Nenek-nenek

Plot
Di lingkungan Italia-Amerika di Brooklyn, sebuah kisah pedih dan mengharukan terungkap dalam film "Nenek-nenek." Protagonisnya, Jack, seorang pengusaha muda dan ambisius, baru saja kehilangan ibunya, seorang ibu rumah tangga yang berdedikasi yang memainkan peran penting dalam membentuk hidupnya. Kepergiannya meninggalkan kekosongan yang menganga dalam kehidupan Jack, dan ia menemukan hiburan dalam tradisi kuliner yang dengan penuh kasih diturunkan ibunya kepadanya. Saat Jack menavigasi kompleksitas kesedihan, ia memutuskan untuk membuka restoran Italia untuk menghormati ingatan ibunya. Namun, ini bukanlah restoran biasa. Ia berniat merekrut tim "nenek-nenek" – nenek-nenek Italia – untuk menjadi koki, membawa serta resep otentik, teknik memasak, dan kehangatan yang mendefinisikan pengalaman kuliner Italia. Visi Jack dipicu oleh kenangan ibunya, yang sering berbicara dengan penuh kasih tentang neneknya sendiri, yang akan berkumpul di dapur untuk menyiapkan makanan lezat yang menjadi landasan identitas budaya keluarga. Ia membayangkan sebuah restoran tempat cinta, perhatian, dan tradisi para nenek ini dipamerkan sepenuhnya, mengangkut pelanggan ke jantung Italia. Untuk mewujudkan mimpinya, Jack memulai misi untuk menemukan nenek-nenek yang sempurna. Dia melakukan perjalanan ke seluruh Italia, mengunjungi kota-kota kecil dan desa-desa, mencari wanita dengan keterampilan memasak yang luar biasa dan semangat untuk berbagi tradisi kuliner mereka. Ini bukan hanya tentang menemukan juru masak berbakat; Jack sedang mencari wanita yang mewujudkan kehangatan, kemurahan hati, dan cinta yang diwujudkan ibunya. Saat Jack memilih tim nenek-neneknya, ia bertemu dengan beragam kelompok wanita berkemauan keras, keras kepala, dan penuh gairah, masing-masing dengan kisah, bakat, dan kebiasaan unik mereka. Ada Gina, seorang nenek dari Napoli yang garang dan kurang ajar yang membuat adonan pizza paling lembut dan saus pasta paling lembut; Rosa, seorang nenek yang manis dan lembut dari Tuscany yang berspesialisasi dalam hidangan tradisional seperti ribollita dan pappardelle; dan Francesca, seorang nenek yang lincah dan ramah dari Roma yang menyulap carbonara dan amatriciana yang paling menggiurkan. Saat para nenek menetap di dapur baru mereka, ketegangan meningkat, dan perbedaan budaya menjadi jelas. Beberapa nenek ragu-ragu untuk beradaptasi dengan dapur modern dan tuntutannya, sementara yang lain berjuang dengan kendala bahasa dan lingkungan yang tidak dikenal. Jack harus menavigasi tantangan-tantangan ini, menggunakan kreativitas dan akalnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan para nenek dan mewujudkan visinya. Sepanjang film, hubungan antara Jack dan para nenek berkembang saat mereka belajar dari dan saling menginspirasi. Para nenek mengajari Jack tentang nilai keluarga, tradisi, dan komunitas, sementara Jack berbagi dengan mereka semangatnya untuk inovasi dan kewirausahaan. Saat mereka bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman bersantap yang otentik dan menarik bagi selera modern, dapur restoran menjadi ruang saling menghormati, kepercayaan, dan pengertian. Para pelanggan restoran awalnya skeptis tentang konsep dapur yang dipimpin nenek, tetapi saat mereka mencicipi hidangannya, mereka mengalami keajaiban yang telah diciptakan oleh visi Jack. Saus pasta lebih kaya, kerak pizza lebih renyah, dan risotto, ilahi. Restoran menjadi hit, menarik pecinta kuliner, keluarga, dan pelancong dari seluruh dunia yang mendambakan cita rasa asli dan keramahan hangat Italia. Saat restoran berkembang, kenangan Jack tentang ibunya terus bersinar dalam bentuk resep kesayangannya, tradisi dapur, dan cinta yang bersinar lebih terang setiap hari yang berlalu. Dia mulai menemukan hiburan dalam perjalanan, menyadari bahwa restoran itu bukan hanya penghormatan kepada ingatan ibunya tetapi juga perayaan budaya dan orang-orang yang telah membentuk hidupnya yang dinamis. Melalui kisah Jack, film ini menyoroti kekuatan makanan untuk menyatukan orang, menciptakan rasa komunitas dan hubungan yang melampaui batas dan generasi. Saat hidangan para nenek terus memikat para pelanggan, restoran Jack menjadi suar harapan dan ketahanan, membuktikan bahwa bahkan di tengah kesedihan, cinta dan tradisi dapat menjadi katalisator terbesar untuk pertumbuhan, kreativitas, dan koneksi.
Ulasan
Sophie
Italians and Chinese are quite alike. After the passing of a loved one, being able to taste the dishes they once made can bring immense emotional satisfaction through the memories evoked by the flavors. After his mother's death, the protagonist wants to do something to honor her memory and alleviate his loneliness. So, he decides to open a restaurant, hiring grandmothers ("Nonnas") to cook, focusing solely on homely, traditional dishes. But even the best wine needs advertising, and the restaurant nearly fails due to a lack of customers. The protagonist's desperate gamble turns the situation around. The film is based on a true story, and the restaurant has been open for over a decade, with a constant stream of diners.
Oliver
The taste of Nonnas, the taste of home. When it comes to memories of love, the taste buds know best.
Samuel
You can never have too many heartwarming food stories, and Stephen Chbosky is clearly comfortable in his element. Vince Vaughn, who's been branching out into diverse roles lately, does his best to carry his character. However, one can't help but wonder why Netflix invested so much in a project that feels unremarkable. The predictable plot progression offers no surprises. Despite being based on a true story, the movie struggles to justify the protagonist's overzealous determination and its consequences. Furthermore, the four grandmothers had potential…
April
Let Nonnas cook you up a slice of Italian-American goodness!
Rekomendasi
