Maborosi

Maborosi

Plot

Maborosi, sebuah film yang mengharukan dan bersahaja karya sutradara Jepang Hirokazu Kore-eda, menceritakan kisah hidup seorang wanita muda yang selamanya diubah oleh serangkaian peristiwa tragis. Film ini adalah eksplorasi yang menggugah pikiran tentang kesedihan, kehilangan, dan pencarian manusia akan makna di dunia yang tampaknya acuh tak acuh. Cerita ini berpusat pada Yukiko (diperankan oleh Makiko Esumi), seorang wanita muda yang menjalani kehidupan sederhana dan bersahaja di sebuah kota kecil di Jepang. Dia berbagi rumah dengan suaminya, Tatsuya, dan seorang putri kecil. Namun, keberadaan damai mereka terganggu ketika Tatsuya tiba-tiba menghilang, meninggalkan Yukiko sendirian dan dipenuhi dengan rasa kehilangan yang tak terpahami. Kepergian Tatsuya membuat Yukiko dalam keadaan syok, dan dia tidak dapat memahami alasan di balik keputusannya untuk pergi. Polisi setempat, yang dipanggil untuk menyelidiki, tidak menemukan petunjuk atau penjelasan atas tindakan menghilangnya Tatsuya, yang hanya menambah misteri dan kebingungan seputar kejadian tersebut. Saat Yukiko berjuang untuk menerima kehilangannya, dia ditinggalkan untuk merawat putri kecilnya, Chieko, yang masih berusaha memahami mengapa ayahnya tidak lagi hadir dalam kehidupan mereka. Ketidakhadiran Tatsuya menciptakan kekosongan dalam kehidupan Yukiko dan Chieko, dan mereka terpaksa beradaptasi dengan realitas baru tanpa pria yang mereka cintai. Pencarian Yukiko akan makna dan tujuan membawanya untuk menghadiri prosesi pemakaman seorang wanita muda yang, seperti suaminya, telah meninggal dunia secara tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan. Di pemakaman, dia melihat wanita yang berduka lainnya, Haruki, yang diliputi kesedihan. Pertemuan dengan Haruki memicu hubungan antara kedua wanita tersebut, dan mereka mulai saling mengunjungi secara teratur untuk berbagi cerita dan perjuangan mereka. Melalui percakapannya dengan Haruki, Yukiko menyadari bahwa dia tidak sendirian dalam rasa sakitnya dan bahwa orang lain telah mengalami trauma dan kehilangan serupa. Pengalaman Haruki, meskipun berbeda dari Yukiko, menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang emosi kompleks yang menyertai kehilangan. Yukiko mulai menemukan hiburan dalam persahabatan barunya, yang memberinya rasa nyaman, persahabatan, dan, pada akhirnya, penyembuhan. Seiring berjalannya cerita, Kore-eda menyajikan eksplorasi yang bernuansa dan introspektif tentang pengalaman manusia tentang kesedihan dan kehilangan. Dia dengan terampil menyampaikan emosi Yukiko dan Chieko tanpa menggunakan melodrama atau sentimentalitas, menciptakan pengalaman sinematik yang sangat mengharukan dan sangat beresonansi. Judul film, Maborosi, yang diterjemahkan menjadi "bisikan angin" dalam bahasa Inggris, adalah metafora pedih untuk kehadiran angin yang lembut namun tidak dapat dijelaskan, yang tampaknya membawa bisikan orang yang meninggal. Metafora ini berfungsi sebagai pengingat bahwa bahkan dalam menghadapi ketidakpastian dan kehilangan, ada hubungan yang mendalam antara yang hidup dan yang mati, hubungan yang dapat dirasakan tetapi tidak dapat dilihat. Sinematografi dalam Maborosi dicirikan oleh kesederhanaan dan pengekangannya, seperti halnya emosi Yukiko. Visualnya bersahaja tetapi kuat, sering kali mengandalkan cahaya alami dan pengambilan gambar lokasi untuk menciptakan lanskap sinematik yang otentik dan puitis. Panning dan tracking shot kamera yang lembut menangkap momen-momen hening dan introspektif antara para karakter, menambah kesan kehalusan dan pengekangan secara keseluruhan. Pada akhirnya, Maborosi adalah film tentang pencarian manusia akan makna dalam menghadapi peristiwa yang tidak dapat dijelaskan dan tidak terkendali. Melalui kisah Yukiko dan Haruki, Kore-eda mengundang penonton untuk merefleksikan pengalaman kehilangan mereka sendiri dan untuk mempertimbangkan emosi kompleks dan hubungan mendalam yang mengelilingi kita semua.

Maborosi screenshot 1
Maborosi screenshot 2
Maborosi screenshot 3

Ulasan

Rekomendasi