuatan musik yang abadi untuk melampaui batas-batas kehidupan kita. Saat film dokumenter berakhir, Lewis berbagi pemikirannya tentang apa artinya berada di puncak kariernya. Terlepas dari kesuksesan dan pemujaan para penggemarnya, ia tetap rendah hati dan membumi, memahami sifat ketenaran yang fana dan relevansi seninya yang abadi. "Bagaimana Perasaanku Sekarang" adalah bukti bakat Lewis Capaldi yang tak terbatas, dan pengingat yang kuat akan dampak yang dapat ditimbulkan musik pada kehidupan kita.
Ulasan
Rekomendasi
