Out of My Mind

Out of My Mind

Plot

Melody Brooks, seorang siswi kelas enam dengan cerebral palsy, menavigasi dunia yang penuh tantangan dan seringkali membuat frustrasi yang tidak dirancang untuknya. Dia bergantung pada kursi roda untuk mobilitas dan berkomunikasi terutama melalui perangkat khusus yang memungkinkannya menyampaikan pikiran dan perasaannya, tetapi tidak secara verbal. Terlepas dari keterbatasan fisiknya, Melody memiliki pikiran yang tajam dan cerdas yang ingin sekali membebaskan diri dari penghalang yang membatasinya. Kehidupan Melody adalah kehidupan isolasi dan kesepian, sebagian besar karena kurangnya pemahaman dan empati dari orang-orang di sekitarnya. Gurunya sering mengabaikannya atau berbicara kepadanya seolah-olah dia seorang anak kecil, alih-alih seorang siswa yang cerdas dan cakap. Teman-teman sekelasnya sama-sama meremehkan, jarang berinteraksi dengannya selain senyuman sesekali dan sikap ramah. Melody merasa terjebak dalam tubuh yang bukan miliknya sendiri, dan rasa frustrasinya mencapai titik didih saat dia menyaksikan teman-temannya berpartisipasi dalam kegiatan dan kelas yang tidak diizinkan untuk dia ikuti. Semuanya berubah ketika seorang pendidik muda, Susannah Simmons, tiba di sekolah Melody. Susannah adalah seorang guru pendidikan khusus yang dinamis dan antusias yang menyadari potensi Melody dan menolak untuk mengabaikannya karena disabilitasnya. Dia melihat melampaui keterbatasan fisik Melody dan mengakui kecerdasan, kreativitas, dan semangatnya untuk belajar. Susannah memperkenalkan Melody pada menulis, sebuah kegiatan yang memungkinkannya untuk mengekspresikan dirinya dengan cara yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Partisipasi Melody di kelas menulis adalah titik balik dalam hidupnya. Dengan setiap hari yang berlalu, dia menjadi lebih percaya diri dan ekspresif, menuangkan pikiran dan emosinya ke halaman. Tulisannya mengungkapkan pikiran yang tajam dan jeli, penuh humor dan kecerdasan. Susannah menyadari bahwa tulisan Melody bukan hanya cerminan dari kecerdasannya, tetapi juga dari perspektif uniknya tentang dunia. Seiring Melody tumbuh lebih percaya diri dalam tulisannya, Susannah mulai mengadvokasi inklusinya dalam kelas reguler. Peralihan Melody ke kelas reguler bukannya tanpa tantangan. Teman-teman sekelas dan gurunya sering bingung dengan kehadirannya, tidak yakin bagaimana menanggapi atau berinteraksi dengannya. Beberapa meremehkan atau menggurui, melihat Melody sebagai siswa "berkebutuhan khusus" yang harus dipisahkan dari yang lain. Namun, Susannah berdiri teguh, menolak untuk membiarkan Melody terpinggirkan atau dikecualikan. Saat Melody berpartisipasi dalam kelas reguler, dia menghadapi berbagai reaksi dari teman-temannya. Beberapa menerima dan antusias, bersemangat untuk belajar dari perspektifnya yang unik. Yang lain menolak atau memusuhi, tidak nyaman dengan kehadiran Melody dan tidak bersedia menyesuaikan harapan mereka. Tulisan Melody dan advokasi Susannah memberikan jendela ke dunianya, membantu teman-teman sekelasnya untuk melihat melampaui disabilitasnya dan mengenalinya sebagai siswa yang cerdas dan cakap. Melalui pengalamannya, Melody mulai memahami pentingnya advokasi diri dan ekspresi diri. Dia belajar untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan preferensinya, untuk membela dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan. Tulisannya menjadi alat yang ampuh, memungkinkannya untuk mengekspresikan pikiran dan emosi yang mungkin tidak terucapkan. Kepercayaan diri dan kemandirian Melody tumbuh dengan setiap hari yang berlalu, saat dia mulai melihat dirinya sebagai siswa yang cakap dan berprestasi. Hubungan yang Melody jalin dengan teman-teman sekelas dan gurunya bersifat transformatif, membantunya untuk melihat bahwa dia tidak sendirian dalam perjuangan atau keberhasilannya. Susannah menjadi mentor dan sekutu, mendukung Melody saat dia menavigasi kompleksitas pendidikannya. Bersama-sama, mereka menghadapi tantangan dan kesalahpahaman yang sering mengelilingi siswa dengan disabilitas, mengadvokasi pemahaman dan inklusivitas yang lebih besar. Pada akhirnya, kisah Melody adalah kisah pemberdayaan dan harapan. Pengalamannya menggambarkan pentingnya mengenali dan merayakan kontribusi unik siswa dengan disabilitas. Tulisan dan advokasi Melody menginspirasi teman-temannya untuk melihat melampaui prasangka mereka, untuk terlibat dengan dan belajar dari individu yang sering terpinggirkan atau dikecualikan. Saat Melody menemukan suaranya dan tempatnya di dunia, dia mengingatkan kita bahwa apa yang ingin kita katakan memang lebih penting daripada bagaimana kita mengatakannya.

Out of My Mind screenshot 1
Out of My Mind screenshot 2
Out of My Mind screenshot 3

Ulasan

Rekomendasi

Fiona-ku
2021
8.3
Funny
2021
10.0
Dear Jinri
2023
8.2
Endeavour
2012
9.0
Rabbit
2018
10.0